Oleh: Husni Arum
Saya tidak percaya perempuan adalah makhluk yang lemah. Perempuan adalah manusia. dan bagaimanapun pertimbangannya, manusia adalah makhluk yang paling sempurna, paling perkasa dan paling pantas untuk menjadi kholifah di bumi.
Perempuan adalah salah satu jenis manusia yang berbeda dengan laki-laki. Memang kekuatannya berbeda dengan laki-laki, tetapi sama kuatnya. Manakah yang lebih kuat, pohon kelapa yang tinggi menjulang atau rumput yang hanya dengan tinggi maksimal 20 cm ? jawabannya tentu tidak sesederhana yang yang kita bayangkan. Jika dilihat dari satu sisi, barangkali pohon kelapa memang lebih kuat. Tapi dari sisi lain jelas rumput lebih tegar ketika angina rebut datang, dia tidak tumbang begitu saja. Masalah yang kompleks ini muncul akibat adanya perbedaan spesifikasi diantara keduanya.
Kalau harus berburu di hutan, menebang pohon atau berperang, barangkali secara umum laki-laki memang lebih pandai melakukannya. Allah memberinya otot-otot yang kuat, fisik yang tangguh dan harga diri yang sangat tinggi, tapi laki-laki tidak bisa hidup tanpa perempuan. Kalau masalahnya menyangkut aspek-aspek kerapian, ketelitian, ketelatenan dan kedisiplinan, perempuan justru jauh melampaui laki-laki. Allah memberinya kesabaran, kelembutan hati, kecermatan dan mental yang kuat. Tapi perempuan membutuhkan laki-laki untuk melindunginya.
Allah tidak bodoh. Tidak ada ketidak sengajaan dalam segala tindakan-Nya. Allah menciptakan laki-laki dan perempuan sama. buat apa Allah menciptakan dua jenis manusia? Allah menciptakan dua jenis manusia yang berpasangan ini karena memang yang satu tidak akan bisa hidup tanpa pasangannya. Keduanya saling melengkapi dan tidak ada diantara mereka yang boleh mengklaim dirinya paling unggul. Islam menjadikan laki-laki sebagai pemimpin bukan untuk merendahkan perempuan. Kedudukan 'pemimpin' dan 'yang dipimpin' hanyalah pembagian tugas belaka. Seorang pemimpin tidak lebih mulia dari yang dipimpin. Seorang pemimpin tidak memiliki kekuatan apa-apa tanpa dukungan yang dipimpin.
Pikiran perempuan cenderung terfokus pada satu hal, ini adalah keunggulan baginya. karena dengan cara ini, pekerjaan yang ia lakoni bisa ia selesaikan dengan sangat baik, bahkan melebihi laki-laki. Namun laki-laki juga memiliki keunikan tersendiri, yaitu mampu membagi pikirannya kedalam banyak hal. 'Spesifikasi' inilah yang dibutuhkan sebagi pemimpin. Karena itu, islam menjadikan laki-laki sebagi pemimpin. Seorang pemimpin tidak berarti serba lebih dibandingkan yang dipimpin. Allah menjanjikan surga khusus bagi para pemimpin yang adil, namun disisi lain juga telah menyediakan neraka khusus bagi para pemimpin yang zalim. Mereka yang dipimpin, dalam hal ini tidak menerima ancaman yang serupa dengan para pemimpin.
Seorang pemimpin bisa jadi lebih bejat daripada yang dipimpin, dan hal ini sangat umum terjadi di klangan masyarakat yang tidak islami. Oleh karena itu, keputusan Allah untuk menjadikan laki-laki sebagai pemimpin tidak boleh ditanggapi berlebihan. Laki-laki tidak boleh sombong, dan perempuan pun tidak boleh rendah diri. Jika pemimpin adalah rangka atap, maka yang dipimpin adalah batu bara yang membangun temboknya. Rangka atap memang sangat penting untuk melindungi penghuni rumah dari sengatan matahari dan hujan, namun ia tidak bisa berdiri tanpa tembok yang kokoh. Kesalahan yang umum terjadi pada umat islam adalah karena mereka memandang bahwa laki-laki lebih mulia dari perempuan. Sesungguhnya Allah Maha Adil. Allah hanya menilai ketaqwaan manusia, tidak lebih dan tidak kurang, demikian juga sebaliknya, jika mereka benar-benar bertaqwa.
Khodijah RA., adalah sosok wanita yang tidak akan terlupakan sepanjang zaman. Kita tidak bisa menganggapnya sebagai tokoh figuran atau sekedar pelengkap dakwah Rosulullah SAW.. Perannya disisi Nabi Muhammad SAW. sangat penting, bahkan vital. Khodijah ra memang bukan perempuan sembarangan. Ia adalah seorang perempuan besar yang telah ditakdirkan untuk berpasangan dengan lelaki agung.
Setelah menerima wahyu yang pertama kalinya di Gua Hira, Rosulullah SAW. pulang ke rumahnya dalam keadaan menggigil ketakutan. Belum pernah beliau demikian ketakutan sebelumnya. Dalam situasi genting semacam ini, yang hadir untuk menenangkan bukanlah sahabat terdekat seperti Abu Bakar RA., bukan pula seorang pemuda perkasa seperti Ali bin Abi Tholib RA., namun Khodijah ra. Rosulullah saw ketakutan karena menyangka dirinya didatangi syetan, namun Khodijah RA. menguatkannya dengan keyakinan. Ia yakin suaminya tidak akan didatangi syetan, karena ia adalah pria yang amat sholeh dan tidak pernah berbuat kejahatan secuil pun. Disaat Rosulullah SAW. merasa ragu, Khodijah RA. berada disisinya dan mengembalikan keberaniannya. Beruntung, ia memiliki istri yang benar-benar tegar bagai batu karang disisinya.
Khodijah RA. tidak bisa memimpin pasukan di medan perang. Ia juga tidak bisa mengkoordinir kerja sedemikian banyak pengikut Rosulullah SAW. Ia pun tidak memiliki kemampuan untuk bernegosiasi dengan berbagai pihak untuk mengamankan jalan dakwah suaminya. Namun ia mampu menyokong Rosululah SAW. dengan kekuatannya sendiri. Dengan keberadaan dirinya., Rosulullah SAW. dapat tegar hingga akhirnya keluar menjadi pemenang. Jauh setelah Khodijah RA. wafat, kekuatannya masih tersisa dan membuat Nabi Muhammad SAW. tetap tegar di jalan dakwah.
Perempuan setara dengan laki-laki. Hak tersebut tidak perlu diperjuangkan lagi, karena memang demikinlah adanya sejak dahulu kala. Jika ada penyimpangan, maka bukan islam yang salah, namun kitalah yang salah menafsirkan. Manusia kini terbagi dalam dua kelompok. Di kelompok yang satu, ada pendapat yang mengatakan bahwa laki-laki lebih unggul daripada perempuan. Ini adalah pemikiran yang aneh. Dan ironisnya, banyak umat islam di kelompok ini.
Di kelompok lain ada yang mengatakan bahwa laki-laki dan perempuan adalah sama. Memang mereka setara, namun tidak sama. Ketika kita menyamakan laki-laki dan perempuan, muncullah penderitaan, dan yang paling menderita biasanya justru perempuan. Dalam rangka 'menyamakan' laki-laki dan perempuan, beberapa kaum feminis berusaha menyamakan batas-batas auratnya dengan laki-laki. Hasilnya tentu tidak menyenangkan. Hormon seksual laki-laki berjumlah 10 kali lipat dari perempuan, dan akibatnya laki-laki jauh lebih mudah terangsang daripada perempuan. Ketika tidak lagi menutup auratnya, maka muncullah pemerkosaan, pelecehan seksual, dan di mata laki-laki, perempuan tidak lebih dari sekedar pemuas nafsu.
Kemanakah kita akan berkiblat? ke Amerika Serikat? ke Eropa? apakah kaum perempuan di sana hidup bahagia? Dinegara-negara maju, pemerkosaan adalah hal yang amat lazim terjadi. Ini adalah fakta yang terjadi disana. Ratusan perempuan kehilangan keperawanannya pada malam prom night (pesta dansa) dan tak satupun diantara mereka yang tidak menyesal meski melakukannya dengan kesadaran sendiri. Jika mereka mengatakan bahwa negara-negara barat menjunjung tinggi hak perempuan, maka hal tersebut adalah sebuah kebohongan yang amat besar.
Ketika perempuan dipaksa menjalani aktifitas seperti laki-laki, akan muncul pula ketidak seimbangan. Biasanya karena merasa tidak mau kalah dengan laki-laki, kaum feminis akan terjun kedalam bidang-bidang yang biasa didominasi oleh laki-laki. Namun perempuan bukanlah laki-laki. Kondisi kejiwaannya berbeda, dan spesifikasi dirinya pun jelas berbeda. Ketika perempuan disibukkan dengan aktifitas diluar rumah, maka ia pun lupa dengan anak-anaknya. Padahal, tidak ada yang lebih baik dalam hal mendidik anak daripada perempuan. Laki-laki tidak akan pernah mengungguli perempuan dalam hal ini. Ketika perempuan telah lupa dengan anak-anaknya, muncullah generasi muda yang bejat dan semakin bejat saja seiring bergantinya zaman. Laki-laki tidak sama dengan perempuan dan tidak perlu memaksakannya untuk itu. Tapi laki-laki dan perempuan jelas setara. Allah menciptakan manusia dalam keadaan berpasangan untuk saling melengkapi. Karena ada hal-hal yang tidak bisa dilakukan oleh laki-laki, dan adapula hal-hal yang tidak bisa perempuan lakukan. Tidak ada gender yang unggul dalam islam. Yang ada hanyalah pembagian tugas.
Kalau begitu, masihkah kita sebagai perempuan mempertanyakan batas ruang gerak kita? Ruang gerak adalah ruang dimana kita bergerak bebas didalamnya. Selama kita mampu bergerak, pandangan luas dan otak terbuka, itulah ruang gerak kita. Kita tertekan? dalam hal apa? ketidak bebasan tidak boleh ini dan itu, begini salah begitu salah? itu bukan alasan untuk menuntut persamaan. Orang yang menjalani kehidupannya selalu merasa tertekan berati dia 'mati'. Sesuatu yang benar pasti dibenarkan, dan sesuatu yang salah pasti disalahkan, kecuali ada kesalahan pada penilainya. Adanya pembatasan secara langsung ataupun tidak langsung adalah upaya mencegah efek negatif. Perlu di ingat kawan!! perempuan adalah permata dunia, setiap kita memiliki tugas untuk menjaga kesuciannya, martabatnya, kehormatannya, kilauannya, dan semua sisi atasnya. []
Selanjutnya....
Saya tidak percaya perempuan adalah makhluk yang lemah. Perempuan adalah manusia. dan bagaimanapun pertimbangannya, manusia adalah makhluk yang paling sempurna, paling perkasa dan paling pantas untuk menjadi kholifah di bumi.
Perempuan adalah salah satu jenis manusia yang berbeda dengan laki-laki. Memang kekuatannya berbeda dengan laki-laki, tetapi sama kuatnya. Manakah yang lebih kuat, pohon kelapa yang tinggi menjulang atau rumput yang hanya dengan tinggi maksimal 20 cm ? jawabannya tentu tidak sesederhana yang yang kita bayangkan. Jika dilihat dari satu sisi, barangkali pohon kelapa memang lebih kuat. Tapi dari sisi lain jelas rumput lebih tegar ketika angina rebut datang, dia tidak tumbang begitu saja. Masalah yang kompleks ini muncul akibat adanya perbedaan spesifikasi diantara keduanya.
Kalau harus berburu di hutan, menebang pohon atau berperang, barangkali secara umum laki-laki memang lebih pandai melakukannya. Allah memberinya otot-otot yang kuat, fisik yang tangguh dan harga diri yang sangat tinggi, tapi laki-laki tidak bisa hidup tanpa perempuan. Kalau masalahnya menyangkut aspek-aspek kerapian, ketelitian, ketelatenan dan kedisiplinan, perempuan justru jauh melampaui laki-laki. Allah memberinya kesabaran, kelembutan hati, kecermatan dan mental yang kuat. Tapi perempuan membutuhkan laki-laki untuk melindunginya.
Allah tidak bodoh. Tidak ada ketidak sengajaan dalam segala tindakan-Nya. Allah menciptakan laki-laki dan perempuan sama. buat apa Allah menciptakan dua jenis manusia? Allah menciptakan dua jenis manusia yang berpasangan ini karena memang yang satu tidak akan bisa hidup tanpa pasangannya. Keduanya saling melengkapi dan tidak ada diantara mereka yang boleh mengklaim dirinya paling unggul. Islam menjadikan laki-laki sebagai pemimpin bukan untuk merendahkan perempuan. Kedudukan 'pemimpin' dan 'yang dipimpin' hanyalah pembagian tugas belaka. Seorang pemimpin tidak lebih mulia dari yang dipimpin. Seorang pemimpin tidak memiliki kekuatan apa-apa tanpa dukungan yang dipimpin.
Pikiran perempuan cenderung terfokus pada satu hal, ini adalah keunggulan baginya. karena dengan cara ini, pekerjaan yang ia lakoni bisa ia selesaikan dengan sangat baik, bahkan melebihi laki-laki. Namun laki-laki juga memiliki keunikan tersendiri, yaitu mampu membagi pikirannya kedalam banyak hal. 'Spesifikasi' inilah yang dibutuhkan sebagi pemimpin. Karena itu, islam menjadikan laki-laki sebagi pemimpin. Seorang pemimpin tidak berarti serba lebih dibandingkan yang dipimpin. Allah menjanjikan surga khusus bagi para pemimpin yang adil, namun disisi lain juga telah menyediakan neraka khusus bagi para pemimpin yang zalim. Mereka yang dipimpin, dalam hal ini tidak menerima ancaman yang serupa dengan para pemimpin.
Seorang pemimpin bisa jadi lebih bejat daripada yang dipimpin, dan hal ini sangat umum terjadi di klangan masyarakat yang tidak islami. Oleh karena itu, keputusan Allah untuk menjadikan laki-laki sebagai pemimpin tidak boleh ditanggapi berlebihan. Laki-laki tidak boleh sombong, dan perempuan pun tidak boleh rendah diri. Jika pemimpin adalah rangka atap, maka yang dipimpin adalah batu bara yang membangun temboknya. Rangka atap memang sangat penting untuk melindungi penghuni rumah dari sengatan matahari dan hujan, namun ia tidak bisa berdiri tanpa tembok yang kokoh. Kesalahan yang umum terjadi pada umat islam adalah karena mereka memandang bahwa laki-laki lebih mulia dari perempuan. Sesungguhnya Allah Maha Adil. Allah hanya menilai ketaqwaan manusia, tidak lebih dan tidak kurang, demikian juga sebaliknya, jika mereka benar-benar bertaqwa.
Khodijah RA., adalah sosok wanita yang tidak akan terlupakan sepanjang zaman. Kita tidak bisa menganggapnya sebagai tokoh figuran atau sekedar pelengkap dakwah Rosulullah SAW.. Perannya disisi Nabi Muhammad SAW. sangat penting, bahkan vital. Khodijah ra memang bukan perempuan sembarangan. Ia adalah seorang perempuan besar yang telah ditakdirkan untuk berpasangan dengan lelaki agung.
Setelah menerima wahyu yang pertama kalinya di Gua Hira, Rosulullah SAW. pulang ke rumahnya dalam keadaan menggigil ketakutan. Belum pernah beliau demikian ketakutan sebelumnya. Dalam situasi genting semacam ini, yang hadir untuk menenangkan bukanlah sahabat terdekat seperti Abu Bakar RA., bukan pula seorang pemuda perkasa seperti Ali bin Abi Tholib RA., namun Khodijah ra. Rosulullah saw ketakutan karena menyangka dirinya didatangi syetan, namun Khodijah RA. menguatkannya dengan keyakinan. Ia yakin suaminya tidak akan didatangi syetan, karena ia adalah pria yang amat sholeh dan tidak pernah berbuat kejahatan secuil pun. Disaat Rosulullah SAW. merasa ragu, Khodijah RA. berada disisinya dan mengembalikan keberaniannya. Beruntung, ia memiliki istri yang benar-benar tegar bagai batu karang disisinya.
Khodijah RA. tidak bisa memimpin pasukan di medan perang. Ia juga tidak bisa mengkoordinir kerja sedemikian banyak pengikut Rosulullah SAW. Ia pun tidak memiliki kemampuan untuk bernegosiasi dengan berbagai pihak untuk mengamankan jalan dakwah suaminya. Namun ia mampu menyokong Rosululah SAW. dengan kekuatannya sendiri. Dengan keberadaan dirinya., Rosulullah SAW. dapat tegar hingga akhirnya keluar menjadi pemenang. Jauh setelah Khodijah RA. wafat, kekuatannya masih tersisa dan membuat Nabi Muhammad SAW. tetap tegar di jalan dakwah.
Perempuan setara dengan laki-laki. Hak tersebut tidak perlu diperjuangkan lagi, karena memang demikinlah adanya sejak dahulu kala. Jika ada penyimpangan, maka bukan islam yang salah, namun kitalah yang salah menafsirkan. Manusia kini terbagi dalam dua kelompok. Di kelompok yang satu, ada pendapat yang mengatakan bahwa laki-laki lebih unggul daripada perempuan. Ini adalah pemikiran yang aneh. Dan ironisnya, banyak umat islam di kelompok ini.
Di kelompok lain ada yang mengatakan bahwa laki-laki dan perempuan adalah sama. Memang mereka setara, namun tidak sama. Ketika kita menyamakan laki-laki dan perempuan, muncullah penderitaan, dan yang paling menderita biasanya justru perempuan. Dalam rangka 'menyamakan' laki-laki dan perempuan, beberapa kaum feminis berusaha menyamakan batas-batas auratnya dengan laki-laki. Hasilnya tentu tidak menyenangkan. Hormon seksual laki-laki berjumlah 10 kali lipat dari perempuan, dan akibatnya laki-laki jauh lebih mudah terangsang daripada perempuan. Ketika tidak lagi menutup auratnya, maka muncullah pemerkosaan, pelecehan seksual, dan di mata laki-laki, perempuan tidak lebih dari sekedar pemuas nafsu.
Kemanakah kita akan berkiblat? ke Amerika Serikat? ke Eropa? apakah kaum perempuan di sana hidup bahagia? Dinegara-negara maju, pemerkosaan adalah hal yang amat lazim terjadi. Ini adalah fakta yang terjadi disana. Ratusan perempuan kehilangan keperawanannya pada malam prom night (pesta dansa) dan tak satupun diantara mereka yang tidak menyesal meski melakukannya dengan kesadaran sendiri. Jika mereka mengatakan bahwa negara-negara barat menjunjung tinggi hak perempuan, maka hal tersebut adalah sebuah kebohongan yang amat besar.
Ketika perempuan dipaksa menjalani aktifitas seperti laki-laki, akan muncul pula ketidak seimbangan. Biasanya karena merasa tidak mau kalah dengan laki-laki, kaum feminis akan terjun kedalam bidang-bidang yang biasa didominasi oleh laki-laki. Namun perempuan bukanlah laki-laki. Kondisi kejiwaannya berbeda, dan spesifikasi dirinya pun jelas berbeda. Ketika perempuan disibukkan dengan aktifitas diluar rumah, maka ia pun lupa dengan anak-anaknya. Padahal, tidak ada yang lebih baik dalam hal mendidik anak daripada perempuan. Laki-laki tidak akan pernah mengungguli perempuan dalam hal ini. Ketika perempuan telah lupa dengan anak-anaknya, muncullah generasi muda yang bejat dan semakin bejat saja seiring bergantinya zaman. Laki-laki tidak sama dengan perempuan dan tidak perlu memaksakannya untuk itu. Tapi laki-laki dan perempuan jelas setara. Allah menciptakan manusia dalam keadaan berpasangan untuk saling melengkapi. Karena ada hal-hal yang tidak bisa dilakukan oleh laki-laki, dan adapula hal-hal yang tidak bisa perempuan lakukan. Tidak ada gender yang unggul dalam islam. Yang ada hanyalah pembagian tugas.
Kalau begitu, masihkah kita sebagai perempuan mempertanyakan batas ruang gerak kita? Ruang gerak adalah ruang dimana kita bergerak bebas didalamnya. Selama kita mampu bergerak, pandangan luas dan otak terbuka, itulah ruang gerak kita. Kita tertekan? dalam hal apa? ketidak bebasan tidak boleh ini dan itu, begini salah begitu salah? itu bukan alasan untuk menuntut persamaan. Orang yang menjalani kehidupannya selalu merasa tertekan berati dia 'mati'. Sesuatu yang benar pasti dibenarkan, dan sesuatu yang salah pasti disalahkan, kecuali ada kesalahan pada penilainya. Adanya pembatasan secara langsung ataupun tidak langsung adalah upaya mencegah efek negatif. Perlu di ingat kawan!! perempuan adalah permata dunia, setiap kita memiliki tugas untuk menjaga kesuciannya, martabatnya, kehormatannya, kilauannya, dan semua sisi atasnya. []