SPA: KKMI Resmi Regenerasi

24 Jul 2010
TRIPOLI, Jumat (23/07), tepat pukul 20.00 waktu Tripoli, Sidang Permusyawaratan Anggota (SPA) KKMI secara resmi ditutup. Acara tahunan ini merupakan penutup dari seluruh program organisasi selama satu periode jabatan. Bertujuan sebagai evaluasi akhir serta regenerasi kepengurusan, SPA telah mengagendakan beberapa hal keorganisasian sejak tiga hari kemarin, Selasa, (20).

Bertempat di gedung Nadi Karate, Kampus Kuliyah Dakwah Islamiyah, sidang pertama kali dibuka oleh ketua MPA, Kusworo Nursidik yang dilanjutkan dengan pembahasan tatib serta laporan pertanggungjawaban Dewan Pengurus Inti (DPI) dan Lembaga Amil Zakat, Infak dan Sedekah (LAZIS).

Setelah sempat sedikit tegang, dari hasil rapat sidang, dinyatakan bahwa LPJ DPI dan LAZIS periode 2009/2010 diterima secara bersyarat. Sidang menetapkan agar DPI dan LAZIS melengkapi seluruh data yang masih kurang serta merevisi redaksi laporannya.

Pada hari kedua, Rabu (21), agenda pemilu ketua KKMI periode 2010-2011 yang diadakan di basement 209 juga dapat berjalan lancar. Meski sedikit berbeda dari sistem pemilu pada tahun-tahun sebelumnya, warga KKMi terlihat cukup antusias untuk memberikan suaranya kepada calon yang didukungnya. Hal ini terbukti dengan hamper 96% menggunakan hak pilihnya dari jumlah total pemilih yang mencapai 111 orang.

Untuk hasil pemilu, suara terbanyak diperoleh oleh Sdr. Miftahur Risal dengan jumlah mencapai 49 suara, disusul Sdr. Rahmat Arafah: 47, Syamsul Haq: 8 dan abstain: 2. Dengan ini, Risal resmi terpilih sebagai ketua KKMI untuk periode 2010/2011 ke depan.

Sedangkan untuk pemilihan presidium sidang dan MPA diadakan pada hari ketiga, kamis (22), dengan keputusan Sdr. Sidiq Nugroho, Jiana Ikmal Ma’asyi, Joko hariadi, Idris Sholeh, Lc, Syamsudin, Lc, Kusworo Nursidik dan Nuryadi sebagai anggota MPA terpilih.

Pada hari terakhir, Jum’at (23), sidang mengagendakan pembahasan Garis-garis Besar Program Kerja (GBPK) serta rekomendasi organisasi. sidang ini merekomendasikan adanya penataan dan pendataan oleh KKMI terhadap kegiatan-kegiatan organisasi non KKMI yang berada di kampus disamping itu, m engenai badan LAZIS ditetapkan agar dibahas dengan pihak KBRI Tripoli. (ad)
Selanjutnya....

Laporan Hasil Workshop I-4 Cairo

18 Jul 2010
LAPORAN HASIL WORKSHOP DAN SOSIALISASI
IKATAN ILMUWAN INDONESIA INTERNASIONAL (I-4)
WILAYAH TIMUR TENGAH DAN AFRIKA

Cairo, Ahad-Senin, 11-12 Juli 2010

A. PENDAHULUAN

Alhamdulillahi Rabbil 'Alamin, acara Workshop dan Sosialisasi Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I-4) Wilayah Timur Tengah dan Afrika telah terselenggara pada tanggal 11 - 12 Juli 2010 di Cairo, atas kerjasama Perwakilan Wilayah (I-4) Timur Tengah dan Afrika dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Cairo.

Workshop dan Sosialisasi dimaksudkan sebagai forum konsolidasi organisasi agar tercipta persepsi dan komitmen bersama dalam rangka mendukung tercapainya cita-cita luhur pembentukan Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I-4). Disamping itu, kegiatan ini juga ditujukan sebagai upaya untuk mencari jalan keluar dari dua persoalan yang kini menjadi perhatian masyarakat Indonesia khususnya dan masyarakat Internasional umumnya, yaitu Terorisme dan Perdagangan Manusia (Human Traficking).

Workshop dan Sosialisasi dihadiri oleh para delegasi Ilmuwan dan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) dari negara-negara Timur Tengah, Asia Selatan, dan Afrika yang meliputi Mesir, Syiria, Maroko, Libanon, Sudan, Turki, Libya, Yaman, India, Iran, Jordan. Di samping itu, tururt hadir juga dalam acara ini para ilmuwan local dari Mesir, dan para ilmuwan peneliti dari Rusia, Swedia, Perancis, Singapura, Belanda, dan para tokoh dari Indonesia.

B. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Setelah melalui serangkaian pembahasan yang mendalam terhadap materi-materi pokok Workshop, maka para peserta menyimpulkan dan merekomendasikan hal-hal sebagai berikut:

Keorganisasian:
Mengingat pentingnya kedudukan organisasi I-4
1. Perlunya pengukuhan terhadap Perwakilan-perwakilan Wilayah I-4 berikut negara-negara cakupannya di seluruh dunia
2. Perlunya menetapkan sebuah aturan organisasi yang definitif sebagai pedoman pelaksanaan aktivitas keorganisasian I-4
3. Perlunya melakukan pendataan akurat terhadap para ilmuwan Indonesia di seluruh dunia dan mendorong mereka bergabung dalam keanggotaan I-4
4. Perlunya merumuskan sebuah mekanisme penyaluran aspirasi dan rekomendasi dalam berbagai bidang sebagai bentuk kontribusi anggota I-4 dalam reformasi nasional
5. Mendorong Pemerintah memperhatikan usulan, saran, dan kontribusi positif para ilmuwan Indonesia di seluruh dunia dalam mengambil kebijakan strategis demi kepentingan nasional.

Radikalisme dan Terorisme
Para peserta menyadari bahwa persoalan radikalisme dan terorisme sangat kompleks dan membutuhkan kerja sama seluruh pihak untuk menanggulaginya. Namun demikian, peserta memandang perlu memberi rekomendasi sebagai berikut:

1. Menumbuhkan budaya demokrasi di semua elemen masyarakat, sehingga setiap inisiatif atau usulan disampaikan dan diperjuangkan melalui instrumen demokrasi.

2. Menanamkan sikap toleran dan menghargai keragaman, karena perbedaan dalam agama, pemikiran, sikap, kultur, dan budaya adalah natural.

3. Mendorong Pemerintah dan seluruh elemen masyarakat untuk memberi kesempatan seluas-luasnya, serta mendorong dengan sungguh-sungguh, kepada model keagamaan yang toleran, yang selaras dengan kebhinekaan budaya Indonesia.

4. Menjadikan dialog dan silaturrahmi nasional sebagai agenda bangsa untuk menghindari ketarasingan satu kelompok tertentu, dan tidak terakomodirnya kepentingan-kepentingan kelompok tersebut.

5. Mendorong Pemerintah Indonesia turut berperan aktif dalam penegakan keadilan di dunia internasional, terutama dalam pembebasan suatu bangsa dari penjajahan bangsa lain, karena perampasan hak dan kesewenang-wenangan suatu bangsa atas bangsa lain disinyalir sebagai salah satu faktor berkembanganya radikalisme dan terorisme.

6. Penanggulangan radikalisme dan terorisme hendaknya dilakukan secara trasparan dengan menggunakan bukti-bukti yang valid dan objektif, dengan menggunakan prinsip penegakan hukum dan hak asasi manusia.

7. Mendahulukan sifat kemanusiaan dan cinta kasih dari pada tindakan kekerasan dalam mereduksi gerakan radikal dan teror.

8. Melakukan pendataan dan menginformasikan berdasarkan penilaian objektif dan valid mengenai institusi pendidikan di luar negeri yang dapat memberikan pemikiran radikalisme bagi pelajar Indonesia di luar negeri.

9. I-4 mengadakan kajian intensif rutin dalam upaya mengikis pemikiran radikalisme Indonesia.

10. Membuat buku panduan untuk pelajar Indonesia di luar negeri sebagai upaya mengurangi pemikiran radikal.

Human Trafficking

1. Menyediakan informasi terbuka lowongan kerja di luar negeri pada Dinas Tenaga Kerja Daerah khususnya di daerah-daerah yang banyak mengirimkan TKI.

2. Memberantas praktek-praktek perekrutan dan penampungan ilegal calon tenaga kerja ke luar negeri.

3. Meningkatkan pemberdayaan balai-balai latihan kerja/keterampilan guna mempersiapkan bekal keterampilan tenaga kerja yang akan diberangkatkan.

4. Menindak secara tegas para pengerah tenaga kerja yang melakukan pemalsuan dokumen atau tidak melengkapi tenaga kerja dengan perjanjian kerja, sertifikat kesehatan, sertifikat pelatihan 200 jam, dan dokumen lainnya.

5. Menginformasikan data semua tenaga kerja Indonesia yang diberangkatkan ke luar negeri baik kepada Kementerian Luar Negeri RI maupun Perwakilan RI dimana TKI tersebut akan ditempatkan

6. Mendorong organisasi keagamaan untuk membentuk sebuah divisi baru penanganan kekerasan terhadap perdagangan manusia (Human Trafficking) secara nasional, dari level pusat hingga akar rumput

7. Untuk mengurangi kasus trafficking terhadap TKI unskilled labour atau domestic worker di Negara tujuan, ormas-ormas Islam melalui pemerintah atau dengan menggunakan jaringan organsisai Islam se-dunia secara intensif mendesar Negara-negara Timur Tengah untuk melaksanakan rekomendasi Al-Lajnah ad-Daimah li ad-Dirasah al-Ilmiyyah wal Ifta’ (Saudi Arabia), Qitha’ al-Ifta’ (Kuwait), Darul Ifta’ (Mesir) dan lembaga-lembaga fatwa lainnya yang menyerukan perlakuan baik dan perlindungan kepada domestic worker migrant

8. Lewat divisi antri-traffickingnya, ormas Islam Indonesia dapat juga menjalin kerja sama dengan Arab Office of Human Right yang berbasis di Mesir dan mempunyai jaringan di beberapa Negara Arab serta memliki konses mengenai perlindungan buruh migrant

9. Pembinaan keagamaan dan pendampingan para TKI atau masindo secara umum di Negara-negara tujuan atas prakasa KBRI masing-masing Negara tersebut, atau di bawah koordinasi langsung dengan Kementrian Luar Negeri R.I pada even-even Islam atau menyesuaikan even nasional Negara bersangkutan dengan melibatkan sumber daya manusia ormas Islam yang ada di luar atau dalam negeri.

10. Membentuk Satuan Tugas tenaga kerja Indonesia di luar negeri untuk mengkoordinasikan permasalahan ketenagakerjaan di luar negeri.

11. Mengoptimalkan pemeriksaan dokumen sebelum berangkat ke luar negeri dengan pengawasan BNP2 TKI.

12. Grand design untuk pengiriman TKI ke luar negeri menuju pengiriman tenaga kerja Profesional ke luar negeri.

13. Peninjauan kembali kebijaksanaan pengiriman Penata laksana rumah tangga (PLRT) ke Timur Tengah, mengingat tingginya kekerasan yang dialami oleh PLRT.

Disahkan di Cairo
Pada Tanggal 12 Juli 2010


Koordinator Kawasan Timur Tengah & Afrika: Dr. Fadlolan Musyaffa, MA

Sekretaris Jendeeral: Achmad Adhitya, PhD

Selanjutnya....

Liga Daerah KKMI

Pertandingan yang luar biasa!!! Selama dua hari kemarin (16-17/07), Departemen Kesenian dan Olahraga KKMI mengadakan pertandingan mini soccer antar daerah yang dikelompokkan menjadi lima daerah yaitu: Jawa tengah-Jawa timur, Jakarta, Indonesia timur, Jawa barat dan Sumatra.

Pertandingan berlangsung dengan sportif walaupun semuanya berambisi untuk menang. Namun, peraturan harus tetap berlaku bahwa hanya ada satu tim yang bisa menjadi pemenang. Tim Jawa tengah-Jawa timur berhasil menggondol posisi jawara kali ini dengan menyisihkan tim-tim lainnya. Berbagai goal indah telah dicetak oleh Miftahul Risal, Sidiq Nugroho, Zahabi dan Farid.

Tim Indonesia timur merupakan tim terkuat kedua dengan permainan yang cukup cantik dan disusul dengan tim Jawa barat dan Jakarta dengan point yang imbang. untuk tim Sumatra berada dalam urutan terakhir karena sama sekali tidak memperoleh point.

Kemudian untuk top scorer pada event kali ini, disabet oleh Suhandi “udet”, pemain asal Lombok yang tergabung dalam tim Indonesia Timur.

Berikut hasil perolehan poin dari tiap tim:



Jadikanlah olahraga sebagai ajang untuk mempererat ukhuwah. dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Salam olahraga.

Selanjutnya....

Sang Idola

17 Jul 2010

Oleh: H. Anas Mas’udi, Lc

Sejarah suatu tradisi dalam masyarakat, merupakan dialog berkelanjutan antara realitas transenden dan peristiwa terkini di ranah kehidupan dunia. Orang yang beriman akan menyelidiki masa lalu yang disucikan, mencari pelajaran yang dapat berbicara secara langsung dengan kondisi kehidupan. Sebagian besar agama memiliki figure utama atau idola atau uswatun hasanah (dalam bahasa Arab), sebagaimana setiap orang memiliki idola yang dikagumi dan didambakan serta dijadikan teladan dalam bertindak, berekspresi dan berpakaian,

Dalam diri Buddha, kaum Budhis melihat realitas tertinggi Nirwana yang ingin diraih oleh masing-masing mereka. Dalam diri Yesus kaum Kristiani mendedah kehadiran Ilahi sebagai kekuatan kebaikan dan kasih sayang di dunia. Sosok-sosok paradigmatic tersebut mampu menerangi kondisi yang sering kali suram dalam dunia yang penuh cacat ini. (Karen Armstrong: Muhammad Prophet for Our Time).

Sementara kita (muslimin), banyak kita temui dalam masyarakat muslimin dengan beraneka ragam sosok yang dijadikan idola atau figure, entah itu karena belum tahu, atau sudah tahu tapi pura-pura tidak tahu, atau sengaja tidak mau tahu atau memang sebenarnya sudah tahu, tapi lupa akan siapa idola kita (muslimin) sebenarnya?

Tidak dinafikan, dalam diri setiap individu, baik kanak-kanak, remaja, dewasa maupun orang tua, masing-masing mereka mempunyai seseorang yang menjadi idola atau mungkin juga boleh disebut sebagai sang hero.

Sosok figur atau idola itu sendiri –pada dasarnya- akan berubah mengikuti perubahan masa dan usian/ya. Ketika masih kecil, mungkin bapak dan ibu yang menjadi idola, karena memang belum mengenal “dunia luar”. Begitu tumbuh besar, mulai masuk dunia sekolah, lambat laun akan ia temukan idola baru bagi dirinya. Begitu beranjak remaja ia pun mungkin akan merubah idolanya, bisa jadi sang kekas lah idolanya. Demikian, mungkin disebabkan, adanya beberapa kelebihan yang pernah dimiliki sosok yang diidolakannya tadi menurun atau bahkan sirna ditelan masa, yang membuat ratingnya menurun di “dunia” nya.

Kebanyakan remaja sekarang memang suka mengidolakan sosok dari sisi popularitas dan ketenaran serta kekayaan dan kehebatannya. Begitu yang dimiliki sirna, pupuslah gelarnya sebagai “idola”. Lantas adakah sang idola yang sejati, sosok yang bisa diidolakan dari awal sampai ahir hayat seseorang, yang bisa diidolakan dalam setiap ruang gerak kehidupan insan?


****
Arti Idola dan Uswatun Hasanah

Dalam kamus Indonesia-Arab, Arab-Indonesia “Al Bisri”, kata uswatun berarti teladan atau panutan. Sedangkan hasanah, berarti baik. Berarti, uswatun hasanah adalah panutan atau teladan yang baik.
Sementara idola, dalam kamus besar bahasa Indonesia, berarti orang yg dijadikan pujaan. So, uswatun hasanah dan idola mempunyai persamaan makna, yaitu sosok yang bisa dijadikan teladan atau panutan atau pujaan bagi orang lain. Seorang yang mampu menjelmakan ideal-ideal kepercayaan dan keyakinan pada orang lain terhadap dirinya, dan sangat berpengaruh pada kehidupan orang lain, baik secara kelompok maupun individu, ialah yang pantas disebut sebagai seorang figure atau idola.
Sosok Idola Sejati

Untuk mengetahui, siapa sebenarnya yang bisa dijadikan sebagai Sang Idola Sejati, dapat dikembalikan pada daya pengaruhnya terhadap masyarakat yang mengidolakannya dan masa atau waktu yang melukiskannya sebagai idola masyarakat, seberapa besar pengaruhnya terhadap kehidupan masyarakat dunia? Seberapa lama pengaruh dan sebutan namanya terdengar di masyarakat dunia?

Sebenarnya, cukup bagi kita )muslimin( pernyataan Alqur’an atas ke-idola-an seorang sosok yang datang membawa lentera, menerangi alam semesta dengan keadilan dan kebenaran, menghapus gelapnya kebodohan akal dan hati yang menyesatkan. Dialah sosok yang semestinya dijadikan idola bagi seluruh penghuni alam semesta ini, kususnya bagi umat Islam. Dialah Muhammad Ibn Abdillah ibn Abd. Muthalib, yang telah dinyatakan oleh Tuhan semesta alam sebagai Sang Idola Sejata bagi seluruh umat manusia “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan (idola) yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (QS. Ahzab: 21)

Mungkin suatu hal yang biasa, jika Muhammad Rasulullah saw dinyatakan oleh kaum muslimin sebagai sang idola, karena memang dia yang membawa ajaran yang dianut oleh mereka. Namun, jika pernyataan tersebut datang dari orang non muslim, itu baru suatu pengakuan yang luar biasa.


*****
Sang Idola di Mata Non Muslim

Dalam buku “Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah”, Michael H. Hart (penulis dan guru besar astronomi dan fisika untuk perguruan tinggi di Maryland, Amerika Serikat), menempatkan Nabi Muhammad saw. di urutan pertama daftar tokoh paling berpengaruh. bagaimana ia bisa menempatkan Beliau saw. seperti itu?

Sementara, disana banyak sekali tokoh-tokod dunia yang sangat besar pula pengaruhnya terhadap kelangsungan hidup manusia, seperti Isaac Newton, Nabi Isa, Siddhartha Gautama/Buddha, Martin Luther, Karl Heinrich Marx, Adam Smith, Adolf Hitler, Aristoteles dan lainnya.

Semua deretan nama-nama terkenal tersebut di atas, oleh Michael H. Hart diletakkan pada urutan sesuai dengan besar-kecilnya pengaruh masing-masing terhadap kelangsungan hidup manusia di dunia ini, dan ternyata yang paling unggul adalah Nabi Muhammad saw. Kenapa?

Michael H. Hart sangat kagum terhadap kepribadiannya. Ia yang berasal dari keluarga sederhana, mampu menegakkan dan menyebarkan salah satu dari agama-agama terbesar dunia, Agama Islam. Di mana pada masa itu ia (Nabi Muhammad saw) muncul sebagai seorang pemimpin yang berani, tulen, disiplin, rendah diri, tegas, dan efektif. Ada sekitar empat belas abad yang silam wafatnya, tapi pengaruhnya masih tetap kuat dan mendalam serta berakar.

Sebagian besar tokoh-tokoh yang dimuat dalam buku tersebut adalah orang-orang yang lahir dan dibesarkan di pusat-pusat peradaban manusia, berkebudayaan tinggi dan tempat berlakunya politik bangsa-bangsa. Namun, Muhammad ibn Abdillah lahir pada tahun 570/571 M, di kota Mekkah, di bagian selatan Jazirah Arab, suatu tempat yang waktu itu merupakan daerah yang paling terbelakang di dunia, jauh dari pusat perdagangan, seni maupun ilmu pengetahuan.

Ia (Nabi Muhammad) menjadi yatim-piatu pada umur enam tahun, dibesarkan dalam situasi yang sederhana. Selain itu, dalam beberapa literature Islam, Nabi Muhamnmad adalah seorang yang buta huruf (ummy). Keadaan ekonominya baru mulai meningkat pada umur 25 tahun setelah menikah dengan seorang janda kaya raya (Khadijan Al Kubra).

Umumnya, bangsa Arab pada usia-usia mendekati 40 tahun, mereka mulai rajin menyembah berhala yang berpust di ka’bah. Tatkala berusia 40 tahun, baginda sering mimpi aneh yang menyebabkan beliau suka ‘uzlah (menyepi) di gua khira’. Setelah beberapa kali ‘uzlah di sana, beliau menemukan suatu keyakinan bahwa Tuhan Yang Maha Esa menyampaikan sesuatu (wahyu) kepadanya dan memilihnya untuk menjadi penyebar kepercayaan yang benar (Islam). Selama tiga tahun Muhammad hanya menyebarkan agama baru ini terbatas kepada kawan-kawan terdekat dan keluarganya.

Pada sekitar tahun 613M baginda (berusia + 43 tahun) ia mulai berani tampil di depan umum menyebarkan ajaran baru yang dibawanya (Islam) Meskipun banyak bahaya yang mengancam, dakwah demi dakwah dapat dijalaninya dengan penuh keyakinan dan ketenangan. Pada ahirnya, karena tekanan-tekanan dari orang yang tidak menerima munculnya ajaran baru tadi semakin parah, menyebabkan beliau bersama pengikutnya berhijrah ke tempat yang dianggap lebih aman, yakni Madinah Almunawwarah.

Peristiwa hijrah tersebut merupakan titik penting bagi kehidupan Nabi. Di Mekkah dengan susah payah hanya memperoleh pengikut yang sedikit. Saat hijrah ke Madinah pengikutnya semakin bertambah, sehingga dalam tempo yang cepat dia dapat memperoleh pengaruh yang menjadikannya seorang pemegang kendali kekuasaan yang disegani, baik oleh pengikut ajaarannya sendiri maupun kalangan non muslim.

Pada tahun-tahun berikutnya, dengan semangat juang dan keyakinan akan pertolongan Allah, baginda Nabi bersama para Sahabatnya mampu melebarkan sayap kekuasaannya, sampai ke kerajaan Persia, Mesopotamia, Siria, dan Palestina. Hingga ahirnya beliau wafat pada sekitar tahun 633/634M setelah beberapa hari menerima wahyu terahir “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa[ karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Al Maidah: 3).

Setelah wafat, perjuangan beliau pun terus dilanjutkan oleh para generasinya yang sangat gigih dan berani. Dimulai dari khalifah pertama Abu Bakar Ash Shidiq, kemudian Umar ibn Alkhaththab, Utsman ibn ‘Affan dan Ali ibn Abi Thalib, sampai Umar ibn Abd. Aziz dan sampai sekarang pun perjuangan itu masih tetap menyala dan berkobar.

Dari kisah sejarah kehidupan dan perjuangannya tersebut, serta pengaruhnya yang tetap eksis dengan kuat sampai sekarang, Michael H. Hart memosisikannya sebagai manusia yang nomer satu paling hebat dan besar pengaruhnya di muka bumi ini.

Jika diukur dari jumlah, banyaknya pemeluk, Agama Nasrani dua kali lipat besarnya dari pemeluk Agama Islam. Dari sini timbul pertanyaan, apa alasan Michael H. Hart menempatkan Nabi Muhammad lebih tinggi dari Nabi Isa dalam urutan di bukunya tersebut?.

Ada dua alasan pokok yang menjadi pegangan Michael H. Hart: Pertama, Nabi Muhammad memainkan peranan jauh lebih penting dalam pengembangan Islam dibanding peran Nabi Isa terhadap Agama Nasrani, karena St. Paul lah sebagai penyebar utama teologi Kristiani dan juga sebagai penulis sebagian besar Perjanjian Lama.

Kedua, Muhammad bukan saja bertanggung jawab terhadap teologi Islam, tapi sekaligus \bertanggungjawab terhadap pokok-pokok etika dan moralnya. Ditambah pula dia sebagai penyampai Kitab Suci Al-Quran dari Allah. Di mana sebagian besar dari wahyu ini disalin dengan penuh kesungguhan pada masa Nabi Muhammad masih hidup dan kemudian dihimpun oleh sahabat-sahabatnya dalam bentuk yang lebih kukuh setelah dia wafat.

Dengan demikian Al-Quran berkait erat dengan pandangan-pandangan Muhammad dan ajaran-ajarannya, kerana dia senantiasa bersandar pada wahyu Tuhan. Sebaliknya, tidak ada satu pun dari kumpulan kitab suci yang begitu terperinci dari ajaran-ajaran Isa yang masih dapat dijumpai pada masa sekarang.

Jika diukur pada sudut agama semata, tampak pengaruh Muhammad setara dengan Isa dalam sejarah kemanusiaan. Namun, jika diukur lebih jauh dari itu, Muhammad memiliki nilai plus dibanding dengan Isa. Muhammad bukan semata-mata pemimpin agama, tetapi juga pemimpin urusan duniawi.

Fakta membuktikan bahwa beliau sebagai pendorong yang kuat terhadap gerakan penaklukan yang dilakukan bangsa Arab. Pengaruh kepemimpinan politiknya berada dalam posisi paling depan sepanjang waktu.

Satu-satunya kemiripan dalam hal penaklukan dalam sejarah manusia adalah penaklukan yang dilakukan Jengis Khan. Penaklukan ini, walaupun lebih luas jangkauannya ketimbang apa yang dilakukan bangsa Arab, tidaklah bisa membuktikan kemapanannya, dan kini daerah yang diduduki oleh bangsa Mongol hanyalah wilayah yang sama dengan sebelum masa Jengis Khan

Ini jelas beda dengan penaklukan yang dilakukan oleh bangsa Arab yang membentang dari Irak hingga Maroko. Terbentang rantai bangsa Arab yang bersatu, bukan semata berkat anutan Agama Islam tapi juga dari bahasa Arabnya, sejarah dan kebudayaannya. Posisi sentral Al-Quran di kalangan kaum Muslimin dan tertulisnya dalam bahasa Arab, yang merupakan sebab mengapa bahasa Arab tidak terpecah-pecah ke dalam dialek-dialek yang berantarakan.

Jadi, dapatlah kita saksikan, penaklukan yang dilakukan bangsa Arab, terus memainkan peranan penting dalam sejarah ummat manusia hingga saat ini. Dari segi inilah Michael H. Hart menilai adanya kombinasi tak terbandingkan antara sisi agama dan sisi duniawi yang melekat pada pengaruh diri Muhammad. Di mana dengan alasan tersebutlah Michael H. Hart menganggap Muhammad adalah manusia yang paling berpengaruh dalam sejarah manusia.

Dari sini, bisa kita katakan bahwa Nabi Muhammad saw adalah Sang Idola Sejati bagi kita kaum muslimin. Baik untuk masa sekarang maupun masa depan yang akan datang, sosok baginda Nabi Muhammad saw sangat tepat dijadikan idola. Dikatakan idola karena memang pantas dijadikan panutan dan teladan dalam segala hal. Dikatakan sejati, karena pengaruhnya seolah melekat erat dan abadi dalam jiwa masing-masing orang yang mengidolakan. Dengan menelaah dan mempelajari perjalanan dan perjuangan hidup beliau, dari awal sampai ahir hayatnya, kita akan membuktikan sosok idola sejati dalam dirinya. Wallahu a’lamu bishshowab.

Refrensi
1. Armstrong, Karen. Muhammad, Prophet for Our Time. Terjemah oleh Yuliani Liputo. Cet. II, November 2007. PT Mizan Pustaka.
2. The 100 (buku), dalam Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, www.ensiklopedia.com atau www.wikipedia.com
3. Nabi Muhammad saw dalam bukunya Michael H. Hart. Dalam blog Silent Knight.
4. Michael H. hart, dalam Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, www.ensiklopedia.com atau www.wikipedia.com
Selanjutnya....

Mencari Jalan Keluar Atasi Terorisme dan Penjualan Manusia

Jakarta, RMOL. Pada tanggal 11-12 Juli 2010 di Cairo, atas kerjasama Perwakilan Wilayah Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I-4) Timur Tengah dan Afrika dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Cairo telah digelar acara Workshop Internasional dan Sosialisasi I-4 untuk kawasan Timur Tengah dan Afrika.

Menurut Dr. Fadlolan Musyaffa, MA, Workshop International ini adalah follow up sosialisi Seminar I-4 (Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional) yang diadakan di Jakarta pada tanggal 22-24 Oktober 2009 lalu. Dalam seminar 3 hari di Jakarta tersebut. Dr. Fadlolan Musyaffa, MA, hadir sebagai Duta khusus yang mewakili Ilmuwan Timur Tengah dan Afrika.

Dalam siaran pers yang ditandatangani Dr. Fadlolan Musyaffa, MA, dan Achmad Adhitya, PhD, yang diterma Rakyat Merdeka Online, Rabu (14/7), diungkapkan Workshop dan Sosialisasi dimaksudkan sebagai forum konsolidasi organisasi agar tercipta persepsi dan komitmen bersama dalam rangka mendukung tercapainya cita-cita luhur pembentukan Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasonal (I-4).

Disamping itu, kegiatan ini juga ditujukan sebagai upaya untuk mencari jalan keluar dan dua persoalan yang kini menjadi perhatian masyarakat Indonesia khususnya dan masyarakat internasional umumnya, yaitu Terorisme dan Penjualan Manusia (Human Traficking).

Workshop dan Sosialisasi dihadiri oleh para delegasi Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) dari negara-negara Timur Tengah, Asia Selatan, dan Afrika yang meliputi Mesir, Suriah, Maroko, Libanon, Sudan, Turki, Libya, Yaman, India, Iran, Jordan. Di samping itu, tururt hadir juga dalam acara ini para ilmuwan dari Rusia, Swedia, Perancis, Singapura, Belanda, dan Indonesia.

Radikalisme dan Terorisme

Para peserta menyadari bahwa persoalan radikalisme dan terorisme sangat kompleks dan membutuhkan kerja sama seluruh pihak untuk menanggulanginya. Namun demikian, peserta memandang perlu memberi rekomendasi sebagai berikut:

1. Menumbuhkan budaya demokrasi di semua elemen masyarakat, sehingga setiap inisiatif atau usulan disampaikan dan diperjuangkan melalui instrumen demokrasi.

2. Menanamkan sikap toleran dan menghargai keragaman, karena perbedaan dalam agama, pemikiran, sikap, kultur, dan budaya adalah natural.

3. Mendorong Pemerintah dan seluruh elemen masyarakat untuk memberi kesempatan seluas-luasnya, serta mendorong dengan sungguh-sungguh, kepada model keagamaan yang toleran, yang selaras dengan kebhinekaan budaya Indonesia.

4. Menjadikan dialog dan silaturrahmi nasional sebagai agenda bangsa untuk menghindari keterasingan satu kelompok tertentu, dan tidak terakomodirnya kepentingan-kepentingan kelompok tersebut.

5. Mendorong Pemerintah Indonesia turut berperan aktif dalam penegakan keadilan di dunia internasional, terutama dalam pembebasan suatu bangsa dari penjajahan bangsa lain, karena perampasan hak dan kesewenang-wenangan suatu bangsa atas bangsa lain disinyalir sebagai salah satu faktor berkembangnya radikalisme dan terorisme.

6. Penanggulangan radikalisme dan terorisme hendaknya dilakukan secara trasparan dengan menggunakan bukti-bukti yang valid dan objektif, dengan menggunakan prinsip penegakan hukum dan hak asasi manusia.

Mendahulukan sifat kemanusiaan dan cinta kasih dari pada tindakan kekerasan dalam mereduksi gerakan radikal dan teror.

Melakukan pendataan dan menginformasikan berdasarkan penilaian objektif dan valid mengenai institusi pendidikan di luar negeri yang dapat memberikan pemikiran radikalisme bagi pelajar Indonesia di luar negeri.

I-4 mengadakan kajian intensif rutin dalam upaya mengikis pemikiran radikalisme Indonesia.

Membuat buku panduan untuk pelajar Indonesia di luar negeri sebagai upaya mengurangi pemikiran radikal.

Human Trafficking

1. Menyediakan informasi terbuka lowongan kerja di luar negeri pada Dinas Tenaga Kerja Daerah khususnya di daerah-daerah yang banyak mengirimkan TKI.

2. Memberantas praktek-praktek perekrutan dan penampungan ilegal calon tenaga kerja ke luar negeri.

3. Meningkatkan pemberdayaan balai-balai latihan kerja/keterampilan guna mempersiapkan bekal keterampilan tenaga kerja yang akan diberangkatkan.

4. Menindak secara tegas para pengerah tenaga kerja yang melakukan pemalsuan dokumen atau tidak melengkapi tenaga kerja dengan perjanjian kerja, sertifikat kesehatan, sertifikat pelatihan 200 jam, dan dokumen lainnya.

5. Menginformasikan data semua tenaga kerja Indonesia yang diberangkatkan ke luar negeri baik kepada Kementerian Luar Negeri RI maupun Perwakilan RI dimana TKI tersebut akan ditempatkan.

6. Mendorong organisasi keagamaan untuk membentuk sebuah divisi baru penanganan kekerasan terhadap perdagangan manusia (Human Trafficking) secara nasional, dari level pusat hingga akar rumput.

7. Untuk mengurangi kasus trafficking terhadap TKI unskilled labour atau domestic worker di Negara tujuan, ormas-ormas Islam melalui pemerintah atau dengan menggunakan jaringan organsisai Islam se-dunia secara intensif mendesar Negara-negara Timur Tengah untuk melaksanakan rekomendasi Al-Lajnah ad-Daimah li ad-Dirasah al-Ilmiyyah wal Ifta’ (Saudi Arabia), Qitha’ al-Ifta’ (Kuwait), Darul Ifta’ (Mesir) dan lembaga-lembaga fatwa lainnya yang menyerukan perlakuan baik dan perlindungan kepada domestic worker migrant.

8. Lewat divisi anti-trafficking-nya, ormas Islam Indonesia dapat juga menjalin kerja sama dengan Arab Office of Human Right yang berbasis di Mesir dan mempunyai jaringan di beberapa Negara Arab serta memliki konses mengenai perlindungan buruh migrant

9. Pembinaan keagamaan dan pendampingan para TKI atau masindo secara umum di Negara-negara tujuan atas prakasa KBRI masing-masing Negara tersebut, atau di bawah koordinasi langsung dengan Kementrian Luar Negeri R.I pada even-even Islam atau menyesuaikan even nasional Negara bersangkutan dengan melibatkan sumber daya manusia ormas Islam yang ada di luar atau dalam negeri.

10. Membentuk Satuan Tugas tenaga kerja Indonesia di luar negeri untuk mengkoordinasikan permasalahan ketenagakerjaan di luar negeri.

11. Mengoptimalkan pemeriksaan dokumen sebelum berangkat ke luar negeri dengan pengawasan BNP2 TKI.

12. Grand design untuk pengiriman TKI ke luar negeri menuju pengiriman tenaga kerja Profesional ke luar negeri.

13. Peninjauan kembali kebijaksanaan pengiriman Penata laksana rumah tangga (PLRT) ke Timur Tengah, mengingat tingginya kekerasan yang dialami oleh PLRT. [arp]

* untuk kaporan hasil workshop ini selengkapnya bisa dibaca di: Laporan Hasil Workshop I-4, Cairo

sumbeer: rakyat merdeka: workshop I-4 Timteng dan Afrika

Selanjutnya....

KKMI: Pemilu Senyaman Mungkin

15 Jul 2010
Menilik perkembangan KKMI akhir-akhir ini, minimal dari tahun 2006 hingga medio 2010 ini, kita mendapat suguhan “menarik” seputar selalu adanya “konflik” di tubuh KKMI. Di awal tahun 2006 hingga akhir 2007 konflik terjadi antar kepentingan ormas yang berada di tubuh KKMI. 2008 konflik terjadi antara KKMI dan KBRI bahkan hingga menyulut pemutusan hubungan sementara antar keduanya. Tahun 2009 konflik terjadi antara KKMI dan Pihak Kampus dan sempat mengakibatkan dibekukannya seluruh kegiatan KKMI selama hampir 2 bulan. Dan di tahun 2010 konflik terjadi karena ketiadaan komitmen terhadap putusan organisasi seputar temus haji.

Sebenarnya, konflik adalah sebuah keniscayaan. Tidak mungkin orgnisasi sebesar KKMI berjalan maju-lurus tanpa adanya konflik. Toh, konflik juga yang dalam sejarah mengantar manusia menuju peradaban dan perkembangan. Yang perlu disiapkan sebetulnya adalah manajemen konflik. Bagaimana mengatur konflik agar tidak merembet luas, bagaimana meminimalisir dampak konflik terhadap keutuhan organisasi, dan bagaimana membangun solusi atas konflik yang mungkin akan muncul.

Nilai antisipatif tersebut nampaknya dipahami betul oleh seluruh anggota MPA 2009-2010 dalam menelurkan program dan rancangan baru mereka seputar pemilu KKMI 2010. Minimal hal itu menjadi satu dari sekian pertimbangan dalam menyusun program ini. Model pemilu lama dianggap rawan intrik dan konflik. Pemilu lama juga berdampak pada minimnya kesiapan pemimpin baru karena dipilih pada detik-detik akhir pemilihan. Meskipun secara dlohir pemilu model lama lebih “kekeluargaan”, namun bisa ditangkap beberapa kejanggalan dalam metode ini, antara lain:

Pertama; pemilihan anggota Majelis Permusyawaratn Anggota (MPA)yang sering disalahgunakan untuk menjerumuskan lawan agar tidak masuk bursa calon ketua eksekutif (DPI) KKMI.

Kedua; Didahulukannya pemilihan anggota MPA mengakibatkan minimnya alternatif tokoh-tokoh yang berpotensi menjadi ketua DPI.

Ketiga; Tidak adanya kampanye mengakibatkan visi-misi dari para calon menjadi tidak jelas.

Keempat; Waktu pemilu yang sempit (hanya beberapa menit) memungkinkan tidak tersalurkannya suara dari sekian banyak anggota yang sebenarnya ingin memilih.

Kelima; Tidak adanya proses pendaftaran, seleksi, dan kampanye mengakibatkan calon ketua minim persiapan untuk diajukan sebagai kontestan pemilu, dan sebagainya

Sistem pemilihan yang coba digulirkan untuk tahun ini dan tahun-tahun seterusnya (semoga) diharapkan bisa meminimalisir kejanggalan-kejanggalan tersebut. Terutama mengacu kepada pentingnya membangun organisasi di atas asas kekeluargaan yang profesional. Dan saya sendiri berpikir bahwa kampanye, penjabaran visi-misi, pemilu terbuka, dan sebagainya tidak bertentangan sama sekali dengan asas kekeluargaan yang sudah lama dianut organisasi. Pun tidak bertentangan dengan asas Islam yang menjadi ruh organisasi.

MPA sebagai kumpulan wakil anggota tentunya tidak gegabah dengan memutuskan sistem baru ini secara sepihak. Usah-usaha MPA sudah dimulai dengan pendalaman materi, penyebaran angket, dan rapat dengar pendapat dan uji publik pada 27 Juni 2010 ini. Tentu saja model baru ini harus disempurnakan bersama-sama, tidak menjadi beban MPA sepihak. Sejauh ini tanggapan anggota sangatlah positif, minimal dari hasil jejak pendapat beberapa waktu yang lalu. Kalaupun ada perbedaaan, hanya mengenai detik-detil teknis pemilu tidak pada penolakan sistem baru ini. Intinya hampir semua setuju diadakannya pemilu yang nyaman bagi semua, pemilu yang dirancang secara profesional dan bersifat terbuka. Selanjutnya, ujian sesungguhnya berada di kesiapan anggota seluruhnya. Kesiapan untuk mengadopsi sistem baru, dan kesiapan mengawalnya dari awal sampai akhir.
Selanjutnya....

Visi Misi Calon Ketua DPI KKMI Periode 2010-2011

13 Jul 2010
Rahmat Arafah A
No Urut: 01

Visi : KKMI Progresif-Kontributif
Misi :
1. Membangun KKMI yang kokoh melalui pembenahan Internal KKMI yang meliputi sistem administrasi,birokrasi dan komunikasi.
2. Membangun SDA KKMI yang berkualitas melalui apresiasi minat bakat dan pengembangan potensi serta kreatifitas.
3. Meningkatkan daya tawar, citra organisasi dan hubungan strategis dengan kampus, organisasi internal kampus, WNI di libya, pemerintah indonesia dan organisasi eksternal kampus.
4. Meningkatkan kontribusi nyata terhadap peningkatan suasana kondusif di lingkungan kampus.
5. Meningkatkan peran aktif fungsi organisasi kemahasiswaan melalui kepedulian sosial serta kepekaan terhadap isu-isu strategis yang berkembang baik di lokal indonesia, regional maupun internasional

Jargon :
“Satu Untuk Semua. Semua Untuk Satu. Pilihlah No. Satu. Bersatu Kita Maju.”


===========================================

Miftahur Risal No Urut: 02

1. Stabilitas Internal

Prioritas utama kami adalah menciptakan stabilitas internal KKMI. Tidak ada yang lebih penting dari persatuan, keutuhan, dan kedaulatan orgaisasi. Sehubungan dengan hal tersebut, problem yang muncul di tengah-tengah KKMI akhir-akhir ini terasa (sedikit) mengganggu stabilitas internal. Tetapi itulah sejatinya tantangan persatuan kita, dan ujian bagi kedewasaan kita. Tidak menutup kemungkinan bahwa konflik maupun problematika lain akan menghampiri KKMI di masa yang akan datang. Asalkan semua pihak menguasai manajemen konflik, dan tetap mengedepankan asas kekeluargaan, masalah apapun akan teratasi dengan baik.

Adapun strategi untuk merealisasikan stabilitas internal organisasi tersebut bisa saya kategorikan dalam tiga strategi utama :
a. Pemilahan antara masalah organisasi KKMI dan non-KKMI.
Sejatinya banyak problem-problem KKMI selama ini yang secara rancu tercampur antara masalah KKMI dan di luar KKMI. Pada akhirnya KKMI dengan sangat sibuk mengurusi masalah tersebut dan meninggalkan prioritas-prioritas lainnya. Dengan mengidentifikasi akar masalah, maka solusipun akan mudah didapat, dan KKMI secara tepat telah mengamalkan asas “hemat energi”.
b. Kedaulatan anggota
Kesuksesan organisasi terletak di tangan anggota. Lebih tepatnya tergantung kepada sinergi antara pemimpin dan anggota. Organisasi KKMI akan kuat apabila di sekitar pemimpinnya adalah orang-orang yang “kuat”, yaitu orang-orang yang secara kuat merasa memiliki dan mempunyai tanggung jawab yang sama terhadap organisasi.
c. Dialog Intensif
Islam sebagai asas organisasi KKMI adalah agama dialog. Tidak ada persoalan_sepelik apapun persoalan tersebut_ yang tidak terselesaikan dengan dialog. Dialog yang intensif akan memacu iklim sehat organisasi dan wujud nyata dari dinamika kemahasiswaan

2. Iklim “Ilmiah”
Ini merupakan tanggung jawab akademis yang ingin kami jadikan tanggung jawab organisasi. Artinya, kecenderungan anggota KKMI harus dikembalikan ke jati diri intelektualnya. Semua juga pasti sadar bahwa tujuan utama mahasiswa adalah belajar. Yang perlu KKMI lakukan hanyalah menjadikan ini sebagai “common issue”(isu bersama). Sehingga dengan sadar dan tanpa paksaan seluruh elemen mahasiswa akan bahu membahu untuk membangun iklim ilmiah ini di tengah-tengah organisasi.
Adapaun langkah untuk mewujudkan tujuan di atas terbagi menjadi 2 strategi utama :
a. Penguatan kembali Departemen-departemen terkait dengan memposisikan tokoh-tokoh visioner sebagai pionernya, dan mengefektifkan kegiatan yang ada.
b. Membuka selebar-lebarnya pintu dialog, diskusi ilmiah, dan bahkan debat ilmiah yang mengarah kepada pembentukan karakter mahasiswa yang tercerahkan.


3. Fungsi Sosial Eksternal Organisasi
KKMI yang hidup di tengah-tengah publik harus menempatkan dirinya sebagai “makhluk” yang terus berinteraksi. Interaksi dengan kampus, masyarakat Indonesia, KBRI, maupun pihak-pihak eksternal lainnya. Fungsi sosial tentunya bisa diejawantahkan menjadi beberapa sikap :
a. Kontrol sosial bagi masyarakat/publik
b. Sumbangsih nyata bagi masyarakat/publik
c. Aktualisasi diri dengan perubahan masyarakat/publik
Ketiga sikap di atas tentunya dibarengi dengan tetap menjaga wibawa organisasi dan karakternya.

4. Pemberdayaan Perempuan
Organisasi harus bisa secara tepat memberdayakan anggota-anggotanya. Memaksimalkan setiap anggota sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minat. Dan anggota KKMI secara resmi bukanlah mahasiswa(putra) saja, tetapi juga ada unsur kedua berupa mahasiswi. Dengan jumlah yang semakin banyak, pastilah ide, kreatifitas dan kemampuan juga semakin banyak. Artinya, jika unsur pertama dan kedua tidak disinergikan, maka kita telah kehilangan potensi besar organisasi.


================================================

Samsul Haq No Urut: 03

I P I N
Independen, Persatuan, Intelektualitas dan Nasionalisme
( No urut 3 )

Prolog
Tahun 1997 merupakan awal berdirinya organisasi mahasiswa yang kental dengan unsure kekeluargaan dan persatuan, dengan berasakan Islam maka dibentuklah wadah khusus bagi mahaasiswa Indonesia di Tripoli Libya sekaligus sebagai payung pengemban amanah guna mengatur kemaslahatan mahasiswa. Organisasi tersebut diberi nama Kesatuan Keluarga Mahasiswa Indonesia yang disingkat KKMI.

Organisasi ini Tidak terbatas pada upaya pembinaan insan muslim yang memberikan contoh bagi masyarakat atau lingkungan internal mahasiswa, namun, KKMI pun menjadi contoh dan teladan bagi masyarakat sekitarnya. Karena sudah kewajiban bagi mahasiswa dan bertanggung jawab atas terwujudnya lingkungan yang independen, intelektualitas, sekaligus menumbuhkan nasionalisme dan perdamaian. Dan ini telah termaktub di dalam pembukaan UUD 1945 yaitu: “Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kepada: ketuhanan yang maka esa, kemanusian yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan serta dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.

Sejalan dengan pembukaan UUD 45 ini maka dibentuklah KKMI yang diberikan symbol berupa rantai, kertas dan pena, kubah masjid dan bulan, merah putih, segi delapan, dan lingkaran. Yang memiliki arti filosofis bahwa organisasi KKMI ini adalah sebuah persatuan mahasiswa Institut Dakwah Islamiyah yang tetap mempertahankan nasionalisme dan kemandiriannya.

Sejatinya, sebuah wadah organisasi akan terlihat keberhasilannya bila organisasi tersebut memiliki visi dan misi yang jelas. Dengan adanya kejelasa visi dan misi dalam sebuah organisasi nantinya akan memetik hasil yang maksimal dan memuaskan.

Menahkodai kapal KKMI merupakan sebuah tangung jawab besar, karena penumpangnya silih berganti disetiap akhir tahun ajaran baru, akan tetapi, ini merupakan kelebihan juga bagi organisasi kita dari organisasi lainnya, dengan adanya SDM baru di setiap pelabuhan awal tahun ajaran, kita harapkan nantinya dapat menutupi kekurangan-kekurangan anggota dan menghidupkan kembali loyalitas terhadap KKMI.


Visi
Mewujudkan organisasi yang Independen, memegang erat tali Persatuan, Intelektualitas, dan menjaga rasa Nasionalisme ( IPIN ).

Misi
1. Menjadikan organisasi sebagai pelayan horisontal. Yang bertujuan untuk memberikan kesejahteraan terhadap anggota, menjamin kebebasan mengemukakan pendapat, serta memiliki rasa aman dan damai terhadap segala bentuk perbedaan yang ada.
2. Meningkatkan fungsi pendidikan dan kaderisasi dilingkungan internal mahasiswa.
3. Menegaskan kembali hubungan KKMI dengan pihak eksternal diluar KKMI.
4. Menciptakan citra luhur Negara di pandangan organisasi-organisasi kampus dan eksternal kampus.
Selanjutnya....