Jaga Lisanmu

20 Sep 2008

Suatu ketika dibulan ramadhan yang suci madinah telah digemparkan oleh dua orang wanita yang marasakan sakit diperutnya yang sangat dahsyat, para sahabat r.hum melihat keadaan dua orang wanita tersebut yang sangat mengenaskan dan hampir saja menemui ajalnya kebingungan, apa yang harus mereka perbuat untuk mengobat penyakit yang diderita oleh kedua wanita tersebut. Berbagai macam cara telah dilakukan, tetapi juga tidak menghasilkan apa-apa. Akhirnya merekapun bersepakat untuk mengadukan perihal kedua wanita tersebut kepada baginda Nabi saw.

Setibanya dihadapan Baginda saw. salah seorang dari mereka bertutur “wahai Rasulullah sungguh ada dua wanita sedang merasakan sakit perut yang sangat dahsyat, sehinnga hampir-hampir mereka menemui ajalnya, wahai Rasulullah tolong doakan untuk kesembuhan mereka”, Rasulullah saw berkata,” letakkan bejana dihadapan mereka berdua dan suruh mereka memuntahkan apa yang diperutnya” hal itupun segera dilakukan sahabat.
Ketika bejana telah ada dihadapan dua wanita tersebut, merekapun memuntahkan apa yang diperutnya, dan sungguh para sahabat sangat terkejut dan tidak percaya melihat apa yang keluar dari mulut dua wanita tersebut, muntahan mereka ternyata berbentuk daging yang segar. Tidak percaya dengan yang mereka saksikan, merekapun segera menuju Baginda Nabi saw, untuk mengadukan apa yang terjadi. Setelah menuturkan apa yang mereka saksikan, Nabi saw berkata ,” dua wanita tersebut telah memakan bangkai saudaranya, dengan mengghibah saudaranya.
Pembaca yang budiman, kisah ini memberi pelajaran yang sangat berharga kepada kita semua, terutama dalam hal menjaga lisan. Kisah tersebut membuktikan kebenaran akan firman Allah SWT,”(wahai orang-orang yang beriman! jauhilah banyak dari prasangka , sesesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada diantara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada dintara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepadaAllah , sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, maha penyayang).Q.S Al-Hujurat :12.
Seorang muslim sangat penting untuk menjaga lisan khususnya dibulan yang suci ini. Banyak hadits-hadits Nabi yang menerangkan hal ini.salah satunya hadists yang dikeluarka oleh Imam Muslim, Nabi saw, bersabda;” puasa adalah perisai, maka barang siapa diantara kamu berpuasa maka jangalah ia berkata-kata kotor, fasik,dan jika seseorang mencacinya atau ingin membunuhnya maka katankan bahwa aku sedang berpuasa.”
Harus kita ketahui bahwa hal yang berperan besar dalam mengkikis pahala puasa adalah lisan. Seorang penyair berkata bahwa sumber celaka seseorang itu adalah lisan, maka barang siapa menjaganya dengan baik maka dia telah menyelamatkan dirinya.
Ibnu Qoyyim az-Jauzy rah.a berkata “ berapa banyak orang berpuasa tapi telah berbuka dengan perkataannya, dia bersungguh-sungguh mendirikan malamnya melaksanakan amalan tapi keadaannya sama seperti orang tidur, hal itu disebabkan leh lisan dan perbuatannya yang menyakitkan orang, hingga pada akhirnya puasa dan qiyamnya tidak bernilai apa-apa, ketika ia berpaling dari petunjuk diapun akan mengarah kejalan kehinaan, sehingga ketika hatinya berkarat dengan dosa dan ia tidak segera bertobat dari dosanya, azab Tuhannya pun tidak diringankan darinya, dan dikatakan kepadanya “hai miskin; ingatlah bulan ramadhan yang penuh dengan rahmat dan ampunan, dan perhatikan dirimu wahai miskin sebelum sampainya pisau (kematian) di tenggorakanmu.” (dalam kitab Bustanul Wa”idziin hal. 312)
Pembaca yang budiman, setiap orang pasti memahami bahwa setiap anggota tubuh memiliki ibadahnya masing-masing, begitu juga lisan. Lisan ibadahnya adalah mungucap syahadatain, membaca al-Qur’an, menyampaikan nasehat, mengucapkan kebenaran, menjauhi kebohongan, ghibah, namimah, perkataan kotor, sampai menyenangkan orang dengan perkataan juga ibadah.
Seorang yang bersungguh-sungguh menjaga lisannya, maka sama dengan ia menjaga kebaikan ibadah-ibadahnya. Nabi saw, bersabda ; “ barang siapa menjaga apa yang berada diantara bibir dan pahanya bahwa surga dijaminkan untuknya.”dikelurkan oleh Bukhori dari Sahl bin Sa’ad r.a.
Nabi saw, menasehati ummatnya agar bersungguh-sungguh dalam menjaga lisan sehingga beliau bersabda dalam hadits yang mahsyur dikalangan kaum muslmin yang artinya ;” barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhirat, maka handaklah ia berkata baik atau diam.”
Semakin kita banyak berbicara maka akan semakin menambah hisaban dari diri kita kelak, bukan itu saja bahkan akhirnya akan mencelakakan diri kita. Seorang penyair berkata “ al-miktsar ka khotibil lail “ yang maksudnya seseorang yang banyak berbicara bagai pencari kayu pada malam hari, yang hal itu mungkin akan mencelakakan dirinya karena keadaan yang gelap tanpa cahaya, bermaksud mengambil kayu tak terasa ular meracuni tangan.
Akhirnya marilah sama-sama belajar dan berusaha sungguh-sungguh untuk selalu menjaga lisan dari hal-hal yang dibenci Allah SWT, terutama dibulan yang suci ini, sehingga derajat taqwa yang dijanjikan Allah SWT, dapat kita raih.
Semoga wejangan singkat dari orang yang tidak tepat, dapat melekat dihati ahli tobat, sehingga menjadi obat, walau tertuju kepada yang sehat. Wallahu ‘Alam.




By. Arfiansyah Harahap












0 comments:

Posting Komentar