Pendidikan Seks, Pentingkah?

20 Agu 2008

Oleh Ellen Febry Vallentine

Ketika membaca judul di atas, saya yakin sebagian pembaca akan mengerutkan kening. Mungkin adat ketimuran yang kita anut, seks merupakan hal yang tabu. Seks adalah area pribadi yang tidak sepantasnya untuk dieksplor. Well, sebelum berbicara lebih jauh ada baiknya kalau kita samakan persepsi mengenai apa itu seks?

Banyak orang beranggapan bahwa berbicara mengenai seks tidak jauh dari membicarakan seputar suami istri, sehingga seks menjadi tabu untuk di bicarakan. Paradigma seperti inilah yang harus di perbaiki. M Sofyan Sauri S.Sos, selaku senior koordinator central mitra remaja (cmr) yang merupakan salah satu unit kegiatan dari perkumpulan keluarga berencana Indonesia (PKBI) menyebutkan: selama ini jika kita berbicara mengenai seks, maka yang terbesit dalam benak sebagian besar orang adalah hubungan seks, padahal seks sendiri artinya adalah jenis kelamin yang membedakan antara lelaki dan perempuan secara biologis. Seksualitas mencakup beberapa hal antara lain :

Dimensi biologis, yaitu berkaitan dengan organ reproduksi, cara merawat kebersihan dan kesehatan.

Dimensi psikologis, seksualitas berkaitan dengan identitas peran jenis, perasaan dalam seksualitas dan bagaimana menjalankan pungsinya sebagai makhluk social.

Dimensi Sosial, berkaitan dengan bagaimana seksualitas muncul dalam relasi antar manusia serta bagaimana lingkungan berpengaruh dalam pembentukan pendangan mengenai seksualitas dan pilihan prilaku seks.

Dimensi Kultural, menunjukan bahwa prilaku seks itu merupakan bagian dari budaya yang ada di masyarakat.

Dari sini bisa kita tarik kesimpulan, bahwa kecakupan seks itu luas sekali, tidak selalu membahas suami istri tapi lebih dari itu, seks mencakup berbagai dimensi kehidupan manusia yang tidak bisa di pungkiri keberadaannya. Manusia adalah makhluk seksual,oleh karena itu sebagai manusia yang ideal,kita harus mampu memposisikan diri menurut identitas seksual kita. Maksudnya, ketika seseorang mampu memainkan peran sesuai jenis kelamin yang di akui oleh masyarakat, maka bisa dikatakan seseorang telah matang secara seksual. Hal ini penting agar seseorang memahami kewajiban dan tanggung jawab yang harus di pikulnya sebagai konsekuensi logis dari statusnya sebagai makhluk seksual. Bagaimana ia menjaga kesehatan alat reproduksinya, bagaimana ia bergaul dengan lawan jenisnya, bagaimana ia harus memilih pendamping hidup sampai pada bagaimana ia menjalani kehidupan rumah tangganya.

Apakah Pendidikan Seks?
Menurut kamus Wikipedia, “ sex education is a broad term used to describe education about human sexual anatomy,sexual reproduction, sexual intercourse,and other aspects of human sexual behavior”. Jadi pendidikan seks itu menjelaskan tentang anatomi seksual manusia,alat alat reproduksi hubungan seksual dan aspek aspek lain seputar prilaku seksual, yang memiliki kaitan dengan lawan jenis misalnya seorang wanita yang mencintai laki laki atau sebaliknya, dan ini merupakan prilaku seksual.

Dan yang menjadi pertanyaan sekarang ini adalah, apakah wajar para remaja mengetaahui tentang seks? Di awal telah penulis paparkan bahwa manusia pada dasarnya makhluk seksual, jadi sah saah saja manusia punya rasa ingin tahu tentang seks itu, khususnya remaja yang rasa ingin tahunya sangat besar. Hanya saja yang menjadi masalah sekarang ini adalah ketiadaan fasilitas yang bisa menjawab rasa keingin tahuannya itu, baik dari pihak keluarga, sekolah, maupun masyarakat sehingga remaja merasa terabaikan dan kebutuhannya tidak terepenuhi. akhirnya ia mencoba menjawab rasa ingin tahunya itu lewat media media baik cetak seperti majalah , Koran atau elektronik seperti internet, televise dan sumber informasi lain.sementara kita tahu banyak dari media tersebut yang bukannya memfasilitasi remaja agar mempunyai persefsi yang benar tentang seks, justru menjerumuskan mereka dalam perilaku seks yang menyimpang akhirnya mereka kecanduan dengan VCD porno, komik porno dan gambar gambar cabul.

Remaja adalah masa transisi dari anak anak ke masa dewasa baik transisi dalam hal biologis, kognitif maupun social.transisi fisik pada remaja mulai berubahnya organ organ fisik, seperti pada laki laki: suara mulai membesar, tumbuhnya bulu bulu halus pada organ tertentu. Begitu juga pada perempuan yang mengalami transisi yang menandakan ia mulai matang secara biologis. Dan semua perubahan tersebut tentu daja mempengaruhi kehidupan seksualnya, yang dulunya cuek soal penampilan sekarang jadi suka dandan, dulunya masa bodoh jika ketemu dengan laki laki ganteng, sekarang berubah menjadi deg degan. Semua perubahan itu tentunya membutuhkan perhatian khusus dari lingkungannya bukan malah di tutup tutupi atau berusaha menghindar. Sebab ketika dia tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan, ia akan terus mencari apakah itu dia bertanya kepada teman, browsing di internet, baaca majalah dll. Padahal belum tentu jawaban yang ia dapatkan bernilai edukasi.

Kontroversi Pendidikan Seks
Selama ini masyarakat memiliki stereotype yang keliru mengenai pendidikan seks, banyak yang menganggap pendidikan seks tabu dan kurang pantas di berikan, khususnya pada remajakarena akan membuat mereka semakin penasaran dengan seks dan di kuatirkan akan mencoba coba. Sekarang phenomena yang terjadi justru sebaliknya , ketika pendidikan seks tidak diberikan karena di anggap tabu, remaja justru semakin penasaran dan mencari jawaban dari sumber sumber yang tidak bisa dipertanggung jawabkan.

Ada juga yang beranggapan untuk apa pendidikan seks, bukankah yang lebih penting adalah membentengi mereka dengan pendidikan agama yang kuat? Memang pendapat ini tidak salah tapi menurut saya adalah pendidikan agama merupakan sebagai dasar atau benteng bagi kita agar tidak terejerumus pada prilaku negative. Tapi apa itu bisa menjawab persoalan mereka? Belum tentu.

Bagaimanapun kita hidup di lingkungan heterogen dengan segala bentuk tingkah lakunya. Kita tidak bisa hidup hanya dalam dua hal : boleh dan tidak boleh, apalagi bagi remaja yang kluktuasi emosinya belum stabil, semakin dilarang justru semakin penasaran. Terkadang sulit bagi kita untuk membedakan mana hal yang boleh dilakukan dan yang tidak, seiring pergesekan nilai dalam masyarakat. Dulu mojok berduaan saja sudah di sorakin, dan orang cendrung malu mengumbar kemesraan di depan umum. Tapi sekarang justru sebaliknya, orang di anggap kampungan kalau tidak punya pacar, begitu juga orang tua akan mresah melihat anaknya tidak punya pacar takut anaknya tidak laku atau sulit dapat jodoh.

Sayangnya dari pihak keluarga ssendiri khususnya orang tua kurang siap menghadapi perubahan tersebut. Ada orang tua yang selalu memprotect snsknys, ini gak boleh, itu gak boleh, tanpa member pemahaman kepada si anak kenap ini boleh dan tidak. Anak tidak di berikan kesempatan untuk menentukan sikap sendiri memilah dan memilih mana yang baik dan tidak sehingga jangan kaget jika ada anak yang bermuka dua, dirumah dia anak manis tapi ketika di luar dia anak yang liar.seperti halnya pendidikan seks yang masih menjadi kontraversi. Disatu sisi orang masih merasa malu untuk membahas tentang seks, tapi disis lain dengan tidak di berikan pendidikan seks anak tidak akan mendapat pemahaman yang benar tentang seks, dan dari ketidak pahamannya itulah ia tidak merasa bertanggung jawab atas kehidupan seksualnya.

Sebenarnya tidak ada yang perlu dipermasalahkan, tinggal pendidikan seks yang bagaimana yang harus di berikan? Yang perlu di ingat belajar tentang seks berbeda dengan belajar keterampilan tertentuseperti belajar memasak agar kitaa tahu resep apa yang di pakai supaya masakan yang di buat terasa enak,namun belajar seks bukanlah untuk mengetahui bagaimana aktifitas seks yang aman, belajar seks lebih bertujuan untuk menjaga diri kita dari prilaku seks yang menyimpang.

Penerapan Sex Education
Memberikan pendidikan seks itu gampang gampang susah, kalau terlalu di biuka berbahaya, di tutup tutupi juga tidak baik. Yang paling pas adalah memasukkkan sex education kedalam kurikulum sekolah. Karena dengan itu materi yang di sampaikan tidak akan ngelantur kemana mana dan di deduaikan dengan tingkat pemahaman anak. Dan konsekuaensinya harus ada tenaga ahli yang kompeten di bidangnya untuk mengemas materi tersebut.dalam artian menetapkan bahan pelajarannya, standar kompetensinyaindikator pencampaiannya seperti apa, sekaligus mampu menyampaikan dengan baik.

Saya pikir sudah mulai banyak sekolah sekolah yang menrapkan seks education, dengan menyisipkannya kedalam pelajaran biologi atau bimbingana karir misalnya.hanya saja hal sepeti itu saya pikir kurang maksimal karena yang terjadi salama ini anak cendrung malu dan kurang tterbuka untuk bertanya dan menyampaikan pendapatnya. Sebaiknya untuk materi sex education memang di sediakan waktu khusus dengan kelas yang khusus pula, maksud di bedakan antara kelas laki laki dan perempuan agar penyampainnya bisa maksimal.

Namun bukan berarti dengan di masukkannya pendidikan seks kedalam kurikulum sekolah, hanya sekolah saja yang bertangggung jawabterhadap masalah ini. Keluarga dan masyarakatpun diharapkan memiliki andil dengan menanamkan rasa malu sejak kecil misalnya atau dengan tidak teus terusan menyajikan hiburan seronok yang bisa merusak mental remaja.untuk itu kesimpulannya adalah bahwa pendidikan seks sangat penting di berikan kepada remajaagar mempunyai pemahaman yang benar mengenai seks dan bertanggung jawab terhadap kehidupannya. Karena remajalah yang nantinya akan meneruskan tonggak perjuangan suatu bangsa.

0 comments:

Posting Komentar