NAMA-NAMA CALON MAHASISWA YANG DITERIMA DI KULIAH DAKWAH ISLAMIYAH TRIPOLI LIBYA TAHUN AJARAN 2009-2010

30 Sep 2009
1. Muammar Qoddafi
2. Taryu Safriyanto
3. Zaki Imamuddin
4. Faris samith
5. Muhammad Syahirul alam
6. Riko Hamdani
7. Rahman Aryun
8. Dien Farastas
9. Fawzi Ridwan
10. Muhammad Dick Hidayat Ratu Loli
11. Nuril laily Rahmawati Selanjutnya....

Profil KKMI

21 Sep 2009
1. PEMBUKAAN

Indonesia yang terkenal dengan kemajemukannya memiliki cerita tersendiri tentang mahasiswanya. Mahasiswa yang sejak awal kemerdekaan RI memberikan kontribusi positif bagi perkembangan nasional, perlahan menjelma menjadi komunitas sosial paling kritis dan peka terhadap perubahan. Hal ini tentu saja adalah berkah demokrasi Indonesia yang senantiasa menuju kea rah yang lebih baik. Di tengah iklim kondusif Indonesia, mahasiswa juga tidak boleh kehilangan identitasnya sebagai sebuah komunitas yang mempunyai tugas prioritas sebagai pencari ilmu agar mendukung perkembangan ilmu pengetahuan tanah air. Tanggung jawab akademis dan sosial adalah konsekuensi logis dari perannya sebagai mahasiswa.

Mahasiswa Indonesia yang belajar di luar negeri memiliki identitas, peran, dan tanggung jawab yang hampir sama. Bahkan, dengan iklim luar negri yang membuat mahasiswa lebih luas dalam bersentuhan dengan dinamika dan beragam kebudayaan dunia yang plural akan membentuk karakter khas dan memiliki tanggungjawab yang lebih besar. Walaupun jumlahnya minoritas, tumpuan dan harapan masyarakat Indonesia terhadap mahasiswa sangatlah besar.

Adalah mahasiswa Indonesia di Libya, sebagai bagian dari komunitas mahasiswa Indonesia yang berada di luar negeri dan termasuk aset bangsa yang memiliki dinamika dan peran tersendiri. Mahasiswa Indonesia di Libya, sebagai sebuah contoh komunitas aktifis bangsa dan juga pencari ilmu senantiasa berusaha untuk mewujudkan idealita kemahasiswaan. Keberadaannya walaupun dalam jumlah terbatas, tetap memiliki dinamika dan ciri khas sendiri. Lembaga akademis (organisasi) kemahasiswaan Indonesia yang mereka bentuk merupakan bukti nyata yang konkrit atas upaya kerja mereka. Dengan demikian seluruh aspirasi, inspirasi, dan kreativitas mahasiswa dapat tersalurkan dengan manajemen yang tersedia di dalam organisasi tersebut.

Di sisi lain, organisasi mahasiswa Indonesia Libya juga merupakan suatu wadah keilmuan, pusat pembinaan dan pengembangan yang efektif bagi mahasiswa demi menciptakan insan muslim akademis, beramal, berkepribadian, dan bertanggung jawab. Selain itu, diharapkan bisa berfungsi sebagai pemersatu kehidupan bermasyarakat dalam rangka menggalang Ukhuwah Islamiyah di kalangan mahasiswa Indonesia khususnya, dan mahasiswa luar asing serta masyarakat Indonesia di Libya pada umumnya.


2. LATAR BELAKANG

Libya adalah sebuah negeri sosialis. Ketika tahun 1987 diberlakukan embargo terhadap Libya sebagai akibat dari konflik politis, mulailah Libya dikucilkan dalam pergaulan dunia internasional, bahkan dikenal sebagai negeri teroris. Sebagai efek langsung maka kristalisasi karakter sosialistik Libya semakin mapan, dimana alasan-alasan keamanan dan politis selalu menjadi dasar utama dalam mengambil sikap. Semua perangkat yang berkenaan dengan kepentingan umum secara langsung berada di bawah kontrol dan kekuasaan pemerintah dengan alasan sama. Demikian pula kontrol diadakan sampai ke tingkat sosial terendah seperti penduduk biasa dan mahasiswa.

Tindakan proteksi nyata dilakukan dimana–mana, umpamanya kebebasan berpolitik, memperoleh informasi dan menyatakan pendapat tidak diberi saluran secara wajar. Kondisi politik seperti ini menghasilkan suatu masyarakat yang juga tertutup, saling curiga dan sensitif. Dalam suasana seperti inilah mahasiswa Indonesia hidup dan bersosialisasi di Libya.

Libya yang protektif terhadap negara asing, membuat informasi mengenai pendidikannya pun sangat terbatas. Kondisi ini berlangsung sampai tahun 1997, meskipun sesungguhnya kedutaan Libya telah dibuka di Jakarta pada tahun 1992. Pada tahun itu pengiriman mahasiswa mulai koordinatif dengan organisasi sosial keagamaan di Indonesia, seperti NU, Muhammadiyah, Persis, Al-Wasliyah, dan lain-lain.

Setelah dicabutnya embargo pada tahun 2003 dengan kesediannya untuk menyelesaikan kasus-kasus teroris yang pernah dilakukannya, Libya mulai membangun hubungan kembali dengan dunia internasional. Hal ini memberikan dampak positif terhadap segala aspek, politik, ekonomi, sosial dan pendidikan.

Dengan peran aktifnya Libya di bidang kemanusian serta kerjasamanaya di kancah internasional, menjadi bukti nyata akan keinginannya untuk semakin maju dan terbuka. Gelar negeri teroris pun mulai pudar dengan terhapusnya Libya dari daftar negara-negara penyokong teroris. Semua ini membuat mata dunia semakin terbelalak dan mulai tertarik untuk menjalin kerjasama dalam berbagai bidang. Maka terciptalah Hubungan dalam bidang pembangunan, ekonomi, sosial, politik, pendidikan, yang terlihat dengan berdatangannya tamu-tamu negara ke Negeri Hijau ini, baik itu tokoh politik maupun agama.

Perguruan Tinggi di Libya yang menjadi tujuan belajar mahasiswa Indonesia sampai saat ini adalah Kuliah Da'wah Islamiah yang terletak di Ibukota Libya Tripoli. Kuliah Da'wah adalah sebuah lembaga pendidikan yang berada dibawah naungan Jam’iyah Da'wah Islamiyah yang didirikan pada tahun 1974. Jam’iyah Da'wah sendiri didirikan pada tahun 1972. Kuliah Da'wah adalah sebuah institut Da'wah yang memfokuskan mahasiswanya pada pendidikan Da'wah untuk mencetak alumni-alumninya sebagai da'i (muballigh) yang kapabel dan berdedikasi tinggi, dan juga merupakan satu-satunya PT di Libya yang mengkhususkan diri mendidik mahasiswa asing yang datang dari sekitar 98 negara di dunia. Pada awal tahun pembukaannya, mahasiswa Indonesia sudah mulai ada yang belajar di tempat tersebut, walaupun jumlahnya sedikit. Hal ini disebabkan kebijakan pemerintah

Jumlah mahasiswa yang belajar di Kuliah Da'wah berkisar 900-an mahasiswa. Mayoritas pelajar datang dari Afrika, Asia Tengah, Asia Tenggara beberapa dari Eropa dan Amerika Latin. Karena lembaga ini berorientasi pada pembinaan Da'wah maka mahasiswa tidak terlalu diarahkan untuk menguasai disiplin ilmu bidang tertentu sebagai spesialisasi. Karena itu pula jumlah mata kuliah yang diajarkan dalam setiap tahunnya cukup banyak, yaitu berkisar antara 15-16 mata kuliah. Akan tetapi setiap individu dari para mahasiswa berusaha dengan semaksimal mungkin agar memperoleh yang akan ia bawa sebagai bekal ketika pulang ke tanah air ketika lulus dari Kulliyah ini. Ilmu dibangku kuliah saja bukanlah sebagai jaminan akan keberhsilan seseorang di masa depan. Banyak kita dapatkan para tokoh-tokoh terkemuka di Nusantara yang mana tingkat pendidikannya sangat tinggi serta memperoleh nilai yang luar biasa bagusnya, akan tetpai bila tidak diimbangi dengan perilaku atau akhlak, maka itu semua tidak akan ada artinya.

Kuliah Da'wah memberikan fasilitas yang cukup memadai bagi para mahasiswa semenjak diterimanya mereka melalui ujian di negara masing-masing. Calon mahasiswa mendapat biaya akomodasi seperti tiket dan fiskal. Bangunan kuliah Da'wah berada satu kawasan dengan kantor Jam’iyah Da'wah itu sendiri. Semua aktifitas mahasiswa dilaksanakan dalam lingkungan Kuliah yang fasilitas pendidikannya dibangun secara integrated. Jadi lingkungan Kuliah mencakup kampus, perpustakaan, masjid, asrama, rumah makan, Bank, kantin, sarana olahraga, aula pertemuan dan klinik sederhana. Para mahasiswa mendapat pelayanan gratis mulai tempat tinggal, makan, buku, kursus dan uang saku.


3. IDENTITAS DAN SEJARAH SINGKAT KKMI

Organisasi ini dinamakan KKMI (Kesatuan Keluarga Mahasiswa Indonesia) Karena eksistensi KKMI sebagai lembaga kekeluargaan mahasiswa Indonesia Libya yang mencerminkan keuniversalan Islam dan Bineka Tunggal Ika. Hal ini diindikasikan dengan keberagaman anggota KKMI itu sendiri, baik secara tanah kelahiran, suku, budaya, basic pendidikan sampai ORMAS Islam Indonesia yang merekomendasikan anggota KKMI untuk melanjutkan pendidikan di Libya Mahasiswa Indonesia cukup beragam.

Jumlah mahasiswa yang ada saat ini adalah 124 orang. Keseluruhan mahasiswa berasal dari berbagai latar belakang organisasi yaitu : MUI, Muhammadiyah, PERSIS, Al-Irsyad, NU dan Jam’iyah Washiliah. Dari segi latar belakang pendidikan umumnya mereka adalah lulusan pesantren. Demikian juga keragaman daerah asal yaitu : Sumatera (Medan, Padang, Riau dan Bengkulu), Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi, Lombok, serta Irian Jaya Seluruh mahasiswa Indonesia di Kuliah Da'wah terkumpul dalam wadah organisasi yang menjadi lokomotif utama dinamika mahasiswa Indonesia.

Organisasi mahasiswa Indonesia di Libya ini pada mulanya bernama Persatuan Pelajar Indonesia di Libya (PPI-Libya). Dan pada tanggal 2 Rabi’ul Awal 1418 H bertepatan dengan hari Senin 7 Juli 1997 M berubah nama menjadi KKMI. Tujuan didirikannya organisasi ini selain untuk mewadahi seluruh dinamika mahasiswa, juga menjadi pelindung bagi mahasiswa Indonesia. Disamping organisasi ini juga menjadi jalur penghubung antara mahasiswa Indonesia dengan dunia luar, dimana kontak-kontak dengan berbagai lembaga dan organisasi kemahasiswaan diadakan melalui organisasi ini.


4. TUJUAN

Adapun tujuannya Sebagai berikut:
قال جلّ ثنا ؤه : وَاعْتَصِمُواْ بِحَبْلِ اللّهِ جَمِيعاً وَلاَ تَفَرَّقُواْ
Artinya: “Dan berpegang teguhlah kalian semua pada tali (agama) Allah, dan jangnalah kamu bercerai berai.” (QS :3, Al-Imran : 103)
وَتَعَاوَنُواْ عَلَى الْبرِّ وَالتَّقْوَى وَلاَ تَعَاوَنُواْ عَلَى الإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
Artinya: “Dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebaikan dan taqwa dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.” (QS:Al-Maidah : 2)

Sebagai representasi kalam Ilahi di atas, maka KKMI berupaya memfasilitasi mahasiswa Indonesia Libya untuk menjalin Ukhuwah Islamiyah. Dengan demikian KKMI akan semakin mudah mengarahkan anggotanya menjadi insan akademis yang beriman, beramal, bertanggung jawab dan bertakwa kepada Allah SWT yang pada akhirnya KKMI dapat mencetuskan kader-kader islami penerus perjuangan dan perkembangan ummat, bangsa dan negara sehingga terpelihara harkat serta martabat agama dan bangsa.

Kepedulian KKMI terhadap dunia keilmuan dan kreativitas tidak hanya terfokus pada pengembangan kualitas dan potensi anggota bahkan mencoba melebarkan sayapnya dan mensosialisasikan eksistensinya kepada seluruh masyarakat Indonesia yang tinggal di Libya. Adanya kegiatan keagamaan di kalangan masyarakat Indonesia Libya merupakan bukti kepedulian KKMI dalam mencerdaskan kehidupan umat.


5. KEPENGURUSAN DAN KINERJA KKMI

Organisasi ini secara hierarki struktural terdiri dari:
1. MPA (Majelis Permusyawaratan Anggota)
2. DK (Dewan Konsultatif)
3. DPI (Dewan Pengurus Inti)
4. BO(BadanOtonom)

Secara sederhana, MPA adalah perwakilan mahasiswa yang dikomandoi oleh Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan 4 Anggota. Dewan Konsultatif sesuai namanya adalah dewan yang difungsikan sebagai tempat konsultasi DPI dalam mengambil kebijakan organisasi. DPI ibarat badan eksekutif yang berperan secara aktif dalam mengambil segala keputusan dan kebijakan organisasi ini.

KKMI mengalami pergantian pengurus setiap satu tahun sekali sesuai dengan aturan yang termaktub dalam AD/ART KKMI. Jumlah anggota yang terus bertambah serta semakin kompleksnya persoalan yang dihadapi, maka KKMI pun sering melakukan bongkar-pasang departemen. Untuk tahun ini tercatat ada 9 departemen yang ada di bawah Ketua, Sekretaris dan Bendahara. Departemen-deartemen tersebut adalah : Pendidikan dan Kepustakaan, Da’wah, Humas, Olahraga dan Seni, Kaderisasi, Media dan Informasi, Kesejahteraan, Dana dan Usaha, dan Keputrian.

Kinerja Dewan Pengurus Inti KKMI dikawal secara langsung oleh MPA yang notabene adalah perwakilan mahasiswa dalam menyuarakan suaranya. DPI melaporkan semua aktifitas organisasinya setiap 3 bulan sekali agar senantiasa terkontrol sekaligus sebagai sarana evaluasi kerja guna menuju hasil yang lebih baik.


6. KKMI : DINAMIKA DAN PERSOALANNYA

Mahasiswa Indonesia cukup beragam. Jumlah Anggota KKMI yang ada saat ini (per Agustus 2008) adalah 107 orang. Keseluruhan adalah mahasiswa yang berasal dari berbagai latar belakang organisasi yaitu : MUI, Muhammadiyah, PERSIS, Al-Irsyad, NU dan Jam’iyah Washiliah. Dari segi latar belakang pendidikan umumnya mereka adalah lulusan pesantren. Demikian juga keragaman tanah kelahiran yaitu : Sumatera (Medan, Padang, Riau dan Bengkulu), Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi dan Lombok.

Dari kondisi seperti ini dapat digambarkan bagaimana kadar pluralitas komponen KKMI, Keragaman seperti ini menjadi masalah sekaligus tantangan bersama bagi KKMI dalam hidup berjamaah untuk bisa menyatukan perbedaan yang ada. Secara lebih jelas kondisi onggota KKMI khususnya dan mahasiswa lain umumnya dapat digambarkan pada poin-poin berikut :

1. Keterbatasan dana menyebabkan beberapa rancangan pengembangan aktifitas tidak berjalan semestinya. Adalah menjadi suatu hal yang ironis ketika mahasiswa Indonesia disini tidak mampu merespon persoalan-persoalan aktual baik berupa kejadian-kejadian maupun perkembangan pemikiran yang aktual di Indonesia semata-mata karena keterbatasan finansial dimana informasi keindonesiaan umumnya bisa diakses melalui fasilitas internet.

2. Meskipun perpustakaan di Kuliah Da'wah terhitung sebagai perpustakaan terbesar di Libya, tetapi minat baca mahasiswa umunya tidak begitu besar disebabkan, pertama, tersitanya waktu untuk memfokuskan pusat perhatian kepada pelajaran di Kuliah yang jumlahnya cukup banyak. Oleh karena itu rata-rata nilai yang dihasilkan mahasiswa adalah jayyid, Jayyid Jiddan dan Mumtaz. Kedua, wacana pemikiran di Libya atau Kuliah Da'wah sendiri yang kurang interes (cenderung statis) dan kurang menstimulasi mahasiswa untuk menelaah buku-buku di perpustakaan.

3. KKMI pada setiap tahunnya dipercayai untuk menjadi tenaga musiman haji. Akan tetapi karena keterbatasan kesempatan yang diberikan (6 orang), maka pengalaman mengunjungi Rumah Allah di Tanah Suci tidak bisa dirasakan oleh setiap anggota walaupun sampai akhir masa pendidikannya. Apalagi jumlah mahasiswa Indonesia semakin tahun terus bertambah.


4. Para mahasiswa menikmati kebebasan berdiskusi dengan para Dosen tetapi dalam batas-batas yang tidak menyentuh politik pemerintah. Mahasiswa juga diberikan kebebasan untuk mengadakan berbagai seminar ilmiyah yang di presentasikan baik oleh Dosen, mahasiswa Strata 1 (satu) tingkat Akhir ataupun mahasiswa Pasca Sarjana.

5. Kemajemukan mahasiswa Kuliah D'awah Islamiyah dengan perbedaan kultur dan adat negara menuntut mahasiswa untuk mampu beradaptasi satu sama lain. Dalam kondisi seperti ini saling memahami dan mengerti merupakan prinsip interaksi mahasiswa yang harus di junjung tinggi.

6. Dengan kemajemukan mahasiswa yang ada tentunya organisai mahasiswa setiap negarapun bersifat majemuk. KKMI yang berdiri ditengah organisai mahasiswa lainnya selalu berusaha semaksimal mungkin menampilkan wajah Indonesia dengan sebaik-baiknya. Baik dengan megundang pembicara dari negara lain pada kegiatan diskusi interen KKMI ataupun berpartisipasi sebagai pengisi kegiatan-kegiatan yang di laksanakan pihak kuliahatau lembaga negara.

7. Keberadaan KBRI Libya yang menjadi pelindung KKMI. sangat memudahkan akses KKMI dengan masyarakatIindonesia Libya, bahkan kontritribusi yang diberikan kepada KKMI dapat membantu kelancaran kegiatan organisasi.

8. Kejenuhan yang yang terkadang timbul merupakan akumulasi dari berbagai persoalan diatas yaitu, terbatasnya ruang gerak, penyaluran kreativitas yang kurang maksimal dan juga tuntutan untuk bisa mengikuti pelajaran di kelas dengan jumlah yang cukup banyak.

Demikianlah diantara kondisi umum KKMI khususnya dan mahasiswa Kuliah Da'wah Islamiyah umumnya Tripoli Libya. Hal ini selain menjadi persoalan bagi KKMI, sekaligus menjadi tantangan atas tuntutan yang di emban komponennya untuk menjadi mahasiswa sukses dan berhasil yang juga merupakan sesuatu hal penting yang tidak mereka abaikan. Predikat yang mereka sandang sebagai mahasiswa Timur Tengah juga menjadi tanggung jawab yang harus mereka emban. Maka tantangan seperti itu membuahkan kerja keras mahasiswa dalam Proses pendidikan di Libya sehingga menampakkan catatan hasil dan prestasi. Diantara hal yang bisa dicatat sebagai hasil aktifitas dan dinamika KKMI di Libya adalah :

1. KKMI Kuliah Da'wah dikenal sebagai organisasi yang paling teratur, rapih dan banyak memiliki aktifitas dan dinamika. Hal ini dibuktikan dengan frekuensi kegiatan internal maupun eksternal yang cukup tinggi. Kerjasama berbagai bidang baik antar mahasiswa ataupun dengan kuliah dalam beberapa event besar nasional Libya di Kuliah Da'wah mampu dilaksanakan oleh KKMI dengan baik.

2. Diskusi-diskusi ilmiah yang berfrekuensi sebulan 2 (dua) kali dengan berbagai materi dan pembicara baik yang berbahasa Indonesia maupun Arab dengan pembicara dari mahasiswa Indonesia ataupun undangan dari mahasiswa asing di tingkat pasca sarjana rutin kami lakanakan.

3. Penerbitan buletin setiap 1 bulan dan majalah minimal 1 edisi/tahun sebagai sarana penyaluran kreativitas, minat dan bakat mahasiswa Indonesia dalam bentuk karya tulis seperti : artikel, cerpen, puisi, argumentasi, dll.

4. Prestasi belajar yang cukup tinggi tercermin pada Taqdiir (predikat) yang diraih mahasiswa Indonesia. Umumnya mereka berpredikat jayyid, jayyid jiddan dan mumtaz.

5. Kontak relasi dan kerjasama baik ilmiah maupun keorganisasian dengan berbagai PPI (Persatuan Pelajar Indonesia) di negara lalin seperti : Mesir, Iraq, Suriah, Pakistan, Yordania, Yaman, Tunisia dan lain-lain.

6. Pembinaan anak-anak dan remaja juga menjadi fokus kegiatan KKMI. Pola fikir Islami, kemampuan membaca Al-quran, penanaman akidah Islamiyah, pendidikan akhlakul karimah menjadi materi-materi khusus yang di sajikan KKMI.

7. Perhatian KKMI terhadap olahraga dan seni juga cukup besar. Untuk tahun ini KKMI dipercaya untuk menyelenggarakan Asian Games 2008.

8. Sebagai bagian dari rakyat Indonesia, KKMI juga berpartisipasi aktif dalam hampir seluruh kegiatan bernafaskan cinta tanah air.


7. PENUTUP
Demikianlah tulisan ini kami persembahkan sebagai gambaran secara umum mengenai organisasi KKMI (Kesatuan Keluarga Mahasiswa Indonesia) yang berada di Tripoli Libya sebagai bahan rujukan dari berbagai pihak, serta dapat memberikan manfaat yang sebesar besarnya.

Selanjutnya....