Srikandi Ekonomi Syariah

29 Apr 2010
Oleh : Rahmat Arafah*

Islam merupakan agama yang mampu mengajarakan kepada seluruh pengikutnya tatanan kehidupan. Sehingga tidak satupun celah dalam kehidupan ini yang tidak diatur oleh Islam. Hal ini dikarenakan Islam merupakan agama yang paling lengkap lagi pelengkap akan semua ajaran samawi yang lebih dahulu turun sebelum nilai ke-Islaman diajarkan oleh Nabi Muhammad. Namun yang menjadi pertanyaan bagi kita semua adalah; sudahkah kita menerapkan nilai-nilai ke-Islaman dalam setiap aspek kehidupan kita, atau nilai ke-Islman kita baru hanya pada batasan syahadat, shalat serta puasa saja. Sehingga selain aspek itu kita tidak lagi menjadikan agama sebagai landasan. Padahal Allah telah mengingatkan kita untuk ber-Islam secara total dalam firmanNya :

(QS.02: 208) يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَآفَّةً

Salah satu titik point dari ajaran agama Islam yaitu, bagaimana Islam mampu mengajarkan system transaksi ekonomi yang betul-betul saling menguntungkan, sesuai dengan nilai syariat, tanpa harus ada pihak yang dirugikan secara sepihak. Demikianlah Islam mengatur dunia ekonomi dalam pola kehidupan.

Karena mau tidak mau, kita juga harus mengakui bahwa dalam kehidupan sehari-hari, mulai seorang bayi lahir hingga ajal menjemputnya, manusia tidak akan pernah luput dari ekonomi. Sehingga, jangan sampai kita selaku ummat Islam terjebak dalam perkara yang sederhana, namun sangat krusial sekali. Bukan seperti pameo yang mengungkapkan bahwa untuk urusan dunia, maka jangan campur adukkan dengan urusan agama. Kenapa? Karena seorang muslim dituntut untuk mempercayai akan ajaran yang dibawa oleh Baginda Rasulullah, baik itu permasalahan yang erat hubungannya dengan sang pencipta (hablum minallah) serta hubungan kita dengan sesama manusia (hablum minannas).

Embrio Ekonomi Syariah
Ekonomi syariah sebenarnya bukanlah sesuatu yang baru di tanah air kita. Hal ini ditandai dengan lahirnya Bank Muamalat pada tahun 1991. Sehingga setelah itu secara perlahan namun pasti, “nyawa” ekonomi syariah bermunculan untuk saling melengkapi satu sama lainnya. Apalagi pasca krisis moneter yang melanda tanah air pada tahun 1998, banyak sekali lembaga keuangan yang gulung tikar imbas dari krisis monter. Namun berbanding terbalik dengan lembaga keuangan yang dikelola secara islami. Namun hal tersebut tentu harus berimbang antara kuantitas serta kwalitas yang dibutuhkan oleh lapangan, bukan sekedar “ganti baju” saja.

Seiring berjalannya waktu, maka untuk menjawab berbagai macam tantangan serta problematika dunia ekonomi syariah, dibutuhkanlah edukasi yang tidak gampang dan mudah. Hal ini karena system ekonomi konvensional yang sudah mendarah daging bukan saja ditanah air, bahkan sampai pada belahan dunia manapun. Sehingga dampak dari hal itu perlunya ekstra energi untuk membangkitkan dunia ekonomi dengan menggunakan sistem syariah. Karena pada hakekatnya, ekonomi syariah tidak saja pada dunia per-bank-an saja, namun justru jauh lebih luas dari itu lagi. Bahkan beberapa tahun terakhir ini, Negara-negara yang penduduk muslimnya minoritas mulai membidik system ekonomi syariah.

Lembaga Edukasi Ekonomi Syariah
Untuk mewujudkan hal tersebut, banyak sekali hal yang dilakukan oleh para pecinta dan penggiat dakwah ekonomi syariah, baik itu Indonesia sendiri maupun Negara lain. Contohnya adalah Bank Indonesia sendiri dalam upaya sosialisasi ini khususnya di sektor perbankan mengeluarkan logo IB (baca ai-bi), sebagai upaya dalam mengkomunikasikan kepada masyarakat agar mengenali layanan perbankan syariah dimanapun mereka berada. Selain itu, muncul juga lembaga ataupun organsasi yang sangat intens dalam hal sosialisasi perkembangan serta edukasi ekonomi syariah, seperti MES (Masyarakat Ekonomi Syariah), PKES (Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah), maupun CIRTIE (Central Information Research and Training Islamic Economic) dll.

Bahkan mahasiswa Indonesia yang mempunyai perhatian khusus terhadap ekonomi syariah membentuk sebuah wadah nasional dengan nama FoSSEI (Forum Silaturrahmi Studi Ekonomi Islam). Bahkan mahasiswa Indonesia yang kuliah diluar negeri, juga ikut meramaikan aksi sosialisasi serta edukasi maupun ajang pembelajaran untuk memahamai ekonomi syariah. Libya hadir dengan ISIEF (Indonesian Student Islamic Economic Forum), di Cairo sendiri ada PKES (Pusat Kajian Ekonomi Syariah), di Malayasia hadir ISIFED (Islamic Economic Forum for Indonesia Development), bahkan Taiwan juga memiliki FORMMIT (Forum Mahasiswa Muslim Indonesia di Taiwan), dll

Srikandi Ekonomi Syariah
Betulkah Islam itu tidak mengenal emansipasi terhadap kaum wanita? Kalau kita melihat sejarah kehidupan Nabi Muhammad serta para istrinya, maka akan kita jumpai bahwa istri-istri beliau tidak saja berdiam diri di dunia privat saja. Akan tetapi para istri Rasulullah turut serta dalam dakwah Rasulullah, termasuk saudagar maupun motivator pembangkit ekonomi rumah tangga para sahabat.

Dengan datangnya Islam, maka seketika itu juga derajat kaum perempuan yang semula merupakan kaum yang dipinggirkan mulai diangkat bahkan mendapatkan derajat yang istimewa dalam kacamata Islam. Berabada-abad lamanya setelah Islam membawa pencerahan, muncullah srikandi Kartini yang mengajak kepada kaum perempuan Indonesia untuk berusaha selalu meningkatkan wawasannya, sehingga mampu bersinergi dalam kehidupan. Saat ini, setelah bertahun-tahun lamanya era tersebut, kita dapat melihat beberapa srikandi-srikandi yang turut serta memperjuangkan ekonomi syariah. Karena nilai dari ekonomi syariah merupakan kegiatan yang memperhatikan keseimbangan, keadilan, kejujuran, keterbukaan dan kesetaraan.

Pada tahun 2010 yang tergolong masih berada pada kwartal pertama, salah satu lembaga edukasi ekonomi syariah dibawah payung PKES (Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah) telah melahirkan “anak” baru dengan nama PES (Perempuan Ekonomi Syariah). Lahirnya sebuah komunitas baru ini, khususnya bagi kalangan kaum wanita merupakan bentuk kepedulian kaum perempuan untuk turut andil dalam barisan para mujahidah peduli ekonomi syariah. Sehingga dengan wadah PES tersebut, kaum perempuan lebih leluasa dalam menambah wawasan ekonomi syariah. Karena mau tidak mau, suka tidak suka, kaum perempuan minimal dalam skala rumah tangga merupakan finance manager. Sehingga seorang finance manager rumah tangga akan sukses ketika mampu mengelola dana yang tersedia dengan baik lagi sempurna.

Di Indonesia sendiri kita dapat melihat banyaknya tokoh ekonomi syariah yang terdiri dari kaum adam. Namun hal ini juga tidak menghalangi bagi kaum hawa/perempuan untuk turut berpartisipasi. Beberapa diantara mereka adalah: Nusca Srie Sulistiyowati (Direktur Bank Syariah Mandiri), Siti Ch. Fadjrijah (Deputi Gubernur BI), Ratih Sanggarwati (Perintis Modelling Muslimah), Dr Uswatun Hasanah (akademisi UI, Anggota Pakar Badan Wakaf Indonesia), Nurul B Djaafar (Managing Director Muamalat Institute), Dr Siti Murtiyani (Pakar Ekonomi Syariah serta Pendiri lembaga pendidikan STIE HAMFARA Yogyakarta), Ummu Masmu’ah (Direktur Utama PT Haula Sejahtera, produsen mainan anak yang edukatif berlabel Haula Toys), Yanti Isa (Direktur Utama PT Magfood Inovasi Pangan) dll.

Pada tahun 2006, Prof Mummad Yunus dari Bangladesh peraih nobel dibidang perdamaian yang menggeser posisi Presiden SBY dari perih nobel, mampu menggerakkan pemberdayaan peran para srikandi untuk mengelola keuangan melalui Bank Grameen. Lembaga keuangan ini memberikan pembiayaan usaha mikro yang mana debiturnya 95 % adalah kaum perempuan.

Personal Investing
Dalam tulisan di atas, sudah disinggung sedikit bahwa kaum perempuan dalam skala rumah tangga pada umumnya mempunyai peranan yang sangat signifikan dalam mengelola lembaga keuangan rumah tangga. Hal ini terjadi karena pada umumnya kepala keluarga berkonsentrasi dalam dunia kerja untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, maka kaum perempuanlah (istri) yang harus mengambil alih tugas mengatur lalu lintas keuangan rumah tangga. Sehinga dampak dari itu dapat kita baca kebiasaan bagaimana seorang perempuan/istri yang terbiasa mengelola keuanganpribadi/ keluarga akan berbeda dengan kaum laki-laki yang lebih banyak konsentrasi pada pemenuhan nafkah. Karena secara mental dan pola pikir finance manager rumah tangga akan melakukan investasi dengan sudut pandang yang lebih rinci dan lengkap. Namun apabila para finance manager tidak mampu bekerja dengan maksimal, maka virus deficit dengan setia akan selalu mengiringi.

Hal utama yang harus kita pahami bersama sebelum merencanakan keuangan yang kita miliki adalah pandangan terhadap harta itu sendiri. Mulai dari stutus harta yang kita miliki itu, apakah betul-betul milik kita atau bukan. Dengan memahami pada hakikatnya harta yang kita miliki merupakan titipan Allah sementara waktu. Sehingga dengan demikian kita akan melakukan personal investing terhadap sektor yang dibenarkan oleh syariat. Bukan pembenaran menurut hawa nafsu. Sehingga apabila kita melakukan personal investing berdasarkan syariat, maka kita akan mendapatakan double keuntungan; untung dunia dan untung akherat. Dalam sejarah Sahabat Rasulullah, kita dapat melihat ketauladan Abu Bakar, Utsman bin Affan dalam membelanjakan harta yang mereka miliki. Sehingga apabila kita semua memahami bahwa sedikit apapun harta yang kita miliki, maka jangan lupa untuk menyisihkan sedikit untuk infaq maupun shadaqah. Karena sesungguhnya harta itu merupakn bagian dari ujian hidup; baik ketika lapang maupun sempit. []

* Koordinator Forum Kajian ISIEF, Tripoli-Libya.
Selanjutnya....

Buya Hamka

Oleh: Mihammad Dic Hidayat Ratu Loli

Sejarah kehidupan para tokoh selalu menghadirkan semangat yang sudah seharusnya mampu membakar jiwa mereka yang ingin menjadi manusia-manusia besar, sebagaimana ungkapan Sayyid Qutb. Manusia besar adalah mereka yang hidup tidak hanya untuk dirinya tetapi lebih dari pada itu hidup untuk umatnya, munusia yang di akhir hayat tidak hanya tertulis di atas batu nisan dengan tiga kosa kata fulan bin fulan kemudian dilupakan. Karena itulah jumlah manusia tak terhitung, sementara jumlah tokoh terhitung dan hanya sedikit orang.

Dan di anatara manusia besar umat dan bangsa ini yang tidak bisa dilupakan oleh sejarah adalah BUYA HAMKA. Sosok yang dipenuhi mutiara-mutiara cerita.

Telaga Kehidupan Sang Tokoh
HAMKA (1908-1981), adalah merupakan akronim nama dari Haji Abdul Malik bin Abdul Karim Amrullah. Beliau seorang ulama, aktivis politik, dan penulis Indonesia yang amat terkenal di Nusantara. Beliau lahir pada 17 Februari 1908 di kampung Molek, Maninjau, Sumatera Barat, Indonesia. Ayahnya ialah Syeikh Abdul Karim bin Amrullah atau dikenal sebagai Haji Rasul, seorang pelopor Gerakan Islah (tajdid) di Minangkabau, sekembalinya dari Makkah pada tahun 1906.

Hamka adalah potret ulama kharismatik, politisi sejati, dan pujangga terkemuka yang memilih berkiprah dalam perjuangan pembentukan karekter umat dan bangsa. Beliau bukanlah sosok ulama istana, beliau adalah ulama pejuang yang menjadi peletak dasar kebangkitan komunitas islam modern atau kaum gedongan di ibu kota lewat icon al-Azhar. Yang pada akhirnya berhasil pula melebarkan sayap sebagai lembaga pendidikan modernis dan agamis.

Sebagai politisi, Buya patut menjadi teladan, pandangan dan keyakinannya senantiasa lurus-lurus saja memperjuangkan aspirasi umat, beliau bersama tokoh-tokoh Masyumi lainya adalah para pejuang yang gigih dalam mengajukan konsep-konsep Islam secara ilmiah dan argumentatif. Juga konsisten dalam memegang teguh aturan main secara konstitusional. Ketika perjuangan melalui jalur partai politik terganjal, Buya bersama para tokoh Masyumi lainnya memilih berhijrah dan menempuh jalur dakwah di masyarakat, masjid, pesantern, dan perguruan tinggi. Karena sesungguhnya dakwah laksana air terus mengalir dan tak boleh terhenti dan tak dapat dibendung.

Sikap istiqomah menjadi garda terdepan walau harus menghadapi tangan-tangan besi kekuasaan yang terbukti berhasil menjebloskannya ke penjara. Penjara badaniah tak sekalipun kuasa memenjarakan kebesaran jiwa seorang Hamka yang tetap merdeka, sejarah pula yang akhirnya mencatat bahwa dari dalam penjara lahir karya terbesar Hamka yang membuatnya terkenal hingga Manca Negara, Tafsir al-Azhar yang juga satu-satunya Tafsir yang ditulis oleh ulama melayu dengan gaya bahasa yang khas dan mudah dicerna.

Seorang Otodidak
HAMKA lebih banyak belajar sendiri dan melakukan penyelidikan meliputi pelbagai bidang ilmu pengetahuan, seperti falsafah, kesusasteraan, sejarah, sosiologi dan politik, dalam Islam ataupun Barat. Dengan kemahiran Bahasa Arabnya yang tinggi, beliau dapat menyelidiki karya ulama dan pujangga besar di Timur Tengah seperti Zaki Mubarak, Jurji Zaidan, Abbas al-'Aqqad, Mustafa al-Manfaluti dan Hussain Haikal.

Melalui bahasa Arab juga, beliau meneliti karya sarjana Perancis, Inggeris dan Jerman seperti Albert Camus, William James, Freud, Toynbee, Jean Sartre, Karl Marx dan Pierre Loti. Hamka juga rajin membaca dan bertukar-tukar pikiran dengan tokoh-tokoh terkenal Jakarta seperti HOS Chokroaminoto, Raden Mas Surjoparonoto, Haji Fakrudin, Ar Sutan Mansur dan Ki Bagus Hadikusumo sambil mengasah bakatnya sehingga menjadi seorang orator yang handal.

Hamka dan Pergerakan
Hamka dikenal sebagai seorang petualang. Ayahnya bahkan menyebutnya “Si Bujang Jauh”. Pada 1924, dalam usia 16 tahun, ia pergi ke Jawa untuk mempelajari seluk-beluk gerakan Islam modern dari HOS. Tjokroaminoto, Ki Bagus Hadikusumo (ketua Muhammadiyah, 1944-1952), RM. Soerjopranoto (1871-1959), dan KH. Fakhfuddin (ayah KH. Abdur Rozzaq Fakhruddin). Setelah beberapa lama di Yogyakarta, ia berangkat ke Pekalongan menemui kakak iparnya, AR.Sutan Mansur, yang waktu itu menjadi ketua Muhammadiyah cabang Pekalongan. Di kota ini ia berkenalan dengan tokoh-tokoh ulama setempat. Pada bulan Juli 1925, ia kembali ke rumah ayahnya di Gatangan, Padangpanjang. Sejak itulah ia mulai berkiprah dalam organisasi Muhammadiyah.

Sementara kegiatan politik Hamka bermula pada tahun 1925, ketika beliau menjadi anggota partai politik Sarekat Islam. Pada tahun 1945, beliau membantu menentang usaha kembalinya penjajah Belanda ke Indonesia melalui pidato dan menyertai kegiatan gerilya di dalam hutan di Medan. Pada tahun 1947, Hamka diangkat menjadi ketua Barisan Pertahanan Nasional, Indonesia. Beliau menjadi anggota Konstituante Masyumi dan menjadi pemidato utama dalam Pilihan Raya Umum 1955. Masyumi kemudiannya diharamkan oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1960. Dari tahun 1964 hingga tahun1966, Hamka dipenjarakan oleh Presiden Soekarno karena dituduh pro-Malaysia.

Semasa dipenjaralah beliau mulai menulis Tafsir al-Azhar yang merupakan karya ilmiah terbesarnya. Setelah keluar dari penjara, Hamka diangkat sebagai anggota Badan Musyawarah Kebajikan Nasional, Indonesia, anggota Majelis Perjalanan Haji Indonesia dan anggota Lembaga Kebudayaan Nasional, Indonesia.

Hamka dan Pena
Perjuangan tidak selama harus dilakukan dengan mengangkat senjata, perjuangan fisik harus juga disertai perjuangan mengisi jiwa, menumbuhkan kesadaran, membakar semangat, dan menguatkan ruh jihad.

Perjuangan mengangakat pena ternyata sama mulianya. Apa jadinya jika tidak ada lagi orang yang bersedia mengasah pena? Niscaya tidak ada lagi tulisan, surat kabar, buku, dan juga kitab-kitab yang dibaca dari generasi ke generasi, tidak ada sejarah yang dapat dipelajari di kemudian hari setelah para pelaku sejarah pun telah tiada.

Dari penanya beliau juga menghasilkan karya ilmiah Islam dan karya kreatif seperti novel dan cerpen. Karya ilmiah terbesarnya ialah Tafsir al-Azhar (5 jilid) dan antara novel-novelnya yang mendapat perhatian umum dan menjadi buku teks sastra di Malaysia dan Singapura, termasuk Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, Di Bawah Lindungan Ka’bah, dan Merantau ke Deli.

Disamping itu, Hamka juga pernah menerima beberapa anugerah pada peringkat Nasional dan Antarbangsa seperti anugerah kehormatan Doctor Honoris Causa, Universitas al-Azhar, 1958; Doktor Honoris Causa, Universitas Kebangsaan Malaysia, 1974; dan gelar Datuk Indono dan Pengeran Wiroguno dari pemerintah Indonesia.

Kepergian Sang Tokoh
Hamka berpulang ke rahmatullah pada 24 Juli 1981. Namun jasa dan pengaruhnya masih terasa sehingga kini dalam memartabatkan agama Islam. Beliau bukan saja diterima sebagai seorang tokoh ulama dan sastrawan di negara kelahirannya, malah jasanya di seluruh alam Nusantara, termasuk Malaysia dan Singapura, turut dihargai.

Hamka mungking hanyalah satu dari sedikit manusia yang telah mampu mewarnai langit Indonesia dengan kebesaran dan kecemerlangan narasi dan karya-karyanya. Ya, memang hanya sedikit yang mampu mewarnai sejarah. Maka, warnailah sejarah dengan narasi dan karya besarmu hingga manusia seluruhnya mendapatkan satu bahasa dari narasi dan karya besarmu. ‘Manfaat’ inilah yang hanya mampu dipahami oleh mereka. Hingga kus-kusi pun tersenyum karna juga memiliki saham dalam sejarah. Allahu a’lam bis showab. ()
Selanjutnya....

Panggilan Fajar

Panggilan fajar

Allah Maha Besar
Lantunan kalimat kalimat Rabbani,memecah hening fajar dunia
Mengajak hamba-hamba-Nya dalam suatu petemuan yang mulia
Diikuti suara kokok ayam yang bersahutan
Seolah menjawab panggilan Rabbani
Yang di dalamnya terdapat hikmah bagi hamba-hamba-Nya

Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah
Manusia makhluk pelupa
Lupa akan perjanjian agung, lupa akan kenikmatan yang tak terbatas
Lupa akan hari kebangkitan, lupa akan nikmatnya surga dan pedihnya neraka
Kalimat Rabbani ini kembali mengingatkan kita akan perjanjian agung
Tuk taat dan tunduk menghadap-Nya

Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah
Ya, manusia selalu lupa
Lupa pada sang pembawa risalah,lupa pada suri tauladannya
Lupa akan pengorbananya dalam membuka jalan-jalan hidayah tuk umat manusia
Ia sabar di caci maki dan hina
Ia sabar giginya tanggal dan berdarah-darah
Kalimat Rabbani ini kembali mengingatkan kita akan perjuangan Rasulullah tuk selalu cinta kan sunnah-sunnahnya

Marilah kita shalat…
Wahai hamba-hamba Allah,bersegeralah menuju perjumpaan dengan-Nya
Tegakkan pilar-pilar agama
Bukankah shalat dijadikan sebagai pembeda antara kita dan orang kafir
Marilah kita menuju kemenangan
Sesungguhnya shalat menghantarkan umat Islam kepada kemenangan

Assholatu khairum minnan naum…
Assholatu khairum minan naum…
Sholat lebih baik daripada menemani bantal dan selimut
Tapi manusia terlena dengan bisikan syetan
Terlena dengan belaian lembut di matanya

Allahu maha besar
Andaikata mereka bangun maka lepaslah satu ikatan
Andaikata mereka berwudhu maka maka lepaslah satu ikatan
Dan andaikata mereka sholat maka lepaslah semua ikatan-ikatan itu

Tiada tuhan yang patut kita sembah selain-Mu ya Allah

By: ALL Poetry


Selanjutnya....

Seni Berdakwah

Tulisan ini merupakan rangkuman hasil wawancara redaksi dengan Ibu Hj. Anaway Irianti Mansyur, S.Pd, yang sedang berada di Libya bersama sang suami Bpk. Anis Matta beserta rombongan dari beberapa anggota DPR lainnya, kemarin.
------------------------------------------------------------

Rabu, 14 April 2010, tim redaksi SAHARA berniat untuk mengadakan wawancara dengan beberapa anggota DPR yang saat itu berada di Libya. Tepat jam tujuh pagi redaksi meluncur ke hotel “Funduq Kabir”, namun rencana tersebut gagal dan redaksi tidak bisa bertemu dengan anggota DPR karena pada saat itu para tamu Negara tersebut ternyaata masih berada di Sirte guna menemui Presiden Libya Muammar Qadhafi. Dijadwalkan, selesai menemui Presiden, anggota DPR langsung take off menuju Maroko, sehingga tidak memungkinkan bagi redaksi untuk menemui anggota DPR.

Namun bukanlah tim redaksi SAHARA kalau pulang dengan tangan kosong, maka rencana segera dialihkan untuk wawancara bersama Ibu Hj. Anaway Irianti Mansyur, S.Pd yaitu istri dari Bpk Anis mata yang kebetulan saat itu masih berada di Hotel. Nasib mujur berada di tangan redaksi, ketika Ibu Irianti tiba di loby hotel beliau langsung mengajak redaksi untuk sarapan pagi. Disinilah redaksi menggunakan waktu sarapan pagi plus menarik beberapa poin penting yang disampaikan Bu Irianti.

Poin pertama yang disampaikan beliau adalah berkenaan dengan sistem dakwah. Beliau mengutarakan ada salah satu seni dalam berdakwah yang sangat berpengaruh terhadap seseorang yang kita dakwai yaitu dengan cara pendekatan dengan orang-orang yang kita dakwahi (bergaul), dari kalangan mana saja dan dengan siapa saja, baik dengan Islam yang ekstrim maupun yang non ekstrim, baik itu dengan orang-orang yang biasa melakukan shalat maupun tidak.

Masyarakat Ibarat ikan dalam lautan, maka apa yang akan kita lakukan dengan ikan-ikan tersebut? Jangan sampai ikan-ikan tersebut dapat meracuni kita, justru seharusnya ikan-ikan tersebut yang kita racuni tentunya dengan nilai-nilai dakwah, logikanya dalam berdakwah kitalah yang mewarnai lingkungan kita, bukan sebaliknya kita yang terwarnai oleh lingkungan kita, pergaulan sangatlah penting dalam hal ini, berusaha sedekat mungkin sehingga seolah-olah tidak ada jarak antara kita dengan seseorang yang kita dakwai. Maka seseorang yang kita dakwai tidak akan segan untuk menceritakan permasalahannya terhadap kita, nah dari situlah nilai dakwah kita akan muncul.

Lalu beliau mengutarakan bahwa dalam berdakwah, pemahaman agama merupakan kunci utama yang mendukung kita, bagaimana mau berdakwah jika agama saja kita gak paham, selain itu kita harus memperhatikan bahasa komunikasi, kita jadikan seakrab mungkin, kalau tidak bisa dengan lisan ya dengan tulisan. Namun semuanya itu memerlukan latihan yang berkesinambungan tentunya. Kalau ada suatu masalah segera mengadakan sharing maupun tabayaun, perlakukan mereka sebagai teman akrab kita.
“Para duat jangan jago kandang dalam berdakwah!” tutur beliau. Kita mecoba untuk berdakwah di luar kalangan kita, misal, kita sebagai akhwat berjilbab mencoba bergaul dengan yang tidak berjilbab, pelan-pelan kita ajak mereka untuk berjilbab, atau dalam kalangan ummahat bikin suatu pengajian jangan hanya untuk kalangan umahat saja, ini berdasarkan fenomena yang ada, sepertinya orang-orang yang menganggap dirinya sudah paham dengan islam malah menjauhi orang-orang yang gak tahu agama. Kalau memang bukan jago kandang, coba serulah orang-orang yang berada di luar kalanganmu.

Jangan kaya katak dalam tempurung, kita harus tahu medan dakwah yang sebenarnya dan makna Islam itu sendiri, memang benar kita diharuskan untuk menjaga pergaulan namun tidak berarti kita harus tertutup dan tidak menerima apa yang datang dari luar kalangan kita, artinya kita dalam berdakwah itu harus menjemput bukannya minta dijemput. Itulah sebabnya kita membutuhkan dai diatas dai, kenapa? Karena kenyataannya duat yang ada jarang yang mau membaur dan terbuka kepada masyarakat, wal hasil bukan hanya orang awam saja yang perlu mendapat ceramah maupun pencerahan, namun para daipun membutuhkannya, karena tidak semua dai itu selaras dengan lapangan perjuangannya, ada yang kurang ikhlas, lesu, mudah menyerah, nah disinilah dai diatas dai berperan untuk memberikanmotivasi kepada mereka.

Jangan dilupakan hal penting dalam kehidupan bermasyarakat, yaitu sikap jujur dan selalu husnudzon, karena kedua sifat ini merupakan penunjang dakwah kita, bagaimanapun zaman telah berubah namun kejujuranlah yang diinginkan oleh manusia dari zaman-kezaman. Tidak usah diragukan lagi, kalau kita punya dua sifat tersebut maka dengan tidak sengaja kita telah menjadi contoh bagi orang lain.

Ingat! Praktik lebih harus dominan dari pada teori, terkadang seseorang menghabiskan waktu dan usianya hanya untuk mempelajari teori, namun enggan untuk terjun dan mempraktikannya, itulah yang biasa disebut dengan ilmu yang kurang bermanfaat, hanya berkutat dengan teori-teori. Padahal tujuan kita belajar teori adalah untuk memantapkan kita dalam praktiknya, dalam istilah lain supaya kita sudah ada ancang-ancang sebelum melangkah.

Kemudian masalah ketrampilan hidup, percaya maupun tidak ketrampilan hidup itu bisa dilihat dari cara seseorang dalam bergaul, semakin luas pergaulan seseoraang berarti semakin luas pula atau semakin banyak keterampilan dia dalam bersosialisasi. Buktikan kalau kamu mempunyai ketrampilan hidup yang bagus, dengan siapa saja kamu bergaul? Apakah kamu bergaul hanya dengan orang satu kampung saja atau dengan orang-orang di seluruh nusantara maupun dunia.

Lalu beliau mengutarakan juga, bahwa kebanyakan orang selalu memandang bahwa seorang muslim itu harus menutup diri tidak boleh ini tidak boleh itu, jangan begini jangan begitu, padahal hal yang mereka permasalahkan itu tidak dilarang dalam Islam, sebagai contoh saya sendiri. Hobi saya kan pegang kamera, eh… malah ada yang mengatakan, “ternyata akhwat juga ada yang gaul yah”.

Perlu kita tanamkan dalam jiwa sebuah keberanian, ibaratnya seseorang yang sedang belajar berbahasa asing, harus berani berbicara sama orang lain, berani mempraktikan bahasa yang kita pelajari, begitu juga kita dalam berdakwah, mempunyai keberanian dulu, tidak bisa dengan cara yang satu cari cara yang lain.

Kemudian jadilah diri senndiri, Jangan memakai nama suami atau bapak atau nama-nama keluarga untuk memudahkan kita dalam sebuah permasalahan, karena orang akan memandang kepada nama besar mereka bukan memandang kita. Jadi harus percaya diri dan mandiri. Bangga dengan apa yang kita punyai, termasuk bangga terhadap bangsa kita sendiri bangsa Indonesia, kita adalah bangsa besar dan unik dengan berbagai macam etnik, kenap harus membagakan bangsa lain.

Jika diantara kalian sudah ada yang menjadi orang besar orang-orang akan segan untuk mendekati kalian, dari situlah peran aktif kalian, kalian harus mendekati orang lain, tidak usah menunggu mereka menghampiri kalian namum kalianlah yang menghampiri mereka. Itulah prinsip yang harus dipegang dalam hidup.

Adapun bagi mahasiswa yang sedang melakukan studinya, belajar yang sungguh-sungguh persiapkan mentalmu. Jangan menyia-nyiakan waktumu telaah benar-benar ilmu yang kalian pelajari untuk mempersiapkan diri terjun di masyarakat. Semuanya adalah duat. Maka ambil kesempatan ini jangan sampai terbuang sia-sia. Ingat! Bahwa pendidikanlah yang paling utama, semua akan terjangkau jika kita mempunyai pendidikan, baik materi maupun karir. Jangan lupa supaya tetap rendah hati, karena itu menunjkkan akhlak kita, akhlak yang disuka oleh seluruh manusia adalah rendah hati.

Ambil jurusan terkuat dalam kampus, misalnya kalian saat ini berada di Libya maka jurusan apa yang paling mendalam yang terdapat di Libya. Dimana saja tempat kita belajar maka ambillah jurusan terkuat di tempat kita belajar, mau ngambil jurusan tekhnologi maka kita cari tempat yang tepat untuk jurusan tersebut, karena itu sabagai pondasi kita, sudah seharus yang namanya pondasi harus kuat agar bangunan yang akan kita bangun di atasnya bisa berdiri dengan kokoh.

Bergaul dengan orang-orang kedutaan dan kawan kampus, tidak semua mahasiswa dapat merasakan peraulan seperti kalian yang berada di luar negeri, ini merupakan kesempatan yang langka untuk membuat network, karena posisi kalian adalah di Libya maka belajarlah tentang kelibyaan, dan totalitaslah dalam belajar.

Begitulah kira-kira yang disampaikan oleh Ibu Irianti kepada redaksi SAHARA.
Selanjutnya....

Tanggapan untuk Tulisan “Dehunanisasi Perempuan Melalui Poligami”

Oleh : Hendi Nugraha

Tulisan ini merupakan tanggapan terhadap tulisan berjudul “Dehumanisasi Perempuan Melalui Poligami” yang ditulis oleh Sdri. Ellen Febry Valentine dan dimuat dalam buletin KOMA edisi perdana (lihat artikel di sini) .

Pemahaman Dalil Yang Tidak Utuh
Dalam sub-judul “Poligami dan Keadilan”, tertulis “Meskipun Islam membolehkan poligami, namun syarat yang harus dipenuhi tidaklah main-main. Keadilan yang tidak semua orang sanggup melaksanakannya. Bahkan dengan tegas Allah memastikan bahwa manusia tidak akan dapat berlaku adil, Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil terhadap istri-istri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian” (hal 7, cetak miring dari saya).

Dengan argumentasi di atas, tampaknya terdapat penegasan akan ketidakmungkinan pelaksanaan poligami meski Islam membolehkannya. Sayangnya, entah disengaja atau tidak, telah terjadi pemotongan pada ayat yang dicantumkan, sehingga pemahaman pun tidak utuh.

Masalah poligami dan keadilan, sebenarnya ada dalam dua ayat; an-Nisa ayat 3 dan 129. Ayat 3 menjelaskan kebolehan poligami dengan syarat keadilan (yang juga diakui penulis di halaman 5). Para ulama menjelaskan bahwa adil disini adalah dalam perkara-perkara yang manusia mampu berbuat adil, karena tidak mungkin Allah SWT “mempermainkan” manusia dengan membolehkan sesuatu yang syaratnya tidak mungkin dipenuhi. Perkara-perkara tersebut misalnya: pembagian fasilitas hidup sesuai kebutuhan, pembagian jadwal bermalam dan lain-lain, yang senantiasa Rasulullah SAW penuhi bahkan sampai menjelang akhir hayatnya.

Adapun penafian adil dalam ayat yang kedua adalah dalam perkara-perkara yang manusia tidak mungkin dapat berbuat adil dan membaginya sama rata, seperti rasa cinta. Karena itu, masih dalam ayat yang sama (dalam bagian yang terpotong) Allah SWT menyatakan: “karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai) sehingga membiarkan yang lain terkatung-katung”. Jadi, jangan sampai ketidakmampuan berbuat adil dalam pembagian rasa cinta, mengakibatkan terdzaliminya istri-istri yang lain.

Memang, Rasul SAW sendiri lebih mencintai Aisyah R.A dibanding istri-istrinya selain Khadijah R.A. Tapi kecintaan beliau itu tidak menjadikan beliau menganggurkan istri-istrinya yang lain.

Historisitas Hukum
Dalam sub-judul Akar Historis Poligami, tertulis “Pembatasan praktik poligami dalam Islam yang periodik itu secara tidak langsung menunjukkan keluwesan penetapan hukum Islam. Islam memberi guide yang tidak konfrontatif dengan tradisi poligami masyarakat saat itu. Penetapan hukum Islam bersifat tadarruj, ….Muncul pertanyaan, jika Nabi SAW masih hidup dan wahyu masih turun sampai sekarang, mungkinkah poligami dilarang secara total?” (hal 6, cetak miring dari saya).

Pada prinsipnya, segala perintah dan larangan Allah SWT (al-takliif) bersifat umum, yaitu ditujukan untuk laki-laki dan perempuan, sampai ada nash khusus lain yang mengecualikannya. Maka, sepanjang sejarah tidak ada satu pun ulama Islam yang menyatakan bahwa kewajiban shalat, shaum, zakat dan haji hanya diperuntukkan untuk kaum laki-laki saja. Disamping itu, ada beberapa pengecualian dalam hukum seperti pembagian waris, poligami, kesaksian (syahadah) , batasan aurat dan lain-lain.

Pengecualian di atas, bukan berarti hukum Islam diskriminatif dan bias gender. Islam tidak memandang kedudukan jenis kelamin (karakter biologis) dan gender (peran, posisi dan tanggung jawab) antara laki-laki dan perempuan secara dikotomis (terpisah dan dipertentangkan satu dan lainnya). Sehingga perbedaan karakter biologis tidak berpengaruh pada peran, posisi dan tanggung jawab sosialnya. Sebaliknya Islam memandang keduanya secara integral dan komprehensif. Mengakui adanya perbedaan karakter biologis yang berimbas pada perbedaan peran dan tanggung jawab, dan juga menjadikannya sebagai sarana untuk saling kerja sama (ta’aawun), saling menopang (takaaful) dan saling melengkapi (takaamul) yang secara mikro dituangkan dalam konsep keluarga (lihat misalkan artikel tulisan Ust Henri Shalahuddin “Di Balik Politik Kesetaraan” di situs insistnet.com).

Adapun metode yang mengandaikan bahwa adanya pengecualian hukum dalam Islam, yang dituduh bias gender akibat ketidaksiapan budaya patriarkal masyarakat Arab saat turunnya wahyu untuk menerima kesetaraan gender, menurut Ust Henri Shalahuddin, hanya dikembangkan oleh mereka yang terpengaruh akal ateistik-Postmodernis Barat dan akan berdampak serius pada konsep wahyu dalam Islam:

Pertama, kehendak Tuhan ditundukkan pada realitas sejarah dan kesepakatan publik. Seakan-akan Tuhan tidak sempat “menyuarakan” keinginan-Nya untuk mengharamkan poligami karena realitas sosial saat itu tidak mengizinkan turunnya wahyu berbasis gender.

Kedua, memisahkan wahyu dari asal-usul Ketuhanan. Sehingga al-Quran dipahami sebagai respon Nabi SAW dan para sahabatnya terhadap realitas dan problem-problem sosial saat itu sehingga bersifat lokal dan temporal.

Ketiga, kontekstualisasi ayat-ayat qath’i yang bersandar pada sejarah akan menghilangkan sisi mukjizat kebahasaan al-Quran (I’jaaz al-Quraan al-lughawi). Setiap pemaknaan al-Quran pun dijauhkan dari makna kebahasaannya, bahkan selalu memungkinkan masuknya ragam praduga dan purba sangka (lihat referensi sebelumnya).

Dan keempat, jika ayat-ayat hukum dipahami dalam konteks gradualitas, apa relevansi QS al-Maaidah ayat 3 yang menyatakan kesempurnaan Islam?

Rasulullah SAW tTdak Suka Poligami?
Pelarangan Rasul SAW terhadap Ali r.a yang hendak memadu Fathimah r.a merupakan salah satu senjata favorit kalangan anti poligami. Sayangnya, kisah ini pun seringkali terhenti pada larangan Rasul SAW tanpa melihat siapa yang mau Ali r.a nikahi dan ucapan Nabi SAW secara keseluruhan. Bahkan jika larangan ini mau dipahami sebagai ketidak sukaan (kebencian?!) Nabi SAW pada praktik poligami secara umum, maka orang yang pertama mendurhakai Nabi SAW adalah Ali r.a sendiri yang ternyata melakukan poligami setelah wafatnya Fathimah r.a, atau kita merasa lebih pintar dari Ali r.a?

Beberapa Kekeliruan Fatal
Berikut adalah beberapa kekeliruan yang menurut saya termasuk serius dan bahkan bisa digolongkan sebagai tuduhan keji terhadap Nabi SAW, Islam, dan Allah SWT, entah itu disadari atau tidak :

Di halaman 6, pada sub judul "Akar Historis Poligami", tertulis “…itupun masih dengan syarat yang ketat, keadilan yang tidak mungkin dilakukan oleh selain Nabi SAW demikian tutur Imam Syafi’i”.

Jika penulis setuju dengan apa yang menurut penulis adalah pernyataan Imam Syafi’i (bahwa selain Nabi SAW tidak mungkin berbuat adil), maka izin Nabi SAW kepada Harits bin Qais dan Ghailan bin Umayyah al-Tsaqafi untuk mengambil empat istri (sebagaimana dicantumkan oleh penulis dalam halaman yang sama) adalah izin Nabi SAW untuk berlakunya ketidak adilan (kedzaliman?). bahkan QS. an-Nisa ayat 3 adalah legalisasi ketidak adilan (kedzaliman?).

Dari apa yang saya baca, beberapa kali penulis menyatakan bahwa Islam membolehkan poligami (hal 5 paragraf 2 baris ke-4, hal 7 paragraf 2 baris pertama dan hal 10 paragraf 3 baris pertama). Namun dalam salah satu sub judul tertulis “Poligami adalah Salah Satu Kejahatan terhadap Perempuan sebagai Makhluk Hukum, Sosial, Budaya dan Agama.” Apakah ini berarti bahwa Islam membolehkan (menghalalkan) kejahatan?

Penutup
Sudah sepantasnya bagi seorang muslim untuk tunduk patuh pada apa yang telah diputuskan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya (Qath’i). Dan bukannya mengakali dalil-dalil, dengan metode pemotongan ayat atau pun teori “seandainya Nabi SAW masih hidup”, supaya sesuai dengan keinginannya. Allah SWT menurunkan hukum yang pastinya sesuai dengan kebutuhan manusia, meski kadang tidak sesuai dengan keinginan manusia. []
Selanjutnya....

Positif Thinking = Positif Life

Oleh : Nurul Leyly Rachmawati

Kita pasti pernah merasakan sebuah kegagalan dan pahitnya kehidupan. Tak sedikit pula di antara kita yang tenggelam dalam lembah keputusasaan, lalu beranggapan kalau Tuhan itu tidak adil, Tuhan itu pilih kasih, Tuhan itu begini dan begitu. Semua orang tahu kawan, kalau manusia itu tidak ada yang sempurna. Tuhan menciptakan kita sebagai manusia lengkap dengan kelebihan dan kekurangannya, seimbang dengan sisi baik dan buruknya. Akankah kita memboroskan waktu hanya untuk mengadili diri sendiri dan menyesali kekurangan pada diri kita, padahal sejatinya kelebihan yang kita punya mampu menutupi segala kekurangan yang ada. Ataukah sebaliknya, kita akan fokus mengembangkan potensi untuk melejitkan penghargaan diri yang mengagumkan dan menyingkirkan pikiran- pikiran negatif!

Keberhasilan adalah kemampuan untuk tegak kembali sesudah terjatuh (a champion is one who gets up when he can’t). Dalam sebuah hadits “Hikmah itu adalah milik , di mana pun ia menemukannya, maka ia adalah orang yang paling berhak untuk mengambilnya.” (HR Thabrani). Setiap kejadian di muka bumi ini mempunyai hikmah, dan beruntunglah kita yang dapat mengambil hikmah dari kejadian yang telah terjadi, baik itu kejadian yang menggembirakan atau pun sebaliknya.

Maka, kita dapat menggunakan pengalaman masa lalu sebagai cermin untuk mendapatkan keberhasilan yang nyata. Terlebih lagi memanfaatkan potensi yang dilandasi dengan penghargaan diri yang kuat dan tampil secemerlang orang yang berpotensi sukses. Ingat! Tugas kita bukan untuk berhasil, melainkan untuk mencoba. Karena dari mencoba itulah kita belajar membangun kesempatan untuk berhasil.

Langkah penting untuk menunjukkan penghargaan diri yang hebat adalah membangun kepercayaan diri yang kokoh. Katakan hal- hal positif untuk diri kita sendiri. Ketika menghadapi tantangan dan masalah, teriakkan “Aku bisa, dan akan kulakukan!” Pompakan terus hal-hal positif. Sesungguhnya, sugesti yang diciptakan secara jujur dalam perasaan kita akan berpengaruh besar terhadap sikap dan perbuatan kita. Meskipun untuk melakukannya tidak selalu mudah. Dalam kehidupan ini, kita harus belajar bagaimana menyemangati dan menjadi sahabat terbaik bagi diri sendiri, juga bagaimana kita memerangi bisikan negatif yang seringkali menjadi momok dalam kehidupan ini.

Salah satu kunci mengatasi rasa takut gagal adalah sikap yang tepat. Tak ada penghalang keberhasilan bila sikap kita tepat. Kegagalan memang tidak menyenangkan, tetapi ia bisa menjadi pengalaman belajar yang berharga. Kalau kita tidak pernah melakukan sesuatu karena takut gagal, sama saja tidak pernah belajar menjadi lebih baik. Jangan berharap pada keajaiban atau pengharapan yang tidak realistis! Berpikirlah secara nyata dan kongkrit, karena kita hidup dalam kehidupan yang nyata. Persoalan-persoalan hidup ini dimaksudkan untuk menjadikan kita lebih baik, bukan tambah tercekik. Jadi, apa pun alasannya, kita harus ingat bahwa gagal adalah bagian dari hidup. Dan disana memang nggak ada orang yang menang terus-menerus.

Semakin positif pikiran kita tentang diri sendiri, maka semakin tinggi pula penghargaan kita atasnya. Penghargaan diri secara umum adalah perasaan (puas atau kecewa) terhadap diri sendiri. Penghargaan diri senantiasa berkembang seiring dengan bertambahnya kedewasaan. Ingat! Kadang kala penghargaan diri yang berlebihan bisa berdampak pada munculnya sifat yang buruk, seperti congkak dan egois. Begitu pula dengan minimnya penghargaan untuk diri sendiri, akan berdampak pada perasaan sepi atau tidak berguna untuk hidup. Pada titik ekstrim penghargaan diri yang rendah bisa meyakinkan kita untuk melakukan bunuh diri, na’udzubillahi min dzalik. Maka, Penghargaan diri yang baik adalah penghargaan yang seimbang.

Kalau kita ingin merasa bahwa diri kita adalah orang yang berguna, hal pertama yang harus dilakukan adalah berhenti memusuhi diri sendiri. Jangan pernah menyalahkan diri sendiri saat gagal. Jangan merendahkan diri sendiri ketika segala sesuatu tidak berjalan sesuai keinginan. Meningkatkan penghargaan diri membutuhkan upaya, dan itu bisa ditempuh dengan keseriusan dan keteguhan.

Waktu, mengubah semua hal kecuali kita. Kita mungkin menua dengan berjalannya waktu, tetapi belum tentu membijak. Kitalah yang harus mengubah diri kita sendiri” (Mario Teguh). Jadilah diri kita sendiri. Namun diri kita yang terbaik. Beranilah tampil beda (positif) dan selalu ikuti kata hati. Jalani hari-hari kita semaksimal mungkin. Seperti sebuah syair ‘Gunakanlah kesempatan selagi rambutmu yang hitam belum memutih, karena sesungguhnya dunia itu ibarat dinding rumah yang hampir roboh.’ Oleh karena itu, dapatkan yang terbaik dari tiap detik, tiap jam, tiap hari, dan tiap umur hidup kita. Lalu kita bisa menatap ke depan dengan penuh percaya diri, dan menoleh ke belakang tanpa rasa sesal.[]
Selanjutnya....

Motivasi Dan Ritme Sang Pemenang

Oleh: Jiana Ikmal Ma'asy

Oprah Winfrey, seperti termaktub dalam biografinya Oprah: A Biography, adalah wanita berasal dari keluarga miskin dan mempunyai masa kecil yang sangat memprihatinkan. Setelah kedua orang tuanya bercerai, Oprah kecil diasuh oleh neneknya di lingkungan yang sangat kumuh dan miskin. Belum genap ia berusia 10 tahun ia telah menjadi korban pemerkosaan, bahkan ia harus hamil dan melahirkan pada usia yang sangat belia, 13 tahun.

Namun, masa lalu itu tidak membuatnya patah semangat. Dengan motivasi tinggi ia berjuang dan berkorban untuk merubah kehidupannya. Hasilnya, sekarang ia menjadi presenter wanita paling popular dan dianggap sebagai pembawa pengaruh kebudayaan terbesar di Amerika Serikat. Ia berhasil merubah acara asuhannya The Oprah Winfrey Show menjadi mesin uang yang mengalirkan kekayaan senilai 2,3 miliar dolar AS (Rp. 21,1 triliun), sehingga ia pun ditahbiskan sebagai selebriti wanita terkaya versi majalah Forbes.

Setali tiga uang dengan Oprah, terdapat nama Joanne Kathleen Rowling atau JK.Rowling dengan maha karyanya, Harry Potter. Dahulu ia adalah wanita yang sangat miskin, bahkan ia harus menerima santunan dari Pemerintah karena keadaan ekonominya yang memprihatinkan. Tapi dengan penuh ketekunan, walau dihimpit oleh keadaaan yang sangat terbatas, ia bisa menghasilkan kisah fenomenal Harry Potter yang menjadikannya penulis terkaya di dunia sekarang ini.

Atau dalam dunia perfilman, kita sangat mengenal nama Chow Yung Fat. Siapa yang menyangka sebelum menjadi artis terkenal ia adalah seorang “kuli” di sebuah hotel, yang mempunyai tugas mengangkut tas para tamu, mencuci mobil ataupun memenuhi kebutuhan lain para tamu. Dan sekarang, tentunya dengan penuh perjuangan dan pengorbanan panjang, ia menjadi seorang artis terkenal bukan hanya di Asia, tapi juga Hollywood.

Dari beberapa penggalan kisah sukses di atas, tak bisa dipungkiri bahwa perjuangan panjang, pengorbanan ataupun ketekunan yang tiada henti menjadi aktor penting dibalik kesuksesan mereka. Namun, terdapat satu aktor utama lain yang terkadang terlupakan keberadaannya, padahal ia sangat berperan menciptakan tingkah`laku dan menjaganya untuk tetap onfire. Aktor itu bernama motivasi. Adanya motivasi atau dorongan itulah yang senantiasa melatar belakangi seorang Oprah ataupun JK.Rowling untuk terus berjuang dan senantiasa tekun walau dalam kondisi yang memprihatinkan.
Maka, tidaklah terlalu berlebihan jika kita menganalogikan motivasi sebagai bensin dalam proses pembakaran pada mesin mobil. Semakin dalam seorang supir menginjak pedal gas, secara mekanis akan menyebabkan aliran bensin ke dalam mesin menjadi melimpah, dengannya mobil dapat melaju dengan sangat kencang. Dan tanpanya, takkan pernah ada proses pembakaran. Seperti itulah perbuatan atau tingkah laku yang tak pernah ada tanpa motivasi.

Untuk pengertian motivasi, banyak para ahli yang sudah mengemukakannya dengan berbagai sudut pandang mereka masing-masing, namun intinya sama, yakni sebagai suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang kedalam bentuk aktifitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Pendorong ini bisa bersumber dari dalam individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).

Dalam dunia pendidikan, adanya motivasi menjadi hal yang sangat penting dan merupakan suatu keharusan. Secara normal dan manusiawi, sangat sulit sekali untuk tetap menjaga perbuatan dan tingkah laku pada kualitas top performance. Sehingga menghadirkan unsur-unsur yang mampu menggairahkan jiwa dan raga untuk selalu semangat, akan sangat urgent demi menjaga ritme proses belajar siswa hingga tahap akhir.

Perlu juga diperhatikan dengan seksama, bahwa kualitas motivasi yang dimiliki oleh seseorang akan memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkan dalam proses perjuangan meraih prestasi dan tujuan. Hal ini memberikan indikasi akan pentingnya menciptakan motivasi, baik intrinsik ataupun ekstrinsik, yang sesuai kaidah-kaidah keagamaan agar tetap berada dalam jalur yang diinginkan.

Salah satu jargon motivasi yang sedang menjadi main topic kita “Burn your self”, tentunya akan sangat mampu mengemban tugas menjaga ritme atau bahkan bisa menjadi palu godam untuk menghancurkan situasi stagnan apabila diimplementasikan sesuai dengan proporsinya. Dalam artian, selama proses “pembakaran” itu terjadi pada material “number wahid” yang pada saat bersamaan berada di suatu tempat yang sangat tepat, maka tentunya tujuan pun akan dapat tercapai dengan memuaskan dan pastinya terdapat nilai lebih dari pada pembakaran “biasa” yang menggunakan material seadanya.
Proses belajar hampir mustahil untuk sukses tanpa ada motivasi yang melatarbelakangi setiap individu (pelajar) untuk aktif dalam proses belajar. Dalam hal ini, motivasi intrinsik maupun ekstrinsik haruslah dapat difahami secara baik dan benar, sehingga akan memberikan gambaran yang luas dan jelas untuk dapat menciptakan harmoni diantara kedua bentuk motivasi tersebut. Karena bisa jadi, salah satu dari keduanya tidak ada atau hilang saat proses belajar; sehingga proses saling melengkapi di sini menjadi penting.

Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari rangsangan di dalam diri setiap individu, ia terdiri dari dorongan dan minat-minat untuk melakukan suatu aktivitas tanpa mengharap atau meminta ganjaran. Salah satu contoh konkrit, seorang siswa berangkat ke kelas untuk belajar hanya karena dorongan rasa ingin tahu atau karena memang ia hanya ingin mendapat pengetahuan atau keterampilan agar tingkah lakunya berubah secara konstruktif, dan bukan untuk tujuan uang, hadiah ataupun dikarenakan takut akan absen.

Sedangkan motivasi ekstrinsik merupakan motivasi yang akan aktif dan berfungsi secara optimal ketika mendapatkan rangsangan atau stimulus dari luar. Seperti siswa yang belajar dengan rajin karena ingin mendapat nilai yang bagus, sehingga bisa juara kelas dan pada akhirnya bisa meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi di sekolah unggulan, atau siswa yang telah dijanjikan untuk dibelikan sepeda baru apabila ia bisa naik kelas dengan nilai yang tinggi.

Kedua definisi di atas, sedikit banyak merefleksikan pentingnya motivasi dalam proses belajar. Dengan mengkolaborasikan kedua instrument motivasi di atas, pastinya akan sangat berpengaruh dalam keberhasilan proses belajar. Dalam hal ini, para orang tua, guru atau bahkan para pembimbing sangat dituntut untuk bisa memberikan stimulus yang mampu memotivasi siswa untuk belajar (ekstrinsik). Dan yang tak kalah pentingnya, mereka diharapkan mampu untuk menghidupkan dan mengarahkan motivasi intrinsik setiap siswa.

Dalam proses belajar, banyak kalangan menilai bahwa motivasi intrinsik memiliki pengaruh yang lebih baik apabila kedua instrumen itu tak bisa disatukan dalam satu waktu.

Hal ini bisa dilihat dari tingkah laku siswa yang cenderung tergantung kepada stimulus dari luar dirinya, kurang percaya diri, dan menjadi orang yang gampang terpengaruh, ketika motivasi ekstrinsik lebih dominan mewarnai siswa tersebut.
Beberapa efek negatif pada siswa di atas, tentunya akan berbeda 180 derajat dengan para siswa yang belajar berdasarkan motivasi intrinsik. Karena dengan adanya motivasi dari dalam diri, pastinya mereka tidak akan mudah terpengaruh oleh faktor-faktor eksternal seperti kesulitan ekonomi dan lainnya karena memang memiliki semangat belajar yang tinggi.

Maka, sudah seyogyanya kita mampu untuk menciptakan motivasi yang bersifat intrinsik, karena motivasi ini tidak akan pernah lapuk ditelan zaman, ditambah keberadaannya yang sangat dekat dengan kita (dalam diri kita). Sehingga dalam koridor pendidikan dan pembelajaran akan menghasilkan tingkah laku yang tahan banting, dan selalu kreatif untuk menyiasati kekurangan.

Tentunya, bukanlah hal yang mustahil untuk memiliki motivasi yang sangat kuat. Walaupun sifat setiap orang yang berbeda-beda, namun setiap kita mempunyai potensi untuk mencari, menggali, dan pada akhirnya menemukan. Sehingga pada masa yang akan datang , akan lahir para Oprah Winfrey, JK.Rowling, atau orang-orang sukses lainnya yang bermodalkan motivasi membara. Wallohu ‘a-lam.
Selanjutnya....

Malam Penutupan Olimpiade KKMI 2010

25 Apr 2010
Luar biasa! Sebuah kalimat ini yang mampu saya ucapkan begitu pagelaran Penutupan Olimpiade KKMI 2010 dan Tasyakuran Ahmad Fihri, M.A. yang ditutup pada pukul 01.30 dini hari, Sabtu (24/4) kemarin.

Acara yang diadakan di Mudarroj Ta’hiliy tersebut ternyata mampu menyedot perhatian mahasiswa dari negara asing. Nampak dua mahasiswi Spanyol tertawa terbahak-bahak ketika menyaksikan Maskot Olimpiade berjoget-joget di atas panggung.

Sedari awal, kepanitiaan acara yang dikawal oleh Hardiyatullah, Noval Novriansyah, dan Ali Luthfi Lubis untuk KKMI-yiin, serta kerjasama panitia putri (untuk KKMI-yaat), terlihat bekerja keras dan memeras otak agar mampu melahirkan “berbagai surprise baru” pada tahun ini. Setidaknya mereka ingin mempertahankan tradisi bagi KKMI yang penuh dengan inovasi, kreasi dan ide-ide segar.

Maka, kita pun telah menyaksikan perlombaan-perlombaan tradisional seperti Tarik Tambang, Joget Tomat, dan Lari Enam Kaki yang menyelingi tiga cabang olahraga bergengsi; sepak bola, volley, dan basket.Begitu juga cabang perlombaan untuk rekan-rekan mahasiswi, ada Komunikata, Badminton, Mencari Jejak, dan Senam Kreasi.

Yang membuat acara tahunan tersebut semakin menarik adalah keberuntungan-keberuntungan yang dimiliki tim-tim “underdog” hingga mampu merepotkan lawan-lawan tangguh mereka. Persaingan memperebutkan gelar Juara Umum pun semakin ramai ketika medali-medali berhasil terbagi merata kepada tim-tim peserta. Tidak ada dominasi sebuah tim.

Dan kesempurnaan barangkali menjadi kata yang pantas kita sematkan ketika setiap tim berhasil menampilkan kreasi-kreasi terbaik mereka. Dimulai dengan teatrikal singkat sarat dengan pesan moral untuk para wakil rakyat oleh Gargares Fc yang menjadi juara satu, Deddy Corbuzer ala Tarhuna yang mampu menyihir para penoton, Drama Casting kreatif Lubdah, puisi Palestina yang mampu mengajak kita menyelami krisis Palestina, puisi Ibu yang dibawakan Gurji, hingga Info Pojok Zeletin.

Begitu pula penampilan perdana musisi muslimah kita, Ade Husna dan Luluk, juga demo spektakuler pencak silat Rico dan kawan-kawan, serta teatrikal Sholeh Amin and friends, semakin mengokohkan kita sebagai bangsa yang kaya akan budaya dan kesenian.

Tak ketinggalan, santapan jasmani khas Indonesia, Lontong Sayur Kangen, sebagai wujud tasyakuran saudara Ahmad Fihri, M.A pun dihidangkan di sela-sela acara. Pada kesempatan itu pula beliau meluapkan rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa atas limpahan nikmat yang tak berhenti hingga kini; kelulusan tamhidi, walimah ursy, gelar Master yang disabet dengan predikat Mumtaz (Cum Laude), ulang tahun beliau, dan insya Allah kelahiran putra pertama beliau pada Juni esok. Beliau juga berterima kasih kepada KKMI dan semua pihak serta memohon maaf atas segala kekurangan sebelum pamit meninggalkan Tripoli dalam waktu dekat ini.

Selamat kepada semua pihak yang berpartisipasi dalam penyuksesan Olimpiade KKMI 2010 kali ini. Bravo Olah Raga! Bravo KKMI!

Berikut adalah juara serta hasil perolehan medali dalam olimpiade KKMI 2010:


Selanjutnya....

Surat Terbuka KKMI

18 Apr 2010
Surat terbuka ini ditujukan kepada Ketua DPR-RI, Wakil-Wakil Ketua DPR-RI dan Para anggota DPR-RI, dan disampaikan melalui beberapa anggota DPR yang sempat berkunjung ke Libya dalam rangka meningkatkan kerjasama bilateral antara Indonesia-Libya pada beberapa hari kemarin.

Surat ini berisi 19 butir tuntutan yang merupakan aspirasi anggota KKMI yang kemudian dikonsolidasikan dalam rapat internal pengurus.
-----------------------------------------



SURAT TERBUKA

Kepada:
Yang terhormat,
Ketua DPR-RI, Wakil-Wakil Ketua DPR-RI dan Para anggota DPR-RI

Assalamualaikum Wr.Wb.

Setelah melakukan rapat konsolidasi internal, kami dari Kesatuan Keluarga Mahasiswa Indonesia (KKMI) / PPI Libya yang mewakili seluruh mahasiswa Indonesia di Libya yang berjumlah 124 orang, menyampaikan aspirasi sebagai berikut untuk disampaikan dan diperjuangkan kepada pihak-pihak yang terkait :

1.Menuntut pembentukan atase pendidikan di KBRI Libya sehingga pembinaan, pengembangan, dan pendanaan potensi dan kegiatan mahasiswa Indonesia yang ada di Libya dapat berjalan secara optimal.

2.Menuntut penghapusan syarat calon Tenaga Musiman Haji (Temus Haji) yang hanya diperuntukkan bagi mahasiswa Strata-2 yang dikeluarkan oleh Konsulat Jenderal Haji Jeddah-Departemen Agama Republik Indonesia karena tidak sesuai dengan perbandingan jumlah antara mahasiswa Strata-1 dengan Strata-2, yang mana 90 persen dari jumlah keseluruhan mahasiswa Indonesia di Libya merupakan mahasiswa Strata-1.

3.Menuntut kepada Departemen Agama Republik Indonesia untuk menambah kuota Tenaga Musiman Haji (Temus Haji) bagi mahasiswa Libya dari 6 mahasiswa menjadi minimal 20 mahasiswa, sehingga proporsional dengan jumlah mahasiswa Indonesia di Libya.

4.Menuntut pembebasan fiskal bagi seluruh pelajar yang akan melanjutkan pendidikan ke luar negeri.

5.Menuntut penyediaan skema pinjaman lunak dan beasiswa untuk menunjang partisipasi mahasiswa Indonesia untuk melanjutkan pendidikan baik di dalam maupun luar negeri.

6.Merekomendasikan peningkatan kerjasama pendidikan antara Indonesia dan Libya berupa peningkatan peluang beasiswa ke universitas dan lembaga pendidikan di Libya maupun memasarkan lembaga pendidikan tinggi Indonesia ke masyarakat Libya.

7.Merekomendasikan peningkatan peran pemerintah dalam memfasilitasi kerjasama di bidang sosial kemasyarakatan antara lembaga amal sosial Indonesia-Libya.

8.Merekomendasikan peningkatan kerjasama dengan pihak-pihak di Libya dalam pendanaan riset-riset potensial anak bangsa.

9.Menuntut penegakan supremasi hukum secara konsisten dan berani oleh semua institusi negara baik eksekutif, legislatif, maupun yudikatif khususnya dalam pemberantasan korupsi di Indonesia karena tindak pidana korupsi merupakan kejahatan luar biasa yang membutuhkan cara-cara yang tegas dan luar biasa dalam pemberantasannya. Dalam hal ini kami mendukung sepenuhnya langkah-langkah yang telah diambil oleh DPR – RI dalam pemberantasan tindak pidana korupsi.

10.Menuntut negosiasi dan peninjauan ulang secara berani dan rasional terhadap seluruh KKS (Kontrak Kerja Sama) / KPS (Kontrak Production Sharing) di bidang migas / KK (Kontrak Karya) di bidang non-migas dengan perusahaan-perusahaan asing yang merugikan kepentingan bangsa dan negara.

11. Menuntut kepada DPR-RI untuk secara serius menggunakan hak dan kewenangannya dalam mewujudkan kemandirian bangsa dengan : menghentikan penjualan aset-aset negara, meninjau ulang kesepakatan perdagangan bebas, dan menguatkan pengusaha-pengusaha lokal Indonesia.

12.Menuntut kepada DPR-RI untuk terus mengawal pelaksanaan alokasi 20 % APBN untuk pendidikan.

13.Menuntut upaya pro-aktif dari DPR-RI dan pemerintah Indonesia dalam : perjuangan kemerdekaan rakyat Palestina dan penyelamatan Masjid Al-Aqsha dari upaya-upaya penghancuran oleh Zionis Israel.

Wassalamualaikum Wr.Wb


Tripoli, 14 April 2010
Kesatuan Keluarga Mahasiswa Indonesia

Ketua : Citrawan Kisman Djiho
Sekretaris : Agus Supriadi
Mengetahui,
Ketua MPA : Kusworo Nursidik

Selanjutnya....

Evaluasi Caturwulan II KKMI

Mengevaluasi setiap langkah yang telah ditempuh merupakan prasyarat untuk bisa maju. Begitu pula dalam berorganisasi, evaluasi merupakan suatu yang sangat urgen dalam rangka membuat organisasi itu bisa eksis, menjadi lebih baik dan tidak melenceng dari tujuan semula. mengetahui apa saja hasil yang telah dicapai serta apa saja kelemahan dan kekurangan yang timbul ditengah jalan merupakan cara dalam mencapai tujuan tersebut.

Hari Sabtu, 17 April 2010 kemarin, KKMI melalui Majlis Permusyawaratan Anggota (MPA)-nya telah melakukan sidang evaluasi keduanya untuk periode 2009-2010 yang diadakan di gedung Nadi Karate, komplek Kulliyah Dakwah Islamiyah Tripoli. Acara yang bertemakan “Sidang Evaluasi Caturwulan II DPI dan LAZIS KKMI 2009/2010” itu dibuka dengan ketokan palu pertama oleh pimpinan pertama sidang, Kusworo Nursidik sekitar pukul 09.30 waktu setempat.

meski jumlah anggota yang hadir kurang seperti yang diharapkan, namun acara ini tetap dilaksakanan sebaik dan sefesien mungkin.Di hadapan pengurus MPA dan para anggota KKMI, evaluasi dilakukan dengan melaporan kinerja Dewan Pengurus Inti (DPI) KKMI yang dibacakan oleh presiden KKMI, Citrawan K.D. Laporan ini berisi tentang semua hasil dari program kerja yang telah diusahakan dan dicapai oleh para pengurus di DPI KKMI selama caturiwulan kedua ini.

Selesai pembacaan laporan DPI oleh Presiden KKMI, laporan berikutnya dilakukan oleh Lajnah Zakat, Infaq dan Sedekah (LAZIS) KKMI dan laporannya dibacakan oleh Maikel Arnes untuk kemudian diikuti dengan termin evaluasi berupa pertanyaan, kritik serta saran dari MPA maupun anggota atas kebijakan serta kinerja yang telah dicapai oleh kedua badan di KKMI ini.

Beberapa masalah yang menjadi sorotan antara lain seperti soal laporan keuangan yang terlihat sedikit ada masalah akibat adanya beberapa kesalahan teknis dalam penulisannya, hubungan KKMI dengan masyarakat luar serta organisasi-organisasi lain termasuk dengan PPI dunia, perkembangan dakwah serta peran KKMI dalam hal pendidikan di masyarakat luas, serta peran dan exsistensi badan LAZIS ke depan yang terlihat memerlukan perombakan tidak hanya secara structural namun juga dari segi lembaga yang memayunginya agar bisa lebih fungsional.

Selesai termin kedua tersebut, pada sekitar pukul 14.00 sidang ditutup dengan pembacaan hamdalah dan doa kafaratul majlis bersama yang kemudian disusul dengan ketukan palu tiga kali oleh Irham Hudaya sebagai pimpinan terakhir pada sidang evaluasi kedua ini.(aad)

Selanjutnya....

M.A.T.I

13 Apr 2010

mukaddimah

Gundukan tanah dan patok-patok berjejeran di sepetak tanah pinggir desaku
sepi sunyi bersela pohon dan semak kuning oleh kemarau
di bawah tanah itu ada yang tertawa dan menjerit sakit, katanya
entah. Ku hanya ingin mampir dan menyapa mereka saja.
-------------------------------------


salam

Assalam alaekum ya ahlad deyar menal mukminin wal muslimin
Apa kabar kalian saudaraku? Sehatkah? Atau ada yang sakit?
Bagaimana rumah baru kalian ini? Semoga nyaman
maaf, aku jarang mampir ke sini.
Bahkan aku ingat sudah beberapa tahun ini aku tidak pernah menyapa
kalian juga pasti sudah tahu kesibukanku
Yah, mirip dengan kalian saat masih pergi ke surau kita yang kini megah tak bernyawa
atau saat kalian masih berpeluh semangat dengan dunia yang kini di perebutkan anak cucu
ah, sekali lagi maaf.
Bukan maksudku menyinggung perasaan kalian
tapi memang seperti itulah dunia kita
dan skarang aku ingin melupakannya sementara
sebelum kita benar-benar bertetangga dan menjadi keluarga
------------------------------


doa mati

Melangkah diikuti jejak-jejak berkecipak
mengiringi matahari meringsut merah menggugah.
lalu, mengusap patok-patok yang tertutup tanah
bersihkan tanda sejenak merasa
tundukkan kepala pejamkan mata
bismillah tengadahkan tangan allahumma:
allahumma ampuni aku yang celaka
allahumma ampuni kami yang sengsara
allahumma ampuni dia yang ku cinta
allahumma ampuni mereka yang menyiksa
allahumma ampun untuk semua
allahumma menutup doa kabulkanlah
terisak, bersihkan lagi tanda sejenak merasa
mengusap patok yang kembali tertutup tanah
lalu, memandang senja yang mulai kelam
dikuti kecipak jejak pulang
By: aad iben

Selanjutnya....