Li abi wa ummi
Dari perantauan kurangkai bait rindu
Kutulis dengan tinta birrul walidain
Kuangan dengan segenap bayang senyum
Kubingkai dengan cucuran air mata
Kusimpan di palung jiwa.
Li abi wa ummi
Secercah cahaya berpendar terangi sembab mataku
Yang basah oleh air mata rindu.
Setitik terang sibakkan gulita batinku
Yang buta nur sebelumnya.
Abi... Umi...
Terperanjat jiwaku
Oleh tuturan murobbi ruhina
Yang seketika mendentumkan batin
menggejolak lelap nurani.
Kerinduan menyeruak
Serta-merta luruhkan tegarku.
Teringat semua jerih payahmu,
doamu, nasihat muliamu...
Dan teringat segala tentangmu.
Entah bagaimana kuungkap sesal
Deras air mata kelukan lidah
Otakku mati suri
Kedua kakiku melumpuh.
Li bi wa ummi...
Hasratku menggebu persembahkan hadiah terindah bagimu.
Ingin sekali kusaksikan jubah kehormatan menghias sosokmu.
Membalut indah pancarkan aura surgawi.
Tiada hal terindah selain senyum dan ridlomu.
Duhai...
Sesalku tiada henti bergelayut sendu.
Mengurai sesak yang menyumbat pori-pori tabahku.
Meniti langkah tegap setelah terseok khilaf.
Serpihan rindu bangkitkan himmah dan azzam kalbu.
Meremugar niat kokohkan puing asaku.
Robbi… Robbi… Ooo, Robbi...
Robbighfirli wa li walidayya
warhamhuma kama robbayani shogiro.
By: A. Munsit
Bumi Lantany,
06 Ramadhan 1431 H
Li Abi wa Ummi
23 Sep 2010
Posted by kkmi libya
Labels:
sastra
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar