La Liga Spanyol 2009

8 Jan 2010
Oleh : Silvya Hanun

Spanyol terisak. Capala berduka. Barcelona menangis. Real Madrid bersorak. Pep Guardiola resah. Apa pasal? Lionel Andres Messi mengalami kecelakaan lalu lintas! Tahukah kau siapa Messi? Ya… tidak salah lagi, striker berbakat yang merupakan pemain andalan Barca. Siapakah yang akan menggantikan posisinya untuk merebut kejuaraan La-Liga musim ini? Bisakah Barcelona merebut tiket untuk ajang FIFA WORLD 2010 di Afrika Selatan tanpa kehadirannya? Sebenarnya siapakah dalang dari kecelakaan tersebut? dan siapa yang patut disalahkan? Tak ada. Ini murni kecelakaan…
Meski ratutasan ribu mata menitikkan air mata melihat idola mereka -Messi- kehilangan kaki kanannya, ataupun kasus Maradona kena sanksi FIFA selama dua bulan, namun pertandingan La Liga harus tetap dijalankan sesuai jadwal.
***
Hawa pertandingan La-Liga menyeruak, memasuki rongga seluruh lapisan dunia, dan Spanyol khususnya. Jalan-jalan tumpah ruah oleh penonton yang masing-masing menjagokan kesebelasannya. Bendera, umbul-umbul, iklan-iklan besar dipasang di sisi jalan. Sebagian wajah penonton telah berubah warna, dicat sesuai tim favorite mereka. Pusat perbelanjaan, restaurant, dan tempat-tempat umum lainnya menyajikan nonton bareng secara live. Euphoria piala La-Liga menjadi ajang bisnis kelas kakap maupun teri untuk berlomba-lomba meraih keuntungan dari acara bergengsi ini. Di pasar, terminal, gang sempit, area parkir, perkantoran, hanya membahas satu masalah. SEPAK BOLA!

Camp Nou telah dijejali penonton. 97 ribu lebih kursi terisi sejak sore. Semua orang menuggu-nunggu cemas. Bertanya-tanya. Terkejut. Bukan mengenai keputusan Joan Laporta dan Pep Guardiola memilih pemain cadangan yang akan menggantikan pemain yang dikenal dengan gaya el-pichichinya. Ada sesuatu yang aneh di gelanggang sepak Barca. Seorang remaja tanggung tampak tak percaya atas pemandangan di depannya. Matanya dikucek-kucek beberapa kali lantas mengambil hape lalu membidik.
Beribu pertanyaan menghiasi kepala manusia yang sedang menonton secara live atau tunda. Florentino Perez dan Manuel Pellegrine juga tampak bersitegang dengan presiden Barca, Joan laporta, mempertanyakan perubahan yang terjadi secara mendadak. Wajah mereka memerah menahan amarah. Tapi bagaimanapun kondisinya, konsekuensi harus tetap diambil. Prosedur pertandingan tetap dijalankan.
***
“Tidak. Kita tidak akan mundur. Sebenarnya tidak ada diantara kita yang tahu atas perubahan ini. Tapi kita bisa atur strategi. Apapun medannya kita pasti bisa bermain denngan baik,” ujar sang kapten, Charles Puyol menyanggah perkataan salah satu rekannya.
“tapi…kita tidak punya waktu banyak. Pertandingan akan dimulai 15 menit lagi” sanggah yang lain.
“Begini. Kau… dan kau,” Zlatan memberi komando menyusun strategi baru.
***
Tak lama kemudian dua tim bergengsi memasuki lapangan yang agak becek diiringi sorak sorai masing-masing pendukung. Salah seorang pria berkacamata minus berdiri di barisan paling depan tersenyum lebar, meloncat-loncat dan mengibar-ngibarkan spanduk kecil bertuliskan “KAREEM, be a good soccer.”
“Dan…Inilah pertandingan paling unik dan bersejarah di dunia sepak bola. Lapangan yang sengaja di desain tanpa rumput. Hamparan pasir yang agak basah akan menentukan siapakah tim soccer sejati musim ini. Dapatkah mereka melakukannya?”
“Penonton, kita sambut Tiiim Barcelonaaa,” seru Vic Bukingham bersuara sambas yang tampil sebagai komentator. Tentu saja dengan bahasa Spanyol.
“Juara La Liga tahun lalu menghadirkan pemain baru sebagai striker menggantikan legendaries Messi, Kareem Garcia, dengan Top Soccer Zlatan Ibrahimovic dan kipper bertangan lengket, Valdes K….” Lanjutan kalimat Bukingham tenggelam oleh sorakan heboh dan huru hara pendukung Barcelona.
“Dan tentu saja rival abadi Barca, Real Madriiiid. Juara liga Champion ini dipimpin oleh seorang pemain tercepat di dunia, Cristiano Ronaldo, lalu dibelakangnya ada Ricardo Kaka….” lagi-lagi suaranya hanyut bersama teriakan supporter Real Madrid.
Antoni Torres selaku wasit meniup peluit mulai. Barca dengan Kareem di depan dan Valdes selaku GP (goal keeper) mulai beraksi di lapangan saling serang dan berkelit di lapangan yang licin.
“….Pemain baru Barcelona awal musim tahun ini, Kareem Garcia…. Kita akan menantikan aksinya…. Ya, Ibrohimovic menguasai bola, Kaka melancarkan serangan dari sudut kiri dengan Trequartistanya. Sebuah umpan lambung mencari striker utamanya, Kareem. Kontrol dada yang bagus oleh Kareem dan kali ini ia mencoba melepas tendangan… Tapi, ada Ronaldo dari Real Madrid menghadang. Dengan gaya Rabona yang mempesona, ia mencoba menendang bola disilangkan di belakang tumit kaki, tapi sungguh luar biasa Kareem mampu berkelit, melompati sliding lawan dengan gaya Hocus Pocus…, sungguh indah pemirsa. Kita lihat… ahh, Ronaldo tergelincir….”
Penonton setengah tak percaya. Siapakah orang baru kemaren sore itu sebenarnya? Dia berhasil menggunakan berbagai teknik bola dengan sempurna. Bukan hanya sempurna, tapi eksotik dan artistik. Apakah dia jelmaan dari kapten Tsubasa atau Sinichi?
“Dan… Kareem mengambil ancang-ancang. Sebuah tendangan trick freekick dilepas. Bola meluncur cepat sekali. Xabi Alonso, kiper Madrid terbang ke kiri, menangkap angin… dan GOOLL…GOOOLLL…!!! satu kosong untuk untuk Barcelona…”
Suara Bukingham kembali tenggelam oleh tepukan dan teriakan penonton. hanya dalam hitungan 20 menit sosok berkulit sawo matang itu berhasil mencetak gol, mengalahkan sang legendaris Ronaldo.
Kareem bersalto di udara dan dikerubuti tim. Di pinggir lapangan, sosok berkacamata minus tersenyum penuh kegembiraan, lalu mengambil note book dan mencatat sesuatu.
Pluit istirahat ditiup. Tim Real Madrid berusaha memperkuat pertahanan. Teknik untuk lapangan hijau tidak berarti sama sekali. Raul Albiol berkali-kali jatuh saat mengejar bola. Strategi baru harus segera diambil. Final berjalan ketat dan berat. Kedua tim terus saling menyerang. Kondisi lapangan yang licin membuat pemain kedua tim sering terjatuh. Satu persatu pemain ditandu keluar, baik karena jatuh atau di-tackle. Babak pertama ditutup dengan skor: 1-1.
“Sekarang Real Madrid membangun serangan balik yang cepat. Bola langsung dikirim ke tengah. Gelandang Antonio Adnan langsung mencocor ke sana. Sementara itu, dua pemain belakang Barcelona menghadang tapi Antonio berliku-liku dan terus mendribbling bola melewati DF Gerard Pique, terus mendekati gawang dan tendangan kencang langsung dilepaskan ke arah kiri. Tapi, kiper Valdes dengan manisnya memetik bola di udara. Kedudukan masih imbang 1-1!”
Kedudukan 1-1 terus bertahan. Tinggal 5 menit lagi waktu habis dan pertandingan akan ditentukan oleh penalti. Kondisi lapangan yang dibuat licin dan penuh lumpur membuat kedua belah pihak seperti baru mandi di kubangan. Beberapa pemain Barca, termasuk Ibrohimovic berjalan terpincang-pincang sambil meringis. Rinai-rinai gerimis mulai turun. Melihat situasi tersebut, Joseph Pep Guardiola tidak punya pilihan lain. Dia meneriakkan nama Gai Assulin di posisi sayap kiri, Marc Muniesa sebagai bek tengah, dan Gael Junior Etock menggantikan Ibrahimovic.
“Saudara-saudara, di menit terakhir yang sangat menegangkan ini… kita lihat, Kareem mendapat operan bola dari Eric Abidal yang menjadi defender. Bola sampai juga walau sempat melantun-lantun tidak lurus melewati genangan air -medan yang cukup sulit rupanya- tapi Benzema berusaha menghadang dan… lagi-lagi Kareem unjuk kebolehannya, gerakan sombrero yang sangat baik. Bola dicungkil melewati ubun-ubunnya dan dia terus berlari mengejar bola….”
Melihat itu, pendukung Barca bersorak-sorak memekakkan telinga. Ayo Kareem… cepaaat!! We Love You… !!
“Dan… Ronaldo sudah berdiri di depan Kareem, menutup gerakannya. Dengan Flip-Flap dia mengambil ancang-ancang memberikan umpan pada Junior Etock tapi rupanya Ronaldo sudah melakukan sliding. Sangat terlambat untuk menghindar. Kita akan menyaksikan apa yang akan terjadi….”
“…Sangat mengagumkan, penonton, ternyata Etock berhasil menerima umpan. Dengan kontrol dada yang cukup bagus, dia langsung mengirim tendangan geledeknya. Bola terbang dengan liar…”
Seketika lapangan menjadi sunyi. Semua berharap-harap cemas. sebagian komat-kamit, melantunkan doa agar bola tersebut gagal masuk gawang. Ada yang mengambil euro dari koceknya sebagai bukti taruhan.
“Dan…GOOOLL!!! saudara-saudara…ternyata kiper menangkap angin, bola merobek gawang Real Madrid. 2-1 untuk Barca.”
Kareem mengangkat kedua tangan dan berteriak sekencang-kencangnya. Etock dan tim Barca lainnya berlari-lari tak tentu arah di lapangan, merayakan kemengan. Madrid? Meskipun gagal membawa tiket Piala Dunia, mereka tersenyum. Ronaldo menepuk-nepuk bahu Kareem seraya mengucapkan sesuatu di telinganya. Kareem membalasnya denngan senyuman dan jabat tangan yang erat sekali. Sportif. Kau lihat itu kawan? tak ada dendam atau iri. Karena tujuan bermain bola bukan untuk mencetak gol sebanyak-banyaknya, namun bagaimana menciptakan gerakan yang akan terus dikenang sepanjang sejarah manusia. Konon, Kareem akan dibeli Manchester United dengan transfer mencapai 15,5 juta poundsterling, mengalahkan rekor pemain termahal dunia, Ronaldo yang dibeli oleh Los Blancos.
***
Tidak ada yang tahu siapa sebenarnya Kareem Garcia, bahkan Pep Guardiola sekalipun. Asal usul, kehidupan, dan apa motivasinya bergabung dengan tim Barcelona. Dia bukan lulusan La Masia, sekolah sepak bola yang banyak menelurkan pemain-pemain berbakat Spanyol. Sebagai pemain baru, namanya langsung melambung karena gaya serta tendangan indah tapi mematikan yang tidak pernah dilakukan oleh para pemain lain di dunia. Dia menguasai padalada, nutmeg, rabona, rainbow, el-phichichi, trequartista, cola de vaco, dan sebagainya. Wajah sawo matangnya yang tak begitu menarik langsung menghiasi poster-poster besar di jalan, rumah, kamar, gang-gang sempit, televisi, koran, dan lain-lain. Senyuman tiga sentinya itu, serentak menghiasi kaos, topi, tas, bahkan celana dalam dan bra.
Ratusan bahkan ribuan wartawan berusaha mencari tahu. Setiap gerak-geriknya menjadi sorotan publik. Namun usaha wartawan hanya sia-sia belaka. Tidak ada yang tahu secara jelas kehidupannya sebelum bergabung dengan tim tersebut.
Satu-satunya berita yang membuat heboh seluruh dunia adalah bahwa Kareem dari Indonesia. ORANG ASLI INDONESIA!!! Tulen! Tidak ada campuran darah Eropa. Selebihnya? hanya dia sendiri, laki-laki berkacamata minus dengan note book yang selalu dibawanya kemanapun ia pergi, dan Tuhan yang tahu.
***
Jam menunjukkan pukul empat pagi waktu Spanyol. Setelah melakukan sedikit warming up, Kareem memulai latihannya. Sinar bulan masih tersenyum menggantung diantara bidari-bidari yang berkilauan ketika ia mengawali harinya.
Dengan kaki telanjang, ia berusaha mengasah kemampuannya dengan berlatih di kebun belakang rumah yang sangat sederhana. Tidak ada anggota tim yang lain. Hanya dirinya dan laki-laki berkaca mata minus, dr. Bob Meyner. Ahli psikologis yang menjadi dokter pribadinya sejak sepuluh tahun yang lalu.
Kareem memutar bola kecil berdiameter 3 cm dengan kakinya. Bola Bekel !!! Bukan bola bermerek Adidas yang biasa dipakai untuk sepak bola, tapi bola karet yang sering dipakai kanak-kanak perempuan desa untuk bermain. Jari-jari kakinya lentur memainkan benda kecil tersebut.
“Sekarang kau tahu kenapa aku menyuruhmu untuk menetap sementara di Spayol dan bergabung dengan tim Barca?”
Mendengar pertanyaan tersebut, Kareem menghentikan permainannya dan memandang sang dokter dengan mata berkaca-kaca.
“Ya…akhirnya aku menemukan jawabannya setelah sepuluh tahun mencari cara. Terimakasih, kau berhasil menyembuhkanku.” dipeluknya erat sosok di hadapannya itu
“Kau merasa lebih tenang sekarang?”
“Tidak hanya tenang, lebih dari itu; Ketentraman hati.”
“Tapi tidak semua pemain bisa menyadarinya. Saat ini hanya kau yang bisa melakukan hal tersebut.”
“Apa kau terburu-buru pulang ke Inggris?”
“Tidak. Kita selesaikan kontrak sampai pertandingan FIFA WORLD dan kembali bersamamu ke Indonesia. Mungkin aku memilih menjadi WNI, mencari pemain-pemain bola andalan yang bisa menggabungkan dimensi ibadah ke dalam sepakbola.”
Kareem melanjutkan latihannya. Dengan mata terpejam dia mengambil tendangan atas dan syuttt..., hanya dalam hitungan seperberapa detik bola langsung masuk ke tempat sampah berkumpul dengan kaleng dan plastic sisa makanan.
“Kau takkan menang jika hanya mengandalkan kekuatanmu dan tim. Trik dan kekompakan tidak akan berguna jika kau masih belum bisa mengontrol emosi. Hanya satu kunci yang akan membawamu dan tim ke puncak sukses.
“Beritahu… apa itu?”
“Sabar... kau harus bermain secara sportive dan sabar. Jangan sekali-kali emosi atau marah. Kontrol emosi. Itu yang penting.
***
Di atas ketinggian 2500 feet Kareem Gracia- yang membawanya kembali pulang ke nusantara- membuang pandangan jauh ke luar jendela, mengamati arakan awan. Di sampingnya Meyner tengah mengotak-atik isi notebook dan menulis beberapa kalimat:

Nama pasien : Kareem Gracia alias Karim Hermanto
Umur : 23 tahun
Kewarganegaraan: Indonesia
Analisa Penyakit: Menderita tekanan psikologis sejak umur lima tahun yang membuatnya tidak pernah tenang dan bisa mengamuk tanpa terkendali. Sampai saat ini belum ada nama khusus dalam istilah psikologi untuk menyebut penyakit ini.
Hasil penelitian: Selama tiga tahun, saya berusaha mencari cara yang terbaik untuk menyembuhkan si pasien. Akhirnya dengan terapi sepak bola, dia berhasil disembuhkan. Saat ini saudara Kareem telah sembuh total.
Kegiatan penelitian akan saya kirim pekan depan sebagai study menyelesaikan program doctoral Cambridge University
.

Klik. Email has sent. []

Selanjutnya....