19 Tanda Gagal Ramadhan

28 Agu 2008
Di bulan Ramadhan, pintu neraka ditutup dan pintu syurga dibuka lebar-lebar. Namun banyak orang gagal mendapatkan kemuliaannya. Di bawah ini kiat-Kiat menghindarinya gagalnya Ramadhan

1. Kurang melakukan persiapan di bulan Sya’ban.

Misalnya, tidak tumbuh keinginan melatih bangun malam dengan shalat tahajjud. Begitupun tidak melakukan puasa sunnah Sya’ban, sebagaimana telah disunnahkan Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Dalam hadits Bukhari dan Muslim, dari Aisyah Radhiallaahu ‘anha berkata,

”Saya tidak pernah melihat Rasulullah berpuasa sebulan penuh selain di bulan Ramadhan, dan saya tidak pernah melihat beliau banyak berpuasa selain di bulan Sya’ban.”

2. Gampang mengulur shalat fardhu.

“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka kelak mereka akan menemui kesesatan kecuali orang-orang yang bertaubat dan beramal shalih.” (Maryam: 59)
http://ccc.1asphost.com/assalamtafsir/Alquran_Tafsir.asp?SuratKe=19&No=59#59

“Celakalah bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dalam shalatnya.” (Al-Ma’un: 4-5)
http://ccc.1asphost.com/assalamquran/Alquran_Surah.asp?SuratKe=107&No=4#4

Menurut Sa’id bin Musayyab, yang dimaksud dengan tarkush-shalat (meninggalkan shalat) ialah tidak segera mendirikan shalat tepat pada waktunya. Misalnya menjalankan shalat zhuhur menjelang waktu ashar, ashar menjelang maghrib, shalat maghrib menjelang isya, shalat isya menjelang waktu subuh serta tidak segera shalat subuh hingga terbit matahari. Orang yang bershiyam Ramadhan sangat disiplin menjaga waktu shalat, karena nilainya setara dengan 70 kali shalat fardhu di bulan lain.

Artikel:
http://ccc.1asphost.com/assalam/sholat/Wajib%20Sholat%20Berjamaah.asp
http://ccc.1asphost.com/assalam/sholat/Peringatan%20Meninggalkan%20Shalat.asp
http://ccc.1asphost.com/assalam/sholat/Keutamaan%20Shalat.asp

3. Malas menjalankan ibadah-ibadah sunnah.

Termasuk di dalamnya menjalankan ibadah shalatul-lail. Mendekatkan diri kepada Allah dengan melaksanakan ibadah-ibadah sunnah merupakan ciri orang yang shalih.

“Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang bersegera dalam mengerjakan perbuatan-perbuatan baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada Kami.” (Al-Anbiya:90)

“Dan hamba-Ku masih mendekatkan diri kepada-Ku dengan ibadah-ibadah sunnah, sampai Aku mencintainya.” (Hadits Qudsi)

4. Kikir dan rakus pada harta benda.

Takut rugi jika mengeluarkan banyak infaq dan shadaqah adalah tandanya. Salah satu sasaran utama shiyam agar manusia mampu mengendalikan sifat rakus pada makan minum maupun pada harta benda, karena ia termasuk sifat kehewanan (Bahimiyah). Cinta dunia serta gelimang kemewahan hidup sering membuat manusia lupa akan tujuan hidup sesungguhnya.

Mendekat kepada Allah Subhaanahu wa ta’ala, akan menguatkan sifat utama kemanusiaan (Insaniyah).

5. Malas membaca Al-Qur’an.

Ramadhan juga disebut Syahrul Qur’an, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an. Orang-orang shalih di masa lalu menghabiskan waktunya baik siang maupun malam Ramadhan untuk membaca Al-Qur’an.

“Ibadah ummatku yang paling utama adalah pembacaan Al-Qur’an.” (HR Baihaqi)
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al Quran dan mengajarkannya“.(HR Bukhari)

Ramadhan adalah saat yang tepat untuk menimba dan menggali sebanyak mungkin kemuliaan Al-Qur’an sebagai petunjuk hidup. Kebiasaan baik ini harus nampak berlanjut setelah Ramadhan pergi, sebagai tanda keberhasilan latihan di bulan suci.

Al-Qur’an Online + (Murottal-Tafsir-Asbabun Nuzul)
http://ccc.1asphost.com/assalamquran/

6. Mudah mengumbar amarah.

Ramadhan adalah bulan kekuatan. Nabi Saw bersabda: “Orang kuat bukanlah orang yang selalu menang ketika berkelahi. Tapi orang yang kuat adalah orang yang bisa menguasai diri ketika marah.”

Dalam hadits lain beliau bersabda: “Puasa itu perisai diri, apabila salah seorang dari kamu berpuasa maka janganlah ia berkata keji dan jangan membodohkan diri. Jika ada seseorang memerangimu atau mengumpatmu, maka katakanlah sesesungguhnya saya sedang berpuasa.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)

7. Gemar bicara sia-sia dan dusta.

“Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dusta perbuatan Az-Zur, maka Allah tidak membutuhkan perbuatan orang yang tidak bersopan santun, maka tiada hajat bagi Allah padahal dia meninggalkan makan dan minumnya.” (HR Bukhari dari Abu Hurairah)

Kesempatan Ramadhan adalah peluang bagi kita untuk mengatur dan melatih lidah supaya senantiasa berkata yang baik-baik. Umar ibn Khattab Ra berkata: “Puasa ini bukanlah hanya menahan diri dari makan dan minum saja, akan tetapi juga dari dusta, dari perbuatan yang salah dan tutur kata yang sia-sia.” (Al Muhalla VI: 178) Ciri orang gagal memetik buah Ramadhan kerap berkata di belakang hatinya. Kalimat-kalimatnya tidak ditimbang secara masak: “Bicara dulu baru berpikir, bukan sebaliknya, berpikir dulu, disaring, baru diucapkan.”

8. Memutuskan tali silaturrahim.

Ketika menyambut datangnya Ramadhan Rasulullah Saw bersabda: “…Barangsiapa menyambung tali persaudaraan (silaturrahim) di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya. Barang siapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Allah akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya…” Puasa mendidik pribadi-pribadi untuk menumbuhkan jiwa kasih sayang dan tali cinta.

Pelaku shiyam jiwanya dibersihkan dari kekerasan hati dan kesombongan, diganti dengan perangai yang lembut, halus dan tawadhu. Apabila ada atau tidak adanya Ramadhan tidak memperkuat hubungan kekeluargaan dan persaudaraan, itu tanda kegagalan.

9. Menyia-nyiakan waktu.

Al-Qur’an mendokumentasikan dialog Allah Swt dengan orang-orang yang menghabiskan waktu mereka untuk bermain-main.

“Allah bertanya: ‘ Berapa tahunkan lamanya kamu tinggal di bumi?’

Mereka menjawab: ‘Kami tinggal di bumi sehari atau setengah hari. maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung.’

Allah berfirman: ‘Kamu tidak tingal di bumi melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui. “Maka apakah kamu mengira sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang sebenarnya; tidak Tuhan yang berhak disembah selain Dia, Tuhan yang mempunyai ‘Arsy yang mulia.” (Al-Mu’minun: 112-116)

Termasuk gagal dalam ber-Ramadhan orang yang lalai atas karunia waktu dengan melakukan perbuatan sia-sia, kemaksiatan, dan hura-hura. Disiplin waktu selama Ramadhan semestinya membekas kuat dalam bentuk cinta ketertiban dan keteraturan.

10. Labil dalam menjalani hidup.

Labil alias perasaan gamang, khawatir, risau, serta gelisah dalam menjalani hidup juga tanda gagal Ramadhan. Pesan Rasulullah Saw:

“Sesungguhnya telah datang bulan Ramadhan yang penuh berkah. Allah telah memfardhukan atas kamu berpuasa di dalamnya. Dibuka semua pintu surga, dikunci semua pintu neraka dan dibelenggu segala syetan. Di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa tiada diberikan kebajikan malam itu, maka sungguh tidak diberikan kebajikan atasnya.” (HR Ahmad, Nasa’i, Baihaqi dari Abu Hurairah)

Bila seseorang meraih berkah bulan suci ini, jiwanya mantap, hatinya tenteram, perasaannya tenang dalam menghadapi keadaan apapun.

11. Tidak bersemangat mensyiarkan Islam.

Salah satu ciri utama alumnus Ramadhan yang berhasil ialah tingkat taqwa yang meroket. Dan setiap orang yang ketaqwaannya semakin kuat ialah semangat mensyiarkan Islam. Berbagai kegiatan ‘amar ma’ruf nahiy munkar dilakukannya, karena ia ingin sebanyak mungkin orang merasakan kelezatan iman sebagaimana dirinya. Jika semangat ini tak ada, gagal lah Ramadhan seseorang.

12. Khianat terhadap amanah.

Shiyam adalah amanah Allah yang harus dipelihara (dikerjakan) dan selanjutnya dipertanggungjawabkan di hadapan-Nya kelak.

Shiyam itu ibarat utang yang harus ditunaikan secara rahasia kepada Allah. Orang yang terbiasa memenuhi amanah dalam ibadah sir (rahasia) tentu akan lebih menepati amanahnya terhadap orang lain, baik yang bersifat rahasia maupun yang nyata. Sebaliknya orang yang gagal Ramadhan mudah mengkhianati amanah, baik dari Allah maupun dari manusia.

13. Rendah motivasi hidup berjama’ah.

Frekuensi shalat berjama’ah di masjid meningkat tajam selama Ramadhan. Selain itu, lapar dan haus menajamkan jiwa sosial dan empati terhadap kesusahan sesama manusia, khususnya sesama Muslim. Allah mencintai hamba-hamba-Nya yang berjuang secara berjama’ah, yang saling menguatkan.

“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam saatu barisan yang teratur, seakan-akan mereka seperti bangunan yang tersusun kokoh.” (Ash-Shaf: 4)
Ramadhan seharusnya menguatkan motivasi untuk hidup berjama’ah.

Artikel tambahan:
http://ccc.1asphost.com/assalam/Gerakan%20Islam%20Wajib%20Bersatu.asp

14. Tinggi ketergantungannya pada makhluk.

Hawa nafsu dan syahwat yang digembleng habis-habisan selama bulan Ramadhan merupakan pintu utama ketergantungan manusia pada sesama makhluk. Jika jiwa seseorang berhasil merdeka dari kedua mitra syetan itu setelah Ramadhan, maka yang mengendalikan dirinya adalah fikrah dan akhlaq. Orang yang tunduk dan taat kepada Allah lebih mulia dari mereka yang tunduk kepada makhluk.

15. Malas membela dan menegakkan kebenaran.

Sejumlah peperangan dilakukan kaum Muslimin melawan tentara-tentara kafir berlangsung di bulan Ramadhan. Kemenangan Badar yang spektakuler itu dan penaklukan Makkah (Futuh Makkah) terjadi di bulan Ramadhan. Di tengah gelombang kebathilan dan kemungkaran yang semakin berani unjuk gigi, para alumni akademi Ramadhan seharusnya semakin gigih dan strategis dalam membela dan menegakkan kebenaran. Jika bulan suci ini tidak memberi bekal perjuangan baru yang bernilai spektakuler, maka kemungkinan besar ia telah meninggalkan kita sebagai pecundang.

16. Tidak mencintai kaum dhuafa.

Syahru Rahmah, Bulan Kasih Sayang adalah nama lain Ramadhan, karena di bulan ini Allah melimpahi hamba-hamba-Nya dengan kasih sayang ekstra. Shiyam Ramadhan menanam benih kasih sayang terhadap orang-orang yang paling lemah di kalangan masyarakat. Faqir miskin, anak-anak yatim dan mereka yang hidup dalam kemelaratan. Rasa cinta kita terhadap mereka seharusnya bertambah. Jika cinta jenis ini tidak bertambah sesudah bulan suci ini, berarti Anda perlu segera instrospeksi.
http://ccc.1asphost.com/assalamtafsir/Alquran_Surah.asp?SuratKe=107&No=1#1

17. Salah dalam memaknai akhir Ramadhan.

Khalifah Umar ibn Abdul Aziz memerintahkan seluruh rakyatnya supaya mengakhiri puasa dengan memperbanyak istighfar dan memberikan sadaqah, karena istighfar dan sadaqah dapat menambal yang robek-robek atau yang pecah-pecah dari puasa. Menginjak hari-hari berlalunya Ramadhan, mestinya kita semakin sering melakukan muhasabah (introspeksi) diri.

“Wahai orang-orang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al-Hasyr: 18 )

18. Sibuk mempersiapkan Lebaran.

Kebanyakan orang semakin disibukkan oleh urusan lahir dan logistik menjelah Iedul Fitri. Banyak yang lupa bahwa 10 malam terakhir merupakan saat-saat genting yang menentukan nilai akhir kita di mata Allah dalam bulan mulia ini. Menjadi pemenang sejati atau pecundang sejati.

Konsentrasi pikiran telah bergeser dari semangat beribadah, kepada luapan kesenangan merayakan Idul Fitri dengan berbagai kegiatan, akibatnya lupa seharusnya sedih akan berpisah dengan bulan mulia ini.

19. Idul Fitri dianggap hari kebebasan.

Secara harfiah makna Idul Fitri berarti “hari kembali ke fitrah”. Namun kebanyakan orang memandang Iedul Fitri laksana hari dibebaskannya mereka dari “penjara” Ramadhan. Akibatnya, hanya beberapa saat setelah Ramadhan meninggalkannya, ucapan dan tindakannya kembali cenderung tak terkendali, syahwat dan birahi diumbar sebanyak-banyaknya. Mereka lupa bahwa Iedul Fitri seharusnya menjadi hari di mana tekad baru dipancangkan untuk menjalankan peran khalifah dan abdi Allah secara lebih profesional.

Kesadaran penuh akan kehidupan dunia yang berdimensi akhirat harus berada pada puncaknya saat Iedul Fitri, dan bukan sebaliknya.

(dikutip dari Hidayatullah.com,
blog.jashtis.org/tarbiyah/ )


Selanjutnya....

Dimanakah Cahaya-Mu

21 Agu 2008
Di balik kain putih yang jadi simbol kesucian
terselip coretan tinta hitam yang menjadi ciri insani
pancaran cahaya permata menuju arah lembah kegelapan
membuka rahasia dinding-dinding kepalsuan diri.

Ya Allah...
dimanakah cahaya-Mu
dari sini kuletakkan dua kakiku di rumah-Mu
ku tundukkan kepalaku di hadapan-Mu
ku berkiblat dimana Engkau memanggilku
ku merasa rindu ingin bertemu dengan –Mu

Ya Allah...
dimanakah cahaya Mu
Ku berlutut di hadapan-Mu dengan pakain ini
ku bersimpuh tuk mengharap ridhoMu
ku teteskan air mata di rumah yang suci
tuk menjadi saksi taubatku padaMu

Ya Allah...
Dimanakah cahaya-Mu
Engkau memanggilku dengan ayat-ayat-Mu
Tuk hadir di rumah-Mu yang suci ini
Engkau mengutus para utusan-Mu
Tuk menaburkan cahaya ilahi
yang dapat membawa pada jalan yang diridhoi

ya Allah...
dimanakah cahaya-Mu
ku ingin merasa takut dengan azabMu
ku ingin jadi hamba yang selalu di sampingMu
karena aku tak sanggup menahan api nerakaMu
ya Allah...
uluran tangan-Mu selalu di hatiku.

Oleh :l4_tansa_nie@yahoo.com

Selanjutnya....

Andai dia tahu …

:) Andai dia tahu :) …
Kurangkai kata tak bermakna
Hidupkan batu penuh bisu
Ku malu dan tersipu. Walau
Hadirnya hanya dalam
Hayalku
Andai dia tahu …
Hadirnya benamkan mega Cleopatra
Pecahkan dahaga safir sahara
Beritahu dia … bisikkan padanya
Ku rindu akan hadirnya …

Sejak mengenal Hani, aku semakin pintar menulis puisi. :L Sepertinya aku tak pernah kehabisan kata-kata. Sudah kedelapan kalinya aku mengirimkan bait-bait puisi. Aku tak pernah berputus asa. Walaupun Hani tak pernah membalasnya." Ahh… akhirnya selesai", gumamku sambil kututup diary kecil berwarna silver itu. Lalu ku berdiri membuka jendela kamar yang basah dengan butiran-butiran embun.
"Hmm… segar… kembali kuhirup udara pagi yang masih segar. Kulihat sepasang merpati putih terbang rendah saling menyatukan paruhnya. Kemudian kembali menghilang. "ooh… andai gadis itu bersamaku disini … " aku mulai berandai-andai.

Bila kita mencintai yang lain
Mungkinkah hati ini akan tegar
Sebisa mungkin tak akan pernah
Sayangku akan hilang …

Sambil menikmati lagu duet Acha dan Irwansyah, aku mencoba mendeskripsikan wajah gadis itu. Cantik… manis… anggun… ramah. Sejuta katapun tak akan bisa kuungkapan akan kelebihan yang ada dalam dirinya. Lagu itu benar, semua serba indah, tampak baik, dan menyenangkan hanya dengan empat huruf : L O V E. :L

* * *

"Rif, minggu depan ada kajian keislaman, ikutan yuk!!!" ujar Rizal sahabat karibku sejak kecil. "Ah… gue males ikut yang kaya' gituan, tugas gue numpuk. Gue harus nyari referensi untuk mata kuliah manajemen bisnis, en gue nggak mau IP jeblok gara-gara kegiatan itu" aku memandang sejenak ke arah Rizal dan terus melangkah menuju parkir mobil."Jangan nolak dulu donk, dijamin deh, loe nggak bakalan rugi." Tampak Rizal di samping mobilku. "Dah yuk masuk, gue laper nih" ajakku sambil membukakan pintu untuknya. " Zal, denger yah, sekarang tuh orang yang sering ikut kelompok pengajian disangka teroris, en gue nggak mau mendekam di penjara atau ditembak mati polisi kayak Amrozi Cs." Sahutku sambil menghidupkan mesin mobil."Rif, loe nggak boleh memandang satu kelompok dari sisi negatifnya saja donk, coba loe liat gue sejak ikut pengajian itu, gue tambah alim kan?!" tukasnya seraya merapikan rambut dengan jarinya. Aku menatapnya sekilas. "ha…ha… zal, loe alim tapi masih pacaran!" Bantahku. "ya... gue kan baru ikut satu kali, nanti kalo udah tiga atau empat kali, gue baru mau jadi ikhwan yang sesungguhnya."
"Beener nih??? Kalo gitu Novinya buat gue yahhh?? Ujarku menggodanya:D. Matanya melotot sambil menggeser tempat duduk:@. "wah… jangan main serobot gitu donk, enam bulan tuh gue bergerilya buat naklukin tu cewek".
" ha… ha… gak janji deh!!! Bisikku pada Rizal..

***
< Rif, mo ga' k pengajian? Aq tggu d kosan>
Kubaca SMS dari Rizal. Tuh anak nggak bosen-bosennya nyuruh aku ke pengajian. Sudah lima kali dia merayuku, tapi kalo' harus menolak untuk yang keenam kalinya kasihan juga sih…
akhirnya aku memutuskan untuk pergi.
" Zal, loe tuh bener-bener gak bisa manfaatin waktu deh, minggu pagi kayak gini, enaknya nonton, jalan-jalan ke mall atau maen bola." Aku langsung nyerocos begitu masuk kamar Rizal.
Dia tersenyum simpul, sambil sibuk merapikan baju kokonya di depan cermin. Aku pun geram bukan main, tapi cuma bisa menahannya dalam hati. Ujung-ujungnya dongkol abis.
"udah deh loe jangan banyak komenter dulu, yuk!!!" Bujuknya kemudian.
Masjid Baiturrahman tampak dipenuhi jamaah. Tampak orang-orang berpakain rapih datang berduyun-duyun ke arah pintu masjid. Kami terus melangkah ke dalam. Kuedarkan pandangan ke seluruh penjuru mesjid, tampak jamaah laki-laki dan perempuan dipisahkan dengan kain pembatas.
"Yah… nggak bisa cari gebeten donk" keluhku dalam hati.
" Maka bertakwalah kita semua kepada Allah, Tuhan semesta alam…" pesan ustadz Rahbini kepada jamaah. Kulihat Rizal begitu antusias mendengarnya sesekali kepalanya mengangguk kemudian mencatat ucapan ustadz tersebut dalam note book. Sejam berlalu tapi ustadz Rabbini belum mengakhiri ceramahnya. Tidak ada diskusi. " Ahh …membosankan" gerutuku dalam hati.
Loe tidur Rif…ampuun, gak mau dapat pahala loe..?? Rizal terkejut menyadari aku tengah tertidur. " Bangun dong, wah malaikat bisa bingung nyatet amal loe tuh, pergi ke masjid bukannya cari pahala, eh… malah sampai sini tidur." Bisik Rizal padaku, sambil mencolek lenganku. "Udah yuk pulang, gue laper" pintaku memelas."Sebentar lagi selesai, 15 menit lagi." " yah…."
Setelah pengajian selesai, aku dan Rizal bergegas menuju tempat parkir. Tiba-tiba langkahnya terhenti " Riz…tunggu ya… gue ada perlu sama Hani."
" Hani siapa?" Tanyaku heran."Loe mau kenalan?" Dia salah satu akhwat yang aktif mengikuti pengajian ini dan bendahara LSM tim SMART. Dialah yang menyarankan aku untuk ikut pengajian ini."
"Siapa takut." Ujarku enteng." Giliran melototin cewek, gak ngantuk loe, dasar buaya."
" Eh… Rif kenalkan, ukhti Hani, mahasiswi UNY Jurusan pendidikan bahasa Inggris semester 4." Rizal memperkenalkan gadis tersebut, sambil melirik padaku."Cantik bangett……gak rugi gue ke sini." Gumamku dalam hati." LSM kita akan mengadakan penyuluhan pada masyarakat, khususnya pelajar SMA mengenai kesehatan reproduksi" sambungnya lagi."Gimana ukhti, persiapannya? Kalau sudah beres, tolong hubungi saya. Hari ini saya akan meninjau lokasinya."Si jilbab biru hanya menganggukkan kepala. Tatapannya tetap menunduk.
" Zal, elo belom ngenalin nama gue." Bisikku pada Rizal " Oh... ya hampir lupa, ukhti ini Rifqi Riyadi, mahasiswa UGM jurusan ekonomi semester akhir." Aku pasang senyum semanis mungkin seraya mengulurkan tangan. Namun si gadis itu hanya tersenyum tanpa menerima uluran tanganku.
"Gak boleh pegangan tangan!" Seru Rizal di dekat telingaku."
"Oh… maaf." Tambahku kemudian."Enggak papa kok, ngomong-ngomong mas Rifqy baru kali ini ikut pengajian?"
" sebenarnya, ya… ehm… aku….aku banyak tugas, jadi… ya… ya….gak sempat."
"ya sudah, semoga kita bisa ketemu lagi, mari, assalamu'alaikum." Ujarnya, kemudian pergi.
Sejak kejadian itu, aku tidak bisa berkonsentrasi, bayangan wajah Hani selalu melintas di benakku. Aku benar-benar jatuh cinta pada pandangan pertama. Kini aku lebih sering ke pengajian. Bahkan kalau Rizal sibuk, aku berangkat sendirian. Sebenarnya sih aku cuman pengin ketemu Hani. Sejak saat itu pula, aku mencoba menulis puisi. "
Adindaku, engkaulah yang terindah, di dalam segala-galanya yang indah
tatkala terbitnya cahaya fajar kemerah-merahan
tatkala kuntum-kuntum kembang memekarkan kelopak
tatkala ombak menggulungi kebiruan samudera
tatkala rumput yang menghijau menari-nari dihembusi sang bayu"
kurangkai kata-kata di atas selembar kertas surat berwarna pink. Ah….bahasanya kurang konotatif" keluhku sambil membuang kertas tersebut. Aku mengambil kertas lain, memejamkan mata, dan mencoba merangkai kata-kata.
" cintaku padamu, ibarat garam melezatkan segala masakan"
Lha…kok jadi mirip iklan masako. Ah..susah banget, ternyata bikin puisi lebih sulit daripada menghitung kativa perusahaan. Kubuang kertas untuk ke lima kalinya. Aku mencoba berpikir lebih keras lagi.
" Andaikan hatimu sebuah sistem, jangan ada kata " you don’t have permission to acces it" untukku kalau gak mau di ping flood atau D dos attack"
Ah…..kacau pikiranku malah ke mesin. Adinda …cintaku padamu seperti energi realitifitas cahaya. Sangat cepat tak bisa tertandingi oleh energi apapun………." Lha…malah bahas fisika deh…"
Apa gue harus telepon si Rizal yaa??….ga..!! bisa runyam kalau dia tahu, bisa –bisa dia melarang gue untuk ikut pengajian " tanyaku pada diri sendiri
setelah membuang tiga pak kertas, akhirnya aku hanya bisa menuliskan kata-kata " Gadisku….aku sangat mencintaimu namun adakah kau mau..?
kuletakkan kertas berwarna pink bermotif bunga mawar itu ke dalam amplop yang senada. " Ehm….besok akan kuselipkan surat cinta ini di buku yang aku pinjam dari Hani, setelah itu dia akan membalas cintaku, kemudian aku akan memeperkenalkannya pada bunda." " Bunda, tgl 15 Desember saat hari ulang tahunmu, akanku perkenalkan calon mantumu". batinku riang.
***
Hari ini mas Bagus datang dari Jakarta, kaka semata wayangku itu datang secara tiba-tiba, katanya siih ingin menyiapkan surprise saat ulang tahunku. " Uhh..gak biasanya dia perhatian padaku".
25 Oktober jam 20.00 Hari ini adalah ulang tahunku yang ke 22, Bunda dan mas Bagus mengajakku keluar. Aku hanya mengikuti mereka tanpa ingin tahu tujuannya, oleh karena itu aku menolak tawaran bunda yang mengadakan pesta untuk memeperingati hari kelahiranku. " Selamat ulang tahun yaa…sayang…" ujar mama sambil mencium pipiku dengan segenap kasih sayang sebelum masuk mobil.
" selamat ulang tahun juga yaa….!! Kami akan menghadiahkan sesuatu yang akan berharga bagimu" seru mas bagus sambil memelukku. " Ehm….aku juga tidak mau kalah, tanggal 14 Desember, saat ulang tahun bunda aku juga akan mempersiapkan kado yang terindah" bisikku pada mas Bagus.
Sosok Hani kembali memenuhi pikiranku.." Ah….dia memang sosok yang sangat sempurna.".
Mobil kami memasuki komplek perumahan mewah setelah sampai, seorang pembantu rumah tangga membukakan pintu pagar lebar-lebar menyuruh kami masuk. Rumah yang mewah dan kebun yang diatur dengan rapi membuatku kagum dengan yang punya rumah. Tapi aku belum ingin menanyakan siapakah sang pemilik rumah dan kaitannya dengan kedatangan kami. Sesaat kemudian sepasang suami istri paruh baya datang menyambut kami dengan penuh kehangatan. Lalu mas bagus dan bunda saling bercakap-cakap. Tampaknya mereka sudah lama saling mengenal. Sebelumnya mas bagus memeperkenalkanku pada mereka. Aku sendiri memilih diam, hanya mendengarkan percakapan mereka. Dari situ aku tahu bahwa malam ini adalah pertunangan mas bagus dengan calon istrinya, Lina. Hadiah ulang taunku rupanya adalah seorang kaka ipar. " seperti apa ya..wajahnya? mungkinkah lebih cantik dari Hani?" tanyaku dalam hati.
Dua puluh menit kemudian keluar seorang gadis menggunakan gaun panjang dilengkapi kerudung putih bermotif bunga. Kepalanya sedikit menunduk.." Rif..!! ini calon istri mas, kaka iparmu!!" gadis itu mengangkat kepalanya dan tersenyum. "Hani marlina, kita sudah saling kenal kan?" mas bagus sudah bercerita banyak tentangmu! ujarnya lembut.
Aku tidak yakin dengan pendengaranku. Lidahku kelu aku tak bisa berkata-kata, bagaiman dengan surat-surat itu?, bagaimana dengan hadiah pada tanggal 14 Desember? ah..aku malu ingin segera kutinggalkan tempat ini, Gadis itu adalah Hani alias Lina, kenapa aku tidak berfikir sebelumnya?..
Aku hanya terdiam terpaku saat mas bagus memakaikan cincin pada jari manis Hani. Ah…aku bener-bener sial !!!!
Selanjutnya....

Cinta benalu …. Ilalang Rindu

20 Agu 2008
assalamu'alaikum….! “ seru Zulaikho menyapa seisi rumah kontrak yang selama ini ia tempati bersama enam rekan satu kampus dengannya.
Waalaikum salam wr.wb….! “ jawab mbak mey satu dari rekan rekannya yang merupakan orang tertua diantara mereka.
“ sampean itu lo enduk, kok kebiasaan salam dengan di singkat begitu” ungkap mbak mey sedikit manasehati dengan logat jawanya yang khas.

“ he…he…he..! “ Zulaikhah hanya bisa meringis menahan malu.
“ akhir akhir ini mbak perhatikan sampean kok sibuk banget toh enduk, mpe jarang main ke kamar mbak” tanyanya pada zulaikhah yang akrab di panggil enduk itu.
“ ya mbak mey, zi memang akhir akhir ini sibuk, mau ngejar target, biar bisa presentasi akhir bulan ini. Do’ain ya mbak!” terang Zulaikhoh yang lebih suka dipanggil dengan zi nama kesayangannya.
“ insyaallah enduk, mbak mey selalu doa’kan “ jawab mbak mey optimis.
“ akhirnya… hampir keturutan cita citamu enduk, jadi physiciater “ ungkapnya pada zi..
“ ia sih kalau ijazah tertulisnya, tapi nggak janji bakal di akui masyarakat mbak, apalgi masih sekedar jebolan SI kaya’ saya nanti, lain kalau sudah profesor baru terakreditasi.
Tapi yang pasti mbak, paling tidak sehabis zi empat tahun menekuni ilmu physicology ini mbak, sedikit banyak zi dah dapat bekal, argument argument untuk meyakinkan ortu zi, sanak family juga para kerabat dekat yang telah meyakini bahwa kematian saudara kembar zi lima tahun silam, bukan karena ulah dukun santet, jampi jampi dan sejenisnya seperti yang mereka sangkakan, melainkan meninggalnya adalah meninggal secara wajar, semata mata karena dia dia menderita stres tekanan jiwa dan sakit mental”.
“ mbak setuju dengan zi, tapi hati hati menyampaikannya jangan terus kamu sok kementar di hadapan beliau beliau nanti, memang problem satu ini PR kita semua. Masyarakat kita msih enggan tuk menghapus kepercayaan pada klinik klinik seperti itu, dan ketika kita anjurkan mereka untuk menempuh pengobatan medis yang wajar, pergi ke rumah sakit atau dokter ahlinya juga masih sangat sulit. Tapi memang pantas kalau mereka lebih memilih dengan cara cara itu, sebab biayanya mmang jauh lebih miring di bandingklan ketika harus berobat ke rumah sakit atau dokter.”
“ memang mbak, sangat disayangkan sekali, Negara kita yang terkenal gemahripah loh jenawi , namun pemenuhan kesehatan murah masih aja belum tercapai. Harusnya ini PR nomor satu tuh buat pemerintah kita yang di atas sana. Gimana mau maju Negara ini kalau SDMnya aja sakit sakitan.”
“ mbak dukung zi”.
“ iya dah mbak, zi pamit balik ke kamar dulu, gerah banget pingin cepet cepet mandi,” pinta Zi sopan.
”Ya dah mandi sana, jangan lupa istirahat yang banyak yah, jangan mentang-mentang sibuk sampai kelupaan makan dan tidur lagi,” mbak Mey mengingatkan.
”Beres Mbak! Duluan ya, mikum…”
Zi pun berlalu dan Mbak May hanya bisa menggelang-gelengkan kepalanya sembari berkata , ”Anak-anak sekarang dah pada idealis-idealis pemikirannya, tapi mikum-mikum ituloh, wong salam yang intinya mendoakan kok malah disingkat-singkat.
Selesai mandi si Zi segara meraih kembali kursi belajarnya dengan kertas-kertas bertumpukan di atas mejanya yang seolah mereka telah menanti-nantikan kedatangannya.
Dah malem udara masih tetep panas juga. Ini baru tahun 2008, bagaimana dua puluh tahun mendatanng, Bandung bakal jadi lautan api lagi kayaknya … hi hi na’udzhubillah. Memang manusia tidak akan pernah ada puasnya membangun terus maunya, ada lingkungan mereka gak mereka perhatikan. “ ah mending bikin jus aja deh, terus nyicil baca baca tulisan plus interviewku sama dosen juga sama teman temantentang pengalaman cinta dimasa remaja mereka, kaya’nya seru, ungkapnya.
Sebuah ungkapan cinta sang benalu…dalam penantian ilalang rindu.
Baginya mencintai adalah proses memahami dan merekan. Mungkin
Itu terlalu sederhana untuk pengungkapan makna cinta. sebab, cinta bagi
Banyak orang adalah kesetiaan, setia beerarti menyertai selamanya. Lalu
Apakah harus memiliki selamanya ? ia rasa gak perlu cukup dengan merasa
cinta hadirlah cinta itu.
Memenjara cinta baginya adalah membunuh kemerdekaan. Cinta adlah
Awan yang mengembara bebas untuk singgah semaunya dimana saja.
Sebagaimana bunga diantara dedaunan yang menguncup awalnya
kemudian bersemi mekar dan mewangi. Tak perlu memetiknya untuk
dapat mengungkapkanperasaan cinta pada bunga. Dengan menciumi semerbak
harum wanginya, memandangi indah bentuk dan warnanya yang mempesona,
itu cukup. untuk apa? Kalau kemudian bunga itu menjadi layu, berpisah dari tangkainya
terpisahkan dari kesegaran dedaunannya, terenggut kebebasannya, jika sesudah itu ia
paling paling di buang begitu saja. Membuang cinta? Tidak.
Memang, memang cinta yang cukup untuk cinta . ya hanya cinta mencintai cinta.
Sebagaimana ciintaku kini padaNya yang Maha Pencinta.
Khurnain, mahasiswi UNPAD bandung 98-99
“ wao..teh Ain, gak kusangka, beliau juga pandai merangkai kata. Tapi, masak ia sih the Ain yang sebaik beliau, akademisnya oke, agamanya kuat, komunikatif dah gitu cantik lagi, cintanya pernah gak kesampaian, atau malah pernah di hianati. Siapa gerangan cowoknya itu, sesempurna apa dia? Tanya Zi dalamhati, dengan nada heran gak percaya akan apa yang pernah di alami satu kakak kelasnya yang sekaligus merupakan guru ngajinya. Darinya ia banyak belajar ilmu ilmu agama dank arena bertemu dengannya ia semakin termotivasi untuk lebih memperdalam kandungan alqur’an terutama setelah mendengar penuturannyayang ia peroleh dari saah satu dosen terpavoritnya bahwa semua kiat penyembuhan segala penyakit baik baik penyakit jasmani maupun jiwa, tekanan mental dan pikiran sudah tidak bisa di tempuh, maka satu satunya cara adalah di perdengarkan padanya kalam kalam Allah yang mu’jizatnya belum dan tidak akan tertandingi.
“ ehem…ehem, gi ngayal tentang pa sih , mpe ada orang masuk gak ketahuan”. Seru mbak mey mengagetkan.
“ eh.. ada mbak mey,.. he… gak ngayalin apa apa kok, lagi terheran aja sama tulisan the Ain
“ teh Ain ustadzah ngajimu itu ndok? “ Tanya mbak Mey, seolah teringatkan dengan sesosok perempuan yang pernah ia kenal.
“ giimana kabar sekarang beliau? kapan kamu ketemu lagi, salam mbak buat beliau?”
“ Alhamdulillah, beliau baik mbak. Insya allah kamis sore minggu ini Zi ada jadwal ngaji qur’an sama beliau. Insya allah Zi sampaikan.”
“ mbak mey, Zi boleh Tanya gk?
“ boleh “
Mbak Mey percaya gak sama keadilan tuhan? Soalnya Zi masih sering nemuin orang orang yang di mata Zi mereka itu sangat baik, akhlaknya terpuji, sholehah, yah seperti teh Ain lah contohnya, tapi masih ada yang menyakitinya. Terus tentang cinta atau jodoh naeh, menurut pendapat Zi, orang sebaik the Ain seharusnya mendapat suami yang gak jauh dari teh Ain, ko mlah sebaliknya bukannya allah telah berfirman : “ orang baik itu untuk orang baik “, terus dimana dong keadilan tuhan?.
“ ehh kamu tu enduk hati hati kalau ngomong. Iya, mbak sangat percaya tok, sama keadilan gusti Allah. Jangan kamu suka menghukumi sesuatu itu dari satu sisi saja. Siapa tahu mungkiin dengan cobaan cobaan itu malah menjadikannya lebih dekat dengan gudti allah. Kalau jodoh itu kan sudah menjadi kuasa allah, dan mbak juga sangat percaya dengan janjinya gusti allah , kalau orang baik itu juga imsya allah akan mendapat orang baik pula. Kalau mungkin terjadi disana yang namanya hianat, ganti istri, itu masalah hatinya manusia, bukan pada masalah keadilan tuhan. Kan gusti allah memang menjadikan hati kita dan disipatinya dengan qolab, yang artinya selalu berbolak balik. Maka itu kanjeng nabi saw sudah mengajarkan kepada kita agar selalu berdo’a supaya hati kita di tetapkan pada agamaNya yang sempurna, “ dan tidak mudah berbolak balik”.
“ udah kamu istirahat dulu aja, biar pikiran kamu gak kemana mana “.
“ eh tapi enduk.. kamu sendiri kapan menikah ? “ Tanya mbak mey”
“ wah … belum siap dan masih khawatir kalau nanti dapat suami yang nggak baik, apalagi kemarin waktu browsing dapat worning lagi bunyinya gini mbak.
“ waspadalah wahai kaum wanita ( istri ) ! “
Di zaman sekarang ini banyak kaum laki laki yang bercita cita untuk beristri lebih dari satu. Hati hatilah ! “ gitu mbak, kan nggak mau di madu. “
Kamu itu enduk, khawatirnya ya khawatir tapi jangan terlalu. Kalau mau pingin tahu seperti apa calon suamimu nanti, kamu pun sekarang sudah bisa ketahui sebenarnya”
“ caranya? “ Tanya semangat!”
Sekarang kamu ngaca dengan diri kamu. Kalau kamu sudah merasa beragama dengan baik, bakti kamu pada orang tua juga baik, insya allah calon yang di tetapkan gusti allah buat kamu nantinya yang gak jauh dari karekter dan kebiasaanmu. Kalau kebetulan kok jauh berbeda, percayalah kalau di balik semua itu pasti ada hikmahnya. Mungkin dengan begitu kamu jadi tahu kekuranganmu yang harus di sempurnakan.
“ kalau masalah di madu… memangnya mbak mau? “ Tanya ZI menantang “
“ memang wanita cendrung egois. Dan anak seumuran kamu masih cendrung berpikir Idealis.”
“ coba enduk bayangkan, kalau dalam islam nggak di syariatkan di perbolehkan istri lebih dari satu, akan menjadi sangat banyak sekali para wanita yang tidak akan mencicipi surga dunia. Bayangkan sekarang perbandingan kaum lelaki dan wanita saja 1 : 8, gimana lo, 20 tahun mendatang”
“ berarti mbak mau di poligami?”
“ bukan berearti begitu, beraharap sih ya semoga itu nggak terjadi, tapi kalaupun ia, ya tawakkal sama gusti sing kuasa ing atasi atase hati kawulo tu”
“ apa itu mbak? ZI nggak paham “
“ itu artinya bertawakkal dan sabar… enduk. Buah kesabaran itu manis. “
“ dah tidur, istirahat dulu kamu, besok bangun kesiangan lagi.”
Keesokan harinya dengan semangat baru Zi bergegas menuju bundaran KAA yang lumayan jauh dari kontrkannya. Kali ini ia tidak mengendarai sepeda motornya, ia lebih memilih naik bis Damri ber AC yang beroprasi menuju lokasi itu. Bus yang ia nantikan tak lama kemudian tiba, seketika ia masuk, terlihat bangku bangku bus masih kosong penumpang, namun begitu ia lebih memilih untuk mendekati seorang wanita yang duduk di deretan bangku ke -2 berkerudung biru muda di dekat jendela, yang ia yakini wanita itu bukan orang lain yang masih asing yang ia kenal sebelumnya
“ assalamualaikum” sapanya sopan”
“ waalaikum salam wr.wb. eh Zi “ jawab beliau seolah terkagetkan.
“ apakabar? Tumben ngebis , kemana motornya? Rusak,” Tanyanya heran”
“ kabar baik the, motor nggak rusak, tapi ini memang sengaja the, khawatir hari ini udara bandung akan semakin panas, yah macet macet dikit nggak jadi masalah, agar sulit tetap putih dan cerah, he…he… jawab Zi dengan sedikit canda riuhnya.
“ teh, tumben Busnya jam segini masih kosong, biasanya penuh desak desakan ? Tanya nya heran.
“ awalnya teteh juga heran, tapi keheranan teteh terjawab setelah membaca Koran pagi ini… cob abaca!” serunya pada Zi.
“ masya allah!. Kalau gini caranya bisa jadi kemarin menjadi hari terakhir Zi naik sepeda motor deh!”
“ maksudnya Zi”
“ iya the… gimana mau menikmati naik sepeda motor lagi kalau beli bensin aja Rp 10.000/liter, uaaah…bener bener pemerintahan sekarang ini!” ungkapnya kesel.
“ iya itu kan tugas utamamu sebagai mahasiswa, unjuk rasa dan demontrasi, perjuangkan nasib masyarakat kita Zi! Suarakan jiwa jisa edialis kalian mumpung kalian masih pada muda.
“ ooo yaaa… ngucapin kata muda, jadi ingat tema yang kamu ambil kemarin waktu interfiew. Boleh tau Zi, kok yang di ambil temanya tentang pengalaman cinta di masa muda/ remaja, kenapa?”
“ ooh tema itu teh.. gak tau juga, Zi juga heran ketika Zi mengajukan tema yang berbau social, problem belajar, rumah tangga, masyarakat, dosen pembimbing Zi gak menerima, giliran Zi mengajukan tema cinta ini, beliau lansung meng Acc”
“ wah .. dosen kamu gaul dong! “ seru teh ain.
“ kurang lebih begitu, tapi setelah Zi teliti, berdasarkan penelitian terkini, di nyatakan factor terbesar penyebab stresnya kaum muda sekarang 95% problem cinta. 72 % mikirin masa depan, terus 50% materi biaya kuliah, 25% karena ujian” jawab Zi meyakinkan.
“ aaah.. masak iya sih Zi, valid nggak tuh sumber datanya?” Tanya teh Ain meragukan.
“ bisa di jamin teh” jawab Zi penuh keyakinan.
“ kalau boleh tau teteh mau pergi kemana? , ke kampus? “ Tanya Zi”
“ nggak, kebetulan hari ini nggak ngampus. Ini mau menghadiri acara seminar yang di gelar di bundaran Kaa siang ini.”
“ seminar bedah buku bestseller tentang wanita mulimah itu?”
“ loh, kamu tau juga? “
“ lah ini juga mau kesan teh!”
“ nggak salah denger teteh, Zi mau menghadir seminar itu. “ Tanya heran sedikit meragukan.
“ yah teteh, masak gak percaya, beneren teh! “ ungkapnya meyakinkan.
“ bukan begitu Zi, soalnya teteh perhatikan, sekarang itu jarang sekali mahasiswa yang mau menghadiri acara seminar. Lain halnya kalau ada acara demo atau unjuk rasa, nggak ada yang ketinggalan.”
“ he..he..teteh memang bener, jadi tersinggung!”
“ tapi teh kali ini seminarnya lain.”
“ lainnya ?”
“ iya, karena di samping temanya temanya mengupas buku yang bestseller, penulisnya pun bener bener terakui hebat, beliau bisa mensihir para pembaca dengan rangkaian kata katanya, menyulap yang sudah sangat biasa bagi kita menjadi luar biasa. Dan satu lagi teh, doorprize hadirnyakan dapat bukunya dengan Cuma Cuma. Itu dia, kantong mahasiswa keseringan kangkernya, jadi jatah beli buku sampai nggak terlist jadinya. He….he…. kan lumayan teh!’’
“ ooo memangnya kamu itu, tapi memang bener, penulis penulis seperti beliaulah yang saat ini kaum muslimin butuhkan, jadi buku buku yang berbau agama tidak membosankan lagi, majalah majalah islami bisa jadi paforit pasaran” ungkapnya penuh harap.”
“ bus Damri ber AC itu terus melaju, mesti panas mentari mulai membakar, namun dia tetap bertahan membawa penumpang hingga tujuan. Penuh sesaknya jalan pun tak menjadi rintangan, yang pasti hanya satu yang menjadi impian, keselamatan penumpang. Itu yang di utamakan.
Zahrotus Saidah


Selanjutnya....

Pendidikan Seks, Pentingkah?

Oleh Ellen Febry Vallentine

Ketika membaca judul di atas, saya yakin sebagian pembaca akan mengerutkan kening. Mungkin adat ketimuran yang kita anut, seks merupakan hal yang tabu. Seks adalah area pribadi yang tidak sepantasnya untuk dieksplor. Well, sebelum berbicara lebih jauh ada baiknya kalau kita samakan persepsi mengenai apa itu seks?

Banyak orang beranggapan bahwa berbicara mengenai seks tidak jauh dari membicarakan seputar suami istri, sehingga seks menjadi tabu untuk di bicarakan. Paradigma seperti inilah yang harus di perbaiki. M Sofyan Sauri S.Sos, selaku senior koordinator central mitra remaja (cmr) yang merupakan salah satu unit kegiatan dari perkumpulan keluarga berencana Indonesia (PKBI) menyebutkan: selama ini jika kita berbicara mengenai seks, maka yang terbesit dalam benak sebagian besar orang adalah hubungan seks, padahal seks sendiri artinya adalah jenis kelamin yang membedakan antara lelaki dan perempuan secara biologis. Seksualitas mencakup beberapa hal antara lain :

Dimensi biologis, yaitu berkaitan dengan organ reproduksi, cara merawat kebersihan dan kesehatan.

Dimensi psikologis, seksualitas berkaitan dengan identitas peran jenis, perasaan dalam seksualitas dan bagaimana menjalankan pungsinya sebagai makhluk social.

Dimensi Sosial, berkaitan dengan bagaimana seksualitas muncul dalam relasi antar manusia serta bagaimana lingkungan berpengaruh dalam pembentukan pendangan mengenai seksualitas dan pilihan prilaku seks.

Dimensi Kultural, menunjukan bahwa prilaku seks itu merupakan bagian dari budaya yang ada di masyarakat.

Dari sini bisa kita tarik kesimpulan, bahwa kecakupan seks itu luas sekali, tidak selalu membahas suami istri tapi lebih dari itu, seks mencakup berbagai dimensi kehidupan manusia yang tidak bisa di pungkiri keberadaannya. Manusia adalah makhluk seksual,oleh karena itu sebagai manusia yang ideal,kita harus mampu memposisikan diri menurut identitas seksual kita. Maksudnya, ketika seseorang mampu memainkan peran sesuai jenis kelamin yang di akui oleh masyarakat, maka bisa dikatakan seseorang telah matang secara seksual. Hal ini penting agar seseorang memahami kewajiban dan tanggung jawab yang harus di pikulnya sebagai konsekuensi logis dari statusnya sebagai makhluk seksual. Bagaimana ia menjaga kesehatan alat reproduksinya, bagaimana ia bergaul dengan lawan jenisnya, bagaimana ia harus memilih pendamping hidup sampai pada bagaimana ia menjalani kehidupan rumah tangganya.

Apakah Pendidikan Seks?
Menurut kamus Wikipedia, “ sex education is a broad term used to describe education about human sexual anatomy,sexual reproduction, sexual intercourse,and other aspects of human sexual behavior”. Jadi pendidikan seks itu menjelaskan tentang anatomi seksual manusia,alat alat reproduksi hubungan seksual dan aspek aspek lain seputar prilaku seksual, yang memiliki kaitan dengan lawan jenis misalnya seorang wanita yang mencintai laki laki atau sebaliknya, dan ini merupakan prilaku seksual.

Dan yang menjadi pertanyaan sekarang ini adalah, apakah wajar para remaja mengetaahui tentang seks? Di awal telah penulis paparkan bahwa manusia pada dasarnya makhluk seksual, jadi sah saah saja manusia punya rasa ingin tahu tentang seks itu, khususnya remaja yang rasa ingin tahunya sangat besar. Hanya saja yang menjadi masalah sekarang ini adalah ketiadaan fasilitas yang bisa menjawab rasa keingin tahuannya itu, baik dari pihak keluarga, sekolah, maupun masyarakat sehingga remaja merasa terabaikan dan kebutuhannya tidak terepenuhi. akhirnya ia mencoba menjawab rasa ingin tahunya itu lewat media media baik cetak seperti majalah , Koran atau elektronik seperti internet, televise dan sumber informasi lain.sementara kita tahu banyak dari media tersebut yang bukannya memfasilitasi remaja agar mempunyai persefsi yang benar tentang seks, justru menjerumuskan mereka dalam perilaku seks yang menyimpang akhirnya mereka kecanduan dengan VCD porno, komik porno dan gambar gambar cabul.

Remaja adalah masa transisi dari anak anak ke masa dewasa baik transisi dalam hal biologis, kognitif maupun social.transisi fisik pada remaja mulai berubahnya organ organ fisik, seperti pada laki laki: suara mulai membesar, tumbuhnya bulu bulu halus pada organ tertentu. Begitu juga pada perempuan yang mengalami transisi yang menandakan ia mulai matang secara biologis. Dan semua perubahan tersebut tentu daja mempengaruhi kehidupan seksualnya, yang dulunya cuek soal penampilan sekarang jadi suka dandan, dulunya masa bodoh jika ketemu dengan laki laki ganteng, sekarang berubah menjadi deg degan. Semua perubahan itu tentunya membutuhkan perhatian khusus dari lingkungannya bukan malah di tutup tutupi atau berusaha menghindar. Sebab ketika dia tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan, ia akan terus mencari apakah itu dia bertanya kepada teman, browsing di internet, baaca majalah dll. Padahal belum tentu jawaban yang ia dapatkan bernilai edukasi.

Kontroversi Pendidikan Seks
Selama ini masyarakat memiliki stereotype yang keliru mengenai pendidikan seks, banyak yang menganggap pendidikan seks tabu dan kurang pantas di berikan, khususnya pada remajakarena akan membuat mereka semakin penasaran dengan seks dan di kuatirkan akan mencoba coba. Sekarang phenomena yang terjadi justru sebaliknya , ketika pendidikan seks tidak diberikan karena di anggap tabu, remaja justru semakin penasaran dan mencari jawaban dari sumber sumber yang tidak bisa dipertanggung jawabkan.

Ada juga yang beranggapan untuk apa pendidikan seks, bukankah yang lebih penting adalah membentengi mereka dengan pendidikan agama yang kuat? Memang pendapat ini tidak salah tapi menurut saya adalah pendidikan agama merupakan sebagai dasar atau benteng bagi kita agar tidak terejerumus pada prilaku negative. Tapi apa itu bisa menjawab persoalan mereka? Belum tentu.

Bagaimanapun kita hidup di lingkungan heterogen dengan segala bentuk tingkah lakunya. Kita tidak bisa hidup hanya dalam dua hal : boleh dan tidak boleh, apalagi bagi remaja yang kluktuasi emosinya belum stabil, semakin dilarang justru semakin penasaran. Terkadang sulit bagi kita untuk membedakan mana hal yang boleh dilakukan dan yang tidak, seiring pergesekan nilai dalam masyarakat. Dulu mojok berduaan saja sudah di sorakin, dan orang cendrung malu mengumbar kemesraan di depan umum. Tapi sekarang justru sebaliknya, orang di anggap kampungan kalau tidak punya pacar, begitu juga orang tua akan mresah melihat anaknya tidak punya pacar takut anaknya tidak laku atau sulit dapat jodoh.

Sayangnya dari pihak keluarga ssendiri khususnya orang tua kurang siap menghadapi perubahan tersebut. Ada orang tua yang selalu memprotect snsknys, ini gak boleh, itu gak boleh, tanpa member pemahaman kepada si anak kenap ini boleh dan tidak. Anak tidak di berikan kesempatan untuk menentukan sikap sendiri memilah dan memilih mana yang baik dan tidak sehingga jangan kaget jika ada anak yang bermuka dua, dirumah dia anak manis tapi ketika di luar dia anak yang liar.seperti halnya pendidikan seks yang masih menjadi kontraversi. Disatu sisi orang masih merasa malu untuk membahas tentang seks, tapi disis lain dengan tidak di berikan pendidikan seks anak tidak akan mendapat pemahaman yang benar tentang seks, dan dari ketidak pahamannya itulah ia tidak merasa bertanggung jawab atas kehidupan seksualnya.

Sebenarnya tidak ada yang perlu dipermasalahkan, tinggal pendidikan seks yang bagaimana yang harus di berikan? Yang perlu di ingat belajar tentang seks berbeda dengan belajar keterampilan tertentuseperti belajar memasak agar kitaa tahu resep apa yang di pakai supaya masakan yang di buat terasa enak,namun belajar seks bukanlah untuk mengetahui bagaimana aktifitas seks yang aman, belajar seks lebih bertujuan untuk menjaga diri kita dari prilaku seks yang menyimpang.

Penerapan Sex Education
Memberikan pendidikan seks itu gampang gampang susah, kalau terlalu di biuka berbahaya, di tutup tutupi juga tidak baik. Yang paling pas adalah memasukkkan sex education kedalam kurikulum sekolah. Karena dengan itu materi yang di sampaikan tidak akan ngelantur kemana mana dan di deduaikan dengan tingkat pemahaman anak. Dan konsekuaensinya harus ada tenaga ahli yang kompeten di bidangnya untuk mengemas materi tersebut.dalam artian menetapkan bahan pelajarannya, standar kompetensinyaindikator pencampaiannya seperti apa, sekaligus mampu menyampaikan dengan baik.

Saya pikir sudah mulai banyak sekolah sekolah yang menrapkan seks education, dengan menyisipkannya kedalam pelajaran biologi atau bimbingana karir misalnya.hanya saja hal sepeti itu saya pikir kurang maksimal karena yang terjadi salama ini anak cendrung malu dan kurang tterbuka untuk bertanya dan menyampaikan pendapatnya. Sebaiknya untuk materi sex education memang di sediakan waktu khusus dengan kelas yang khusus pula, maksud di bedakan antara kelas laki laki dan perempuan agar penyampainnya bisa maksimal.

Namun bukan berarti dengan di masukkannya pendidikan seks kedalam kurikulum sekolah, hanya sekolah saja yang bertangggung jawabterhadap masalah ini. Keluarga dan masyarakatpun diharapkan memiliki andil dengan menanamkan rasa malu sejak kecil misalnya atau dengan tidak teus terusan menyajikan hiburan seronok yang bisa merusak mental remaja.untuk itu kesimpulannya adalah bahwa pendidikan seks sangat penting di berikan kepada remajaagar mempunyai pemahaman yang benar mengenai seks dan bertanggung jawab terhadap kehidupannya. Karena remajalah yang nantinya akan meneruskan tonggak perjuangan suatu bangsa.
Selanjutnya....

Generasi Rabbani yang Futuristik dan Paganisme Globalisasi

(Primus Inter Pares atau The Best among the Bad)

Dulu, globalisasi membuat saya enggan untuk melangkahkan kaki…
Malu untuk mengangkatkan muka…
Malas untuk menggerakkan tangan…
Tetapi sekarang, saya bersemangat…
Mengaktualisasikan diri menjadi salah satu dari barisan para generasi rabbani…

Sudah menjadi hal yang lumrah ketika banyak orang mengatakan bahwa dekadensi moral yang menghinggapi generasi muda sudah mencapai pada titik yang sangat menghawatirkan. Ibarat penyakit kanker yang terus menggerogoti kesehatan manusia sampai menghembuskan nafas terakhirnya. Seperti itulah yang kita hawatirkan, dekadensi moral yang terus menunjukan peningkatan dalam setiap aspeknya dapat menyebabkan hancurnya bangsa tercinta ini. Akhirnya, keinginan bersama untuk memajukan bangsa akan terhenti ditengah jalan.
Nakal! kiranya kalimat itulah yang terlontar dari para orang tua menanggapi tingkah laku sebagian remaja zaman sekarang. Dalam bukunya Rules of Sociological Method, Emile Durkheim menjelaskan bahwa, perilaku menyimpang atau jahat jika terjadi dalam batas-batas tertentu dianggap sebagai fakta sosial yang normal, selama tidak disengaja dan sampai pada batas-batas ketika masyarakat merasa resah dengan munculnya kejahatan tersebut.
Namun apa yang akhir-akhir ini terjadi? kita melihat jelmaan penyimpangan yang merajarela, kita mendengar teriakan kejahatan yang menggema dan kita merasakan hawa kebengisan yang terus menghantui kita. Jangan aneh, kalau bukan generasi muda, maka siapa lagi actor leading-nya? miris bukan? itulah yang terjadi dihadapan kita sekarang.
Maka, “kenakalan multidimensional” menjadi kalimat yang tepat untuk mewakili realitas faktual ini. Betapa tidak? Dari kenakalan biasa, bersifat amoral dan tidak ada dalam undang-undang sampai kenakalan yang bersifat pelanggaran dan kejahatan, telah nampak didepan pintu rumah kita.
Tawuran menjadi solusi bagi mereka yang merasa terusik oleh temannya dari kelompok lain, meskipun dalam permasalahan yang sangat spele. Kepalan tangan dan bongkahan kayu seolah wajib mereka hantamkan kepada siapa saja yang bermasalah dengannya. Mereka tidak lagi memikirkan akibat dan kerugian yang akan dideritanya nanti.
Tidak hanya berhenti sampai disana, didukung dengan keadaan jiwanya yang sedang dalam “pencarian identitas”, mereka menyambut baik datangnya sebuah kebudayaan yang entah dari mana awalnya dan tidak diketahui sampai dimana akan berakhir. Beramai-ramai mereka minum minuman keras, beramai-ramai mereka menghisap sabu, narkotika dan obat-obat terlarang. Entah berapa bungkus mereka habiskan setiap harinya, yang pasti, kurva penggunaan minuman keras, narkotika dan obat-obat terlarang menunjukan peningkatan yang sangat pesat dan terus berkembang.
Bukan hanya itu, dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, di satu sisi memudahkan kita semua untuk mengakses hal-hal baru, meraih informasi, menggali pengetahuan dan meperluas wawasan, dan disisi lain memudahkan kita untuk mengakses hal-hal yang pada hakikatnya dahulu dianggap tabu. Kini semua itu bisa diakses oleh siapa saja, kapan saja dan dimana saja, termasuk dalam layar yang kecil mungil seperti dalam Hand phone. Para pengguna internet dapat dengan mudah menikmati situs pornografi yang sudah tidak terhitung lagi jumlahnya. Dari mulai yang bisa dinikmati dengan gratis, sampai dengan yang harus bayar dengan harga tinggi.
Fenomena ini semua adalah nyata. Perangkat teknologi multimedia mutakhir telah menjadikan sesuatu serba mungkin, menghadirkan apa yang kita cari tanpa membutuhkan banyak ruang dan waktu. Marshall McLuham mengibaratkan dunia yang luas ini sebagai global village dan borderless word. Artinya, Semua batas yang ada didunia ini hilang begitu saja. Hilang sudah batas dunia wilayah Amerika, Indonesia dan Cina. Hilang sudah batas dunia usia anak-anak, remaja dan dewasa. Semuanya diberikan kesempatan untuk mengaksesnya tanpa halangan apapun. Hilangnya batas-batas tersebut, mengakibatkan hancur dan punahnya khazanah budaya lokal, yang pada hakikatnya merupakan ciri khas sebuah bangsa.
Masa remaja merupakan suatu masa transisi dari anak menjadi dewasa, sebuah masa yang sangat menentukan dalam sejarah hidup setiap manusia. Mentalnya diuji dengan berbagai fenomena yang terus menghadangnya, karena generasi muda adalah generasi penerus bangsa yang dituntut mempunyai mental yang tahan banting, dan terus berupaya meningkatkan kualitas dirinya untuk bersaing secara sehat, dengan siapa saja yang telah memproklamirkan dirinya siap bersaing dalam dunia tanpa batas, yang kita kenal dengan istilah globalisasi.
Pemaknaan Globalisasi memang agak rumit, karena sangat kompleks, berkaitan dengan segala aspek kehidupan, meski pada awalnya hanya berhubungan dengan aspek perekonomian saja. Setiap para ahli dibidangnya pun berbeda memaknainya. Misalnya Anthony Giddens penulis buku terkenal yang berjudul Runaway World, How Globalisation is Reshaping Our Life, memaknai globalisasi sebagai intensifikasi hubungan sosial di segenap penjuru dunia yang menghubungkan wilayah-wilayah yang berjauhan dengan metode khusus, sehingga apa yang terjadi pada tingkat lokal dapat dipengaruhi oleh kejadian-kejadian yang berlangsung di tempat lain, begitu juga sebaliknya.
Dalam istilah Thomas Friedman, globalisasi yang terjadi sekarang “semakin jauh, semakin cepat, semakin dalam dan semakin murah…”Globalisasi memberikan kesempatan bagi siapa saja untuk tampil sebagai actor leading. Dengan kekuatannya yang dahsyat, globalisasi menghancurkan dinding-dinding pembatas, yang selama ini membatasi unsur-unsur yang terkait. Meminjam istilah David Held yang mejelaskan bahwa, sedikitnya dengan globalisasi ada dua fenomena yang muncul ke permukaan. Yaitu melonggarnya rantai-rantai yang membatasi aktivitas politik, ekonomi, dan sosial sehingga scoupe semua aktivitas tersebut kini membentang seluas dunia, dan semakin intensnya tingkat interaksi dan hubungan di dalam dan di antara negara-negara serta masyarakat.
Dua orang Profesor dari Harvard University, Robert O. Koehane dan Joseph S. Nye Jr. menjelaskan bahwa Globalisasi yang terjadi sekarang adalah thick globalization, telah menyentuh siapapun dan dimanapun, bisa dilihat dari semakin padatnya jaringan (density of network), semakin cepatnya lembaga-lembaga dunia berhubungan (Institutional velocity) dan munculnya sifat saling ketergantungan diantara mereka.
Effendi Hasan dalam tulisannya Globalisasi dan pengaruhnya terhadap Negara miskin, yang dimuat di www.acehinstitute.org, menyebutkan bahwa lahirnya globalisasi memiliki banyak faktor, diantaranya adalah sebagaimana yang dijelaskan oleh Mitchell dan Tonelson. Lahirnya globalisasi diseluruh dunia adalah akibat tindakan kongres Amerika di bawah pimpinan presiden Reagen yang menjalankan kebijakan Neo-Liberalisme pada tahun 1984 yang bertujuan untuk merubah kebijakan, menghindari kemerosotan ekonomi yang telah menimpa seluruh Negara pada waktu itu. Melalui kebijakan liberalisasi, deregulasi, dan penswastaan yang menyebabkan investor Amerika Serikat lebih banyak berivestasi di luar negeri. Kebijakan Amerika ini diikuti oleh Negara Inggris yang dipimpin oleh Margaret Thatcher. Apa yang dilakukan oleh kedua Negara tersebut menyebabkan terjadinya persaingan secara besar-besaran dalam aspek multinational. Akibatnya gelombang besar globalisasi tak terbendung. Hal ini juga mnyebabkan tercetusnya engine of the growth atau terjadinya perubahan struktural dalam setiap aspek kehidupan diseluruh dunia dalam segala aspeknya, yang berbeda dan tidak pernah dialami oleh umat manusia pada masa-masa sebelumnya.
Kalau memang demikian, globalisasi merupakan sebuah proyek yang diusung oleh negara-negara adikuasa. Globalisasi adalah neo-liberalisme dan kapitalisme dalam bentuknya yang paling mutakhir. Negara yang kuat, kaya dan mampu bertahan akan terus hidup (survival of the fites) dan akan mampu mendominasi serta mengendalikan perekonomian dunia. Sebaliknya, negara-negara lemah dan miskinmakin tak berdaya sampai pada akhirnya hancur lebur karena tidak mampu bersaing.
Pada dasarnya, ternyata dominasi yang telah terjadi dan berasal dari globalisasi ini telah mengarungi beberapa fase yang sangat panjang dan berkaitan satu sama lainnya. Mulai dari fase kolonialisme di Eropa yang mendominasi negara-negara lainnya dengan imperialisme, hegemoni, penjajahan dan penindasan. Setelah keadilan dan panji kemerdekaan tertancap diberbagai negara, kolonialisme mulai tidak menampakkan kebengisannya. Tetapi sayang, dominasi masih saja terjadi. Meski dominasi ini tidak menggunakan kontak fisik, dominasi muncul dengan seperangkat ideologi yang disisipkan dalam kepentingan ekonomi, poitik dan budaya. Ya, masa ini dikenal dengan neo-kolonialisme atau fase pembangunan dan masa developmentalisme. Negara-negara yang baru merdeka ini berada dalam kekuasaan satu negara super power yang telah menancapkan ideologinya dengan sangat kejam. Kemudian lahirlah Fase terakhir yang dapat kita saksikan sekarang ini dengan ditandai oleh liberalisasi dalam segala bidang. Berawal dari terbentuknya GATT (General Agreement Trade and Tariff) hingga WTO (World Trade Organization) yang bekerjasama dengan lembaga donor international seperti IMF dan Bank Dunia. Inilah era yang kita kenal dengan globalisasi.
Nah, konsekuensi dari partisipasi menjadi anggota WTO adalah diadopsinya persyaratan-persyaratan liberalisasi perdagangan dan teori-teori ekonomi positivistik ke dalam Undang-Undang. Seperti Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1994 tentang investasi yang mensyaratkan diperbolehkannya kepemilikan saham 100% penanaman modal asing. Undang-undang ini membuka kesempatan kepada perusahaan-perusahaan multinational dengan modal besar untuk menguasai Sumber Daya Usaha sehingga menyebabkan matinya perusahaan dalam negeri karena tidak mampu bersaing.
Globalisasi tidak serta merta memberikan keuntungan bagi suatu negara. Menurut peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Carunia Mulya Firdausy, globalisasi ekonomi melalui pengurangan tarif dan subsidi sebesar 30 persen justru merugikan Indonesia hingga US$ 1,9 miliar atau sekitar Rp 17,1 triliun per tahun. (tempointeraktif.com, Selasa, 19 September 2006 ).
Begitulah maksud dan tujuan dari globalisasi, menciptakan sifat ketergantungan dari negara miskin kepada negara-negara kaya. Dengan ketergantungan itu, kebijakan pemerintah khususnya dalam aspek Ekonomi selalu berubah-rubah, demi melayani kepentingan negara kaya. Keadaan Negara menjadi gonjang-ganjing tak menentu. Hal ini membawa dampak negatif bagi seluruh elemen yang ada tanpa terkecuali termasuk kepada generasi muda, bahkan mungkin, generasi muda ini merupakan sasaran utama dari globalisasi. Banyak dari generasi muda yang menerima globalisasi begitu saja tanpa adanya filterisasi terhadap apa yang dia terima, sehingga dia menerima apa saja karena dianggap bahwa arus globalisasi adalah arus yang mendatangkan kesejahteraan dan kemakmuran. Akibatnya dia terjebak kepada suatu hal yang sebenarnya asing dan tidak layak berada dilingkungannya.
Globalisasi dengan segala aspeknya, telah membawa generasi muda kepada nilai-nilai positif yang selalu bisa diambil hikmahnya, tetapi disisi lain dan kebanyakan, globalisasi membawa generasi muda kepada nilai-nilai yang kosong dari spirit, bahkan menjerumuskan mereka ke dalam jurang kenistaan yang sangat dalam. Generasi muda terpengaruh oleh hal-hal baru yang bersifat mewah, modern dan trendi. Seperti yang telah dipaparkan di awal.
Berkaitan dengan hal ini, memperbaiki akhlak dan moral generasi muda tidaklah gampang, tidak semudah membalikkkan telapak tangan. Apalagi di era globalisasi yang mempunyai pengaruh yang sangat dahsyat seperti ini. Pertama, orang tua merupakan benteng awal, sebagai orang yang paling dekat dengan anak-anaknya, yang selalu memperhatikan perkembangan setiap anak-anaknya dan melindunginya dari berbagai asupan yang digemarinya dari pengetahuan, budaya dll. Kedua, Intansi Pendidikan merupakan benteng kedua setelah orang tua, diharapkan agar mampu menjalankan perannya dengan baik sebagai wadah pengelolaan Sumber Daya Manusia yang cerdas dan berakhlakul karimah. Ketiga, Pemerintah menjadi benteng ketiga, mempunyai peran yang sangat besar dalam menentukan kebijakan-kebijakan dan perudang-udangan yang berkaitan dengan kesejahteraan dan moralitas bangsanya. Kerusakan yang dialami oleh generasi muda merupakan tanda kehancuran sebuah bangsa. Setiap orang harus menjadi contoh yang baik bagi teman disampingnya. Ini merupakan pekerjaan besar bagi kita semua, setiap elemen bertanggung jawab atas munculnya barisan generasi harapan Agama dan Bangsa yaitu generasi rabbani.
Dalam Agama Islam, mengajak manusia kepada kebaikan dan mencegahnya dari kemungkaran, merupakan satu kesempatan mulia yang diberikan kepada setiap orang tanpa terkecuali, tua muda, wanita dan laki-laki. Dari mulai anjuran untuk saling nasehat menasehati diantara teman, sampai aspek Amar ma’ruf nahi munkar yang dilakukan oleh sebuah organisasi atau para pemimpin yang kita kenal dengan istilah Ulil Amri. Yang harus disadari adalah, kewajiban Amar ma’ruf nahi munkar dalam hal ini merupakan tongkat estafet yang pasti sampai kepada kita sebagai generasi muda yang akan terus berganti seiring dengan pergantian zaman. Maka kita adalah generasi rabbani. Generasi rabbani dituntut untuk mampu mengemban amanah ini. Diharapkan agar dapat melestarikan Islam dalam segala sendi kehidupan, tanpa terjebak kedalam penafsiran prinsip keagamaan yang kaku dan stagnan serta tidak terobsesi kepada penafsiran prinsip keagamaan yang bebas tanpa batas dengan mendobrak kaidah-kaidah yang pada hakikatnya tidak perlu diperdebatkan kembali.
Kita lihat bagaimana Islam bisa sampai kepada pelosok dunia, dibawa oleh seorang generasi terbaik sepanjang sejarah yang menyatukan seluruh masyarakat dengan Agama yang berbeda dibawah suatu piagam yang dikenal dengan piagam Madinah, yang mampu mengkonsep suatu sistem negara Islam yang mampu berdiri kokoh, yaitu Nabi Muhammad SAW. Kemudian diteruskan oleh generasi yang ta’at dan memegang teguh prinsip keagamaan dengan penuh keteguhan yaitu para sahabat rasulullah. Kemudian diteruskan kepada generasi selanjutnya yang terus melestarikan Islam diberbagai benua melalui pemerintahan Umayah, ‘Abasiyah, sampai kemudian berakhir pada pemerintahan Utsmaniyah. Ya, mereka semua adalah generasi rabbani.
Generasi rabbani pada zaman sekarang adalah generasi rabbani yang futuristik, generasi muda yang mampu merespon globalisasi dengan cerdas, kritis, progressif, kreatif dan inovatif. Karena memang kalau sudah seperti ini, globalisasi tidak bisa terelakkan lagi. Globalisasi adalah tantangan yang harus dipelajari dan difahamai dengan benar sehingga bisa dilalui dan dimanfa'atkan dengan baik.
Generasi rabbani harus merespon kemajuan Barat beserta globalisasinya dengan cerdas dan kreatif. Merespon kemjaun ilmu pengetahuan Barat dengan belajar penuh semangat. Generasi rabbani adalah tulang punggung dan motor penggerak kemajuan sebuah Negara. Sebagai generasi penerus bangsa yang tangguh, ulet, dituntut untuk selalu memperkaya wawasan dan meningkatkan kualitas dirinya dalam berbagai aspek, baik moral maupun intelektual. Diharapkan agar dapat berpartisipasi aktif dalam membanguan karakter bangsanya yang khas dan dapat meraih cita-cita sebuah bangsa yang aman, tenram, sejahtera dan bermartabat, dengan meraih predikat Baldatun thoyyibatun wa rabbun ghafur. _Dani Moh. Ramdani.

Selanjutnya....

AKU DATANG MENEMUIMU

Sudah 8 jam aku berdiri di sini, di bibir pantai selatan, jawa timur. Kubiarkan riak pantai yang berbuih merendam kedua kakiku. Tanganku dengan ganasnya melempar batu-batu kerikil pada camar-camar yang berkejaran.

Di hadapanku terbentang lukisan Sang Pencipta, sebuah sileut yang membentuk rangkaian garis abstrak dengan paduan warna merah, orange, cokelat, serta bias warna alam lain yang dipantulkan dari satu warna, putih.

Mungkin raja planet itu ingin istirahat. Seharian tadi dia bekerja keras memeras tenaga. menghasilakan panas dan cahaya, termasuk siluet ini. Dia juga yang telah menemaniku dalam kesendirian, memeluk tubuh kurusku dan membelai hangat tiap helai rambutku.
Kini ia telah pergi meninggalkanku sendiri dan menyuruh seorang panglima mengawalku. Aku merasa kesepian. tapi tak apalah. Aku tidak akan memaksamu. Kau memang butuh istirahat. Terimakasih telah mengirim seorang panglima yang rupawan. bahkan kalau di bandingkan dengan wajahmu, kuakui dia memang lebih tampan.
Beratus bahkan beribu orang mencoba mengabadikan sang Panglima dengan sebuah alat digital. bahkan ada yang berusaha melukisnya menggunakan kuas dan cat. Memang indah, tapi tak seindah menatapmu secara langsung.
Di ujung sana tak jauh dari tempatkku berdiri tampak sepasang pemuda saling bergandeng tangan. Yang laki-laki kutaksir umurnya masih 17 tahun, mengenakan t-shirt berwarna biru beludru dipadu blue jeans dan sepatu sport. Sedangkan si gadis umurnya mungkin baru menginjak 15 tahun, mengenakan blend top berwarna dusty pink dengan motif bunga-bunga dan belt hijau segar. Di lehernya tergantung kalung panjang dengan bandul. mirip kalung pendeta!!! Anak muda zaman sekarang memang ada – ada saja. Mereka mengadopsi secara total style para seleb barat. Tidak hanya model baju yang mereka tiru. tapi cara berpikir, moral, bahkan dalam memilih jenis makanan. Kata mereka, itulah mode. Kalau ngga’ ikutan seperti itu bakal di cap pemuda kuper, kampungan, ngga’ modis, de el el. Uh…bangsa ini benar-benar telah kehilangan moral. Entah akan jadi seperti apa bangsa tercinta ini sepuluh tahun kedepan.
Mereka berjalan beriringan. Tapi kali ini tangan kanan si gadis melingkar di pinggang sang pemuda. Kepalanya disandarkan ke bahu kekasinya. Si pemudapun tak mau ketinggalan. Diraihnya tangan kiri gadis, dan tubuhnya ditarik hingga antara badan mereka hanya berjarak beberapa sentimeter saja. Keduanya saling pandang. Bisik angin laut memberikan getar-getar gairah. Entah apa yang terjadi setelah itu. Aku tak mau ikut campur. Itu urusan mereka. Hanya saja kuberharap si gadis tidak terlalu terlena dengan hubungan itu hingga rela memberikan sesuatu yang amat berharga dari dirinya.
Ah..kenapa aku harus memikirkan dua orang pemuda tadi? Kenapa aku berburuk sangka pada mereka berdua? Padahal boleh jadi mereka sudah resmi menikah meskipun hanya di bawah tangan (tidak melalui KUA) sebab zaman sekarang jarang-jarang ada anak muda menikah pada usia dini. Yang banyak terjadi malah merried in accident.
Kualihkan pandangan ke sisi lain. Sepasang manusia berkumpul seperti kumpulan ombak yang meninggi dan melandai. Kulihat sebagian dari mereka terayun-ayun di hempas ombak dengan pelampung hitam melingkar di pinggang. Tak jauh dari tempat itu kaki-kaki kecil berlari-lari di tepi pantai.
Aku kembali menatap langit yang mulai tampak gelap. Tiba-tiba tanpa diminta, memory otakku berputar, berproses, dan menampilkan file-file yang telah lama ku “delete”. Segurat wajah buas kini membayangiku.Tubuhku bergetar, otot-ototku meradang….TIDAKK….BAJINGAN BEJAT……. ahhhhh…tidakkkk …..pergiiiiiii. aku mencoba berteriak selantang mungkin. berharap bayangan mengerikan itu hilang dari ilustrasiku. Namun semakin aku berteriak, wajah keparat itu semakin menari-nari. Tawanya yang menyeringai…bola matanya yang hitam tajam, menakutkan seperti pucuk senjata…otot kaki dan tangannya yang kekar dan bertato mampu mematahkan persendian tubuh lawannya. Lukisan naga menjalari separuh tubuhnya yang tambun. Ufff…, bagiku berhadapan dengan malaikat maut lebih baik daripada melihat sosoknya. Tak hanya perbuatannya yang bejat, tapi juga setiap kata yang diucapkannya seringkali menikam ulu hati. “Benar-benar manusia anjing….kau..Tamim!!!!” teriakku lagi sambil melempar sandal jepit swallow yang kupakai ke arah pantai. Aku tak peduli jika harus berjalan dengan kaki telanjang atau permukaan kakiku akan kasar dan terluka. Aku hanya ingin menumpahkan perasaan sesak ini. perasaan yang selama ini kusimpan saja tanpa bisa melawan. Tuhan…kapan Kau akan memberiku kebahagiaan? Ugghhh… mulutku terasa kering. Pita suaraku serasa hampir putus . Mungkin suaraku tadi terlalu kencang. Tapi biarlah…sekalipun pita suaraku putus, itu tak mengapa bagiku. Toh, aku sudah tak punya harapan untuk hidup.
“Ada apa dengan gadis itu?” sayup-sayup terdengar bisikan –bisikan dari belakang.
“iya, kenapa ya?”
“Ge-I-El-A kali…..!
“dia..cas…cis…..cus…..”
“stt…jangan buruk sangka dulu….”
Dadaku turun naik mendengar ocehan itu. Dengan cepat kubalikkan tubuh. Ternyata puluhan orang-orang sudah ada dibelakangku. termasuk dua pemuda yang kuperhatinkan tadi. Layaknya mendapat tontonan topeng monyet gratis, mereka berkerumun membentuk setengah garis lingkaran. saling berbisik dan sesekali menatap remeh ke arahku.
“Maaf, ada apa ini?” aku bertanya dengan sedikit heran.
Semuanya langsung terdiam membisu.
“Ayo…jawab!!! Sudah capek hah??? Suaraku agak meninggi dan balas menatap mereka dengan sorot mata tajam dan menantang. Biar mereka tahu bahwa aku masih waras.
“Baik…silahkan kembali. Tidak ada yang perlu ditonton”. kuberanikan diri untuk member ultimatum.
Satu menit…dua menit…mereka masih mematung dan akhirnya membubarkan diri, kembali pada aktivitas masing-masing.
“Wong edan….” Sayup-sayup terdengar dari kejahuan. Aku tidak bisa menebak siapa yang mengucapkannya. Uh…dasar pengecut, beraninya cuman dibelakang!!!
***
Rumah lux perpaduan gaya Eropa, Jawa, Minang, dan jepara itu terlihat ramai. Rumah mewah berukir dahsyat, indah, nyentrik, dan eksotis. Kayu-kayunya terbuat dari jati yang - konon katanya- langsung di datangkan dari philipina dilapisi warna emas campur polet tembaga kehitaman. Di beranda rumahnya telah berdiri tegak tenda-tenda besar nan indah dilengkapi jajaran kursi dan meja yang diatur sedemikian rupa untuk menyambut para undangan. Depan pagar dibuat papan ukiran berbentuk gapura dililiti lampu-lampu hias kecil yang dipasang secara paralel. Rupanya malam ini adalah acara pernikahan anak bungsu Pak Tamim, Adinda Reihana Lubis.
Jangan ditanya bagaimana meriahnya acara pernikahan malam itu. Semua masyarakat desa Panti dari lapisan atas sampai bawah diundangnya. Tamu-tamu undanganpun banyak yang berasal dari kalangan elite masyarakat minangkabau. Maklum Pak Tamim adalah salah seorang pengusaha ekskutif kelapa sawit terbesar negeri Sembilan ini. Luas kebunnya mencapai 300 hektar persegi. Orang terkaya se-Minangkabau.
Gong dan rebana sudah dipukul tiga kali oleh talempo dan saluang, pertanda acara pementasan segera dimulai. Aku bersama empat orang lainnya, Saleh, Dimas, Romi, dan Ratih juga telah siap berada di puncak stage untuk membawakan tari piring. Tiga minggu sebelumnya kami harus latihan teratur sebab tarian ini tidak hanya mengandalkan gerak tapi berhubungan dengan penafasan dan keseimbangan tubuh agar ketika piring-piring berada di kedua tangan tidak terjatuh, apalagi sampai pecah.
Musik mulai dimainkan. Kami mengambil ancang-ancang untuk melakukan sembah pengantin, yaitu gerakan khusus yang dimainkan sebagai awal permulaan tari piring. Gerakan ini dilakukan sebanyak tiga kali sebagai tanda hormat pada pengantin. Aku sendiri bingung dengan falsafah tarian ini. katanya jumlah penari tidak boleh genap, harus ganjil. Ah…aneh-aneh saja.
Sebenarnya aku bukan gadis minang asli. Aku dilahirkan di pulau garam sana, sebuah pulau yang cukup luas dan memiliki komunitas penduduk yang cukup pesat, Madura. Aku terl;ahir sebagai gadis blasteran, bukan perpaduan Indonesia-Jerman, atau Indonesia Arab, tapi campuran darah Madura-Jawa. Tidak ada garis keturunan yang menghubungkanku dengan darah minang, baik dari pihak ayah ataupun ibu.
Aku masih ingat. ketika itu tahun 1996, aku masih duduk di kelas II SMP. Tahun itu merupakan masa-masa sulit bagi kehidupan keluarga kami. Ayah dan ibuku hanya bekerja sebagai buruh tani tembakau. Itupun hanya dilakukan saat musim kemarau tiba. Kalau musim hujan, ayah bekerja sebagai tukang becak atau kondektur bus antar propinsi. sedangkan ibu menjual makanan kecil dan dijajakan ke sekolah-sekolah negeri dekat rumah.
Aku ingat betul. Hari itu, hari Ahad tanggal 15 november. Seperti biasa, kalau hari libur sekolah aku ditugaskan ibu untuk mengantar makan siang buat ayah ke sawah pak Mul. Di atas meja sudah tersedia tiga susun rantang dan sebotol air minum.
“pangastete ye, nak. Bile mare, langsung abeli ka roma. Ebo’ arassa ta nyaman”
Nasihat ibu, dengan logat maduranya yang halus sebelum aku pergi.
“enggi” kataku mengiyakan, tanpa banyak bertanya.
Jarak sawah dengan rumah tak terlalu jauh. hanya tigaribu meter saja, melewati dua desa sekaligus. Letak sawah pak Mul sendiri di desa Ambat. Ada sekitar 30 orang pekerja yang bertugas merawat hektaran tanahnya. Jika musim tembakau tiba biasanya jumlah itu semakin meningkat karena sifat khas tembakau yang butuh perawatan extra. Di desaku, Waru, tidak mudah menanam berbagai jenis tanaman. Tanah yang kering serta irigasi yang jelek membuat masyarakat hanya bergantung pada hasil jagung dan tembakau atau singkong. karena ketiga jenis varietas itulah yang bisa bertahan di atas tanah dengan kadar air sedikit. Oleh karena itu, banyak penduduk yang bekerja sebagai buruh tani di desa lain untuk menambah penghasilan keluarga.
Belum sampai ke tempat tujuan, aku dikagetkan oleh suara teriakan, meluap-luap seperti dibakar bara. Entah apa yang sedang terjadi.
“Bakar……!!!
“Bunuh……!!!”
“Cincang…masak…goreng….tukang babi ngepet jangan dikasihani…..!!!”
Amarah mereka semakin menjadi-jadi. Sumpah serapah terucap tak terkendali. Brutal, kejam. Tangan-tangan mereka terkepal ke udara.
Aku tercengang. Kelu. Dadaku seketika turun naik. Nafasku tersengal-sengal. Kaki dan tangan bergetar, terasa ngilu untuk melangkah. Aku masih tak percaya dengan adegan yang kulihat. Sekelompok manusia berpakaian hitam dilengkapi caping terlihat marah besar. Di tangannya tergenggam sebilah clurit tajam, siap menggorok leher-leher yang dianggap telah menghianati adat. Mereka liar seperti binatang. Melolong bagai serigala kesurupan. Menyalak seperti anjing kekurangan makan. Disisi lain, sejumlah manusia juga tak kalah seram. Di tangan dan punggung mereka terhunus belati tajam dan sebuah anak panah. Mereka menggunakan kaos belang berwarna merah-putih. Mata mereka memerah menahan amarah. Tangan-tangan mereka terkepal seperti hendak melayangkan tinju begitu mangsa tampak depan mata. PERANG ANTAR DESA atau lebih tepatnya PERANG SAUDARA.
Di desa kami sudah menjadi adat jika salah satu dari masyarakatnya dituduh, dihajar, atau bersengketa dengan desa lain, maka seluruh komponen masyarakat akan membelanya. Tidak pandang apakah dia benar atau salah. Prinsip mereka, jika salah satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh lain turut merasakannya. Filsafat yang sungguh menyesatkan. SUKUISME.
“Fitnah….itu bohong….!!!”
“Seret….ludahi… dan buat mereka seperti perkedel!!!!”
“Jangan takut saudara-saudaraku…. lawan kejahatan……. Allahu akbar!!!”
Hah…tega-teganya mereka menyebut asma Allah saat melakukan kemungkaran. Ini bukan perang badar atau khandak. Bukan perang antara muslim dan kaum kafir untuk meninggikan kalimat Allah. Malah perang antar sesama muslim. Sebenarnya bukan muslim kukira, karena agama mereka sebatas tulisan pada kartu berkuran 9X6 cm.
“Hajar…!!!”
Suara-suara itu semakin berisik, bergemuruh, mendentum-dentum terdengar tidak sabar. Mereka sudah kehausan darah.
Aku bingung. Tak mungkin badan kecilku menyerobot sekawanan manusia yang sedap kalap itu. Buliran keringat sebesar biji jagung mengucur deras seperti aliran sungai Kapuas. Hanya satu yang harus segera kulakukan. LARI dan segera melapor ke ibu tentang perinstiwa ini.
Lamunanku terhenti saat Romi telah menyelesaikan silat pulut sebagai sembah pengantin terakhir. Kini giliranku memulai tarian dengan mencapai piring yang diatur dalam berbagai bentuk dan susunan di hadapan pengantin, mengikuti jumlah yang diperlukan penari. Dalam waktu yang sama aku juga harus menyarungkan cincin khas yang dipasang di jari tangan kanan dan kiri agar saat menari terdengar irama ting…ting…ting, hasil ketukan jari. Setelah itu aku harus memegang piring dan mengayunkan tangan ke kanan dan ke kiri mengikuti rentak musik yang dimainkan, diikuti ketiga temanku tadi. Kalau saat sesembahan aku menari dengan Dimas, kali ini kami berganti pasangan. Aku berpasangan dengan Romi, Dimas dengan Ratih. Sedangkan Saleh sendiri.
20 menit kami menari. Suara tepuk tangan membahana. Para tamu menganggukkan kepala dan tersenyum puas. Keahlianku dalam menari memang tidak bisa dianggap sepele. Firasat ibu benar. Manusia-manusia binatang tadi tidak hanya bergumul dengan kampungnya sendiri, tapi merambah ke desa lain. Pak Mul pemilik lahan terluas itu dianggap telah melakukan ajaran sesat. Warga desa Ambat dan pekerja tak mau ambil diam. Mereka membela Pak Mul, sedangkan penduduk desa Pakong tetap pada pendirian. Tepat jam 12 siang terjadilah insiden berdarah, dan ayahpun tewas. bukan sebagai pejuang yang dikenang atas jasa-jasanya, melainkan hanya sekedar buruh tani yang berusaha membela tuan tanahnya. Tidak ada upacara saat pemakamannya. Tidak ada penghormatan terkhir atas jasanya membela masyarakat Ambat. Meskipun demikian, bagiku dan bagi ibu, beliau sosok pahlawan setara Teuku Umar atau Tuanku Imam Bonjol.
Mendengar kabar tersebut ibu shock berat. Beliau stress. Nasi jarang disentuh. Yang dilakukannya hanya menangis sepanjang hari. meratapi foto ayah, dan kadang mengelus-elus baju almarhum. Dari hari ke hari bobot badannya semakin menyusut. Kilatan perak dari rambut membuat wajahnya semakin tampak tua. Tidak ada yang bisa dilakukan oleh ibu. Otot kaki dan tangannya seakan melepuh. Sosok yang demikian sabar dan tangguh tak kudapati lagi. Aku tidak tega melihat keadaannya. Kadang..., setiap selesai sholat aku berdoa kepada Tuhan untuk mengembalikan ayah agar ibu bisa tersenyum kembali. Ah..ibu…bagaimana keadaanmu saat ini?
Keadaan itulah yang membuatku harus nyinden dari rumah ke rumah, dari desa ke desa untuk menghibur tamu undangan jika ada kenduri ataupun selametan. Tak jarang aku harus meliukkan tubuh, menari - bukan berjoget -. Seiring perputaran waktu namaku mulai dikenal masyarakat luas. merambah dari desa ke kota. Tidak hanya itu, bahkan namaku telah membumbung sampai pelosok negeri, termasuk wilayah ini.
Sejak usia delapan tahun aku sudah menguasai beberapa tarian adat, termasuk tari piring ini. Hebatnya, tak ada seorangpun yang mengajariku. Aku hanya melihat dan belajar dari kepingan CD. Autodidak. Setiap pulang sekolah, sahabatku Mia mengajakku ke rumahnya yang kaya raya itu untuk belajar kelompok. setelah selesai dia akan mengeluarkan koleksi CD tarian-tarian daerah pemberian ayahnya-seorang sastrawan terkemuka yang dijuluki Si Clurit Emas.
Music berhenti. Kali ini adalah tugas terberat yang harus kami lakukan, yaitu melontar piring ke udara atau di hempas ke tanah sambil memijak-mijak kaca yang telah dipecah berukuran tiga hingga delapan sentimeter. Dalam hal ini ada sesuatu yang sampai saat ini belum kuketahui. Sebelum pentas biasanya kami melakukan ritual latihan pernafasan dan meditasi. Datuk yang tak lain sang pelatih mengucapkan mantera dan menyuruh kami duduk bersila. Kaki kanan harus diatas kaki kiri. Saat latihan pandangan harus focus pada satu titik, satu gerakan. Semacam yoga. Hal itu dilakukan setiap3 jam sehari selama 3 minggu berturut-turut. Ada pula anjuran untuk berpuasa selama 7 hari berturut-turut. Dan….ajaib….saat kaki-kaki kami menginjak kaca ataupun batu-batu tajam, kulit kami tidak cedera. Kami merasa menginjak sisi kasur yang empuk. Entahlah……aku bingung memikirkannya.
***
Tepat jam 00.00 semua acara telah usai. Para undngan telah banyak yang pulang. Hidangan makanan dan minuman juga habis tak tersisa. Langsung setelah acara usai, sang mempelai meluncur menuju sebuah hotel megah di tengah kota yang dikenal dengan…. Ah…mereka tentu saja bahagia, seru batinku. Kapan aku seperti mereka? aku berangan - angan sendiri memainkan fantasiku. Ah… seandainnya ada pemuda baik yang melamarku…., memperkenalkan identitasku pada keluaarganya…, akad nikah…., lalu….
“Hei…jangan melamun dong” tiba-tiba Romi menyentuh pundakku. Sontak aku terkejut dan fantasi yang kubangun hilang seketika.
“Huh…ga bisa liat orang seneng ya? aku sedang bermimpi tentang masa depan..”
Romi terkekeh. “Sudahlah…jangan berangan-angan. Dia lalu duduk disampingku. Sorot matanya sendu memandang ke depan. Air muka yang tadinya tampak ceria langsung berubah 180 derajat. Entah apa yang sedang dipikirkannya.
“Hidup itu seperti air, mengalir. Ikuti saja jalurnya. Tak usah kau membayangkan sesuatu terlalu jauh. Kadang impian bisa jadi kenyaataan. Namun terkadang kita harus berlapang dada ketika apa yang kita inginkan tidak bisa diraih” ujar Romi, tanpa diminta.
“Irma.. aku sama seperti kau” dia memandangku sejenak, dan kembali menekuri lantai. Setelah lulus SMA aku bercita-cita ingin kuliah jurusan kedokteran. Aku mempunyai keinginan besar menjadi spesialis jantung. Namun untung tak dapat diraih. Semuanya hanya menjadi angan-angan setelah…
“Hei…kalian berdua, cepat kesini!” pak Tamim menunjuk ke arah kami. Pembicaraan terputus. Padahal aku masih ingin mendengar kisah hidupnya.
“Nanti kita sambung lagi” ujar Romi berbisik
Aku tersenyum seraya mengangguk.
“Kalian tidak usah pulang dulu. Mobilku sedang rusak. Malam ini kalian menginap saja di sini. Besok pagi kalian akan diantar oleh Rusman, sopir pribadiku”
Kami senang bukan main mendengar tawaran tersebut. Rumah ini seperti istana. Tidak pernah kami membayangkan sebelumnya tidur dikamar luas beralaskan kasur empuk, berselimut tebal dan lembut, serta tidak diganggu oleh nyamuk-nyamuk nakal.
“Masing-masing kalian mendapat satu kamar. Ada 4 kamar di lantai 3. Untuk seorang lagi harus tidur di kamar lantai 2. Tapi jangan khawatir semua kamar sudah dipersiapkan dengan baik. Bagiku kalian adalah raja yang harus dihormati”
Kami mengangguk-angguk seraya mengucapkan terimakasih atas kebaikannya. Saleh, Dimas, dan Ratih kebagian kamar di lantai 3. Jadi mau tidak mau aku harus tidur kamar lantai 2, terpisah dari mereka. Bagiku tak jadi masalah. yang penting malam ini aku bisa tidur lelap. Badanku sudah sangat lelah.
Jam 2 malam, aku mendengar pintu kamar di ketuk-ketuk oleh seseorang. Namun aku tidak menghiraukannya. Aku tak mampu membuka kedua kelopak mata. Sangat berat, seperti di lem castol. 5 menit kemudian aku tak mendengar ketokan itu lagi. Yang aku dengar suara kunci yang sedang diputar. Aku tidak menghiraukannya. “Ah..paling-paling yang datang Ratih, numpang tidur di sini. Anak itu memang paling tidak bisa tidur sendiri. “Takut ada hantu”begitu alasannya.
Namun aku kaget luar biasa setelah kurasakan sebuah tangan mengelus-elus tangan dan kakiku. Pak Tamim!!!!aku segera terbangun dan merapatkan tubuh ke ujung ranjang. seluruh persendianku gemetar. Aku hanya memegang erat selimut tadi.
“Maaf Paaak, aaada apaaa iiiini?” tanyaku gugup
“Irma sayang…maukah malam ini kau tidur bersamaku?”matanya berkedap-kedip, mencoba mendekatiku.
Aku semakin gugup. Secepat kilat aku berlari ke arah pintu. Sekuat mungkin aku mencoba membukanya, namun tak berhasil.
“Pintu itu telah ku kunci. Ruangan ini juga telah ku disain kedap suara. Jadi meskipun kau berteriak sampai tekakmu putus, tidak akan ada seorangpun yang menolongmu. Teman-temanmu sudah kuberi obat tidur. Jadi tidak mungkin mereka akan terbangun sampai esok hari” suaranya menggelegar, memecah langit-langt kamar.
Keringat dingin mulai membanjiri. Mukaku tampak semakin pucat. Aku semakin terisak.
“Sudahlah sayang..jangan menangis, kau aman bersamaku. Laki-laki tambun berkumis tebal itu berjalan perlahan mendekatiku. Aku menyingkir dan berpegangan erat pada sofa samping kasur. Seperti lakon tom and jerry, kami saling mengintai, memburu satu sama lama lain
“Jangan takut, ayolah..”binatang itu mulai tak sabar. Di bukanya piyama dan celana kolor yang menutupi tubuhnya. Yang tersisa hanyalah segitiga pengamannya.
Aku malu melihatnya. Cepat-cepat kualihkan pandangan sambil berupaya mencari sesuatu yang bisa membuatnya jatuh tersungkur. Tidak ada pisau atau barang-barang tajam di sini. Yang ada hanya alat-alat kosmetik memenuhi meja rias.
Tak kusangka pria yang disegani masyarakat karena kekayaannya ini ternyata lebih biadab dari anjing.
Pria itu semakin mendekatiku. Aku mundur beberapa langkah, siap mengambil ancang-ancang. Tapi malang, kakiku terpeleset. Aku jatuh tersungkur. Pelipisku berdarah mengenai ujung meja yang runcing. Ternyata laki-laki itu telah memolesi lantai dengan pelumas, sehingga aku tak bisa lari dari cengkramnannya.
Dengan cepat dia memegang kedua tanganku. Aku meronta. Pandangannya buas bagaikan serigala liar yang kelaparan.ia berusaha memangsaku. Aku terus melawan sekuat tenaga. Aku berusaha mempertahankan kehormatanku. Lebih baik aku mati daripada diperkosa.
Aku terus melawan, meronta, menendang, mencakar, meludahi. Namun aku tetap seorang wanita, tenagaku tak sebanding dengan tenaganya. Kekuatanku tak mampu menandingi kekuatannya. Aku nyaris tak berdaya karena kehabisan tenaga. Baju yang kukenakan telah koyak sana-sini, tidak sempurna lagi. Anjing itu berhasil membuka rok span yang kukenakan dengan paksa. Dia terus berusaha mencumbuiku. Tangannya bergerak-gerak meraba-raba alat tubuhku yang paling vital. Aku semakin menjerit dan menagis. Aku ingin terus memberontak, tapi tak bisa. Otot-otoku telah melemas. Rasanya seperti mau mati saja.”Allahu…. akbar” hanya itu yang bisa kuucapkan.
Dan sungguh aneh…luar biasa!!!!. Aku seperti mendapat bantuan kekuatan. Dengan sekuat tenaga aku mendorong tubuhnya yang besar itu. Dia jatuh terpelanting. Kepalanya terantuk pada lantai berlapis marmer. Darahnya mendidih. Emosinya semakin tak terkendali.
“Setan alas!!!”. Dia bangkit mencoba memburuku. Tapi untung minyak yang di tuangkan sendiri ke lantai membuatnya susah untuk bergerak.Tak kusia-siakan kesempatan itu. Dengan cepat aku melakukan tendangan memutar sekeras-kerasnya ke arah kemaluan pak Tamim. Tendanganku mengenai sasaran. Pak Tamim langsung terjatuh dan mengerang kesakitan. Aku sedikit lega.
Laki-laki itu ternyata tak mudah menyerah. Dia masih berupaya bangkit dan mengejarku. Aku kehabisan cara. Kuraih botol minyak rambut yang ada di meja dan kupecahkan bagian ujungnya. Aku mencoba menakuti-nakutinya dengan menjunjung pecahan botol tersebut. Pria itu tetap tak gentar. Dan akhirnnya….crasssss. Kuhujamkan benda itu tepat di ulu hatinya. Seketika tubunya ambruk. Darah muncrat dan mengucur deras dari tubuhnya. Matanya membelakak menahan sakit. Aku tak peduli. Kebencianku sudah tak tertahan lagi. Dan….pada detik ke sepuluh jantungnya sudah tak berdetak lagi.
***
Esoknya berita segera tercium oleh pihak keluarga dan wartawan. Puluhan media massa mencoba mengexspose kasusku. “ORANG TERKAYA se-MINANGKABAU COBA GAGAHI PENARI PIRING” atau dengan judul berbeda tapi satu tema “PENARI ANDALAN SELAMATKAN KEHORMATAN”.
Rupanya Tuhan masih ingin menguji kesabaranku. Aku di vonis 5 tahun penjara. Namun teman-teman tak menyalahkanku. Prinsip mereka sama. menjaga kehormatan adalah segala-galannya. Masyarakat sekitar juga mendukungku. Mereka menghujat laki-laki kaya yang telah mati di tanganku sendiri. Selama di penjara aku masih shock dengan kejaadian itu. Setiap ada laki-laki yang berusaha mendekatiku, aku langsung berteriak histeris. Terkadang aku menjambak rambutku dan memukul-mukul badanku sendiri. Peristiwa terpahit sepanjang sejarah perjalanan hidupku. Lama…sekali waktu yang kubutuhkan untuk kembali normal.
Setelah dari penjara, aku dikirim ke pusat rehabilitasi penanganan gangguan psikologi. Aku dibimbing oleh seorang dokter muda bernama Syaifullah. Dari beliaulah akhirnya aku bisa melupakan masa lalu yang begitu suram dan berupaya untuk menatap indahnnya dunia. Beliau pula yang mengajariku sholat dan ritual lain dalam Islam. Bersama beliau aku merasakan ketenagan dan kebahagian. Tapi sayang, setelah tiga bulan aku harus berpisah dengannya, pulang ke kampong halaman-ke sebuah pulau yang sejak sepuluh tahun ku tinggalkan. Akupun sudah sangat merindukan Ibu…
****
“Pengumuman…bagi anda yang berpenumpang ferry, jurusan Madura dan kalianget diharap segera bersia-siap, karena sebentar lagi kapal akan berangkat”
Ahh akhirnya bisa berangkat juga, setelah delapan jam aku harus menunggu karena ada kerusakan kapal. Cepat-cepat ku bawa sebuah ransel punggung dan berjalan perlahan menuju dermaga. Ups…aku baru sadar ….sandal jepit swallow yang kukenakan sudah hanyut tertelan arus. Ah…tidak mengapa…., yang penting bisa selamat sampai tujuan. Ibu….aku datang menemuimu…………. I LOVE U BUNDA
****

Lady aneeza’08


Selanjutnya....

Antara Takdir dan Hasil

Perkara takdir terdapat pada urutan ke enam dari rukun iman. Satu yang harus kaum muslimin yakini sepenuhnya adalah perkara yang sampai sekarang banyak dari mereka sulit menerimanya. Karena bagi mereka yang tidak bersungguh-sungguh memahaminya serta meyakininya, maka dia akan sering mencaci serta menentang Allah Swt. Akhirnya, akan membawanya kepada kekufuran. Sebab, hasil yang mereka dapatkan sering tidak sesuai dengan apa yang diperkirakan.

Kesempatan yang dirasa emas inilah yang dijadikan fasilitas utama bagi orientalis dan para ”teroris” penghancur Islam untuk mengapresiasikan QSdari Al Baqarah:120.
Takdir sering bertentangan dengan hasil yang kita perkirakan, terkadang juga sesuai. Karena takdir gaib, manusia terhijab darinya. Manusia dibuat penasaran olehnya. Contoh sangat kongkret adalah yang termaktub dalam kitab Arbain karangan Syeikh Imam Abi Zakariyya Yahya bin Syaraf yang dikenal dengan Imam Nawawi (631--676 H), ”… Maka, demi Allah, yang tiada Tuhan selain-Nya, ada seseorang diantara kalian mengerjakan amalan ahli surga sehingga tidak ada jarak antara dirinya dengan surga kecuali sehasta. Kemudian, ia didahului oleh ketetapan (Allah), lalu ia melakukan perbuatan ahli neraka, ia pun masuk neraka… dan sebaliknya….” (HR Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah).
Hadits syarif ini menunjukkan bahwa manusia tidak mempunyai kemampuan apa-apa dalam menentukan akhir dari usahanya, dan juga bukan berarti menyeru kita berpasrah diri tanpa adanya usaha.
Patut diketahui oleh setiap muslim bahwa keberhasilan terkadang didapatkan secara tidak langsung atau juga mungkin akan didapatkan dalam lain kesempatan yang-- Allahu a’lam-- pada saat itu kita lebih membutuhkannya. Penulis teringat kata-kata Bang Yusuf ketika pria asal Depok itu menjabat bidang olahraga dan seni. Waktu itu, Indonesia gagal di piala ASEAN 2007, dan kalau tidak salah kata-kata ini adalah hasil wawancara yang dilakukan oleh reporter Sahara. Kata-kata ini juga sering digunakan para pemikir di Indonesia, ”Bahwa kekalahan/ kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda.”
Alhamdulillah, kata-kata ini terbukti pada perhelatan piala ASEAN 2008, Indonesia meraih kemenangan yang tertunda tersebut. Ya, pastinya setelah melalui hujan dan panas, ditambah tamparan debu dan hawa Libya yang hampir menggosongkan wajah.
Maka, dalam hal ini perlu kita selalu memahami bahwa ada orang yang bekerja keras, tetapi hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan yang ditargetkan, (maaf) ada yang bersungguh-sungguh mencari pasangan yang ideal sehingga menghalalkan banyak cara tapi akhirnya menikah dengan yang lain juga. Ada juga yang belajar sungguh-sungguh, begadang malam, mengurangi jam tidur, makan hampir lupa, bahkan sampai menghindari berbicara dengan orang lain, tapi rupanya nilai yang didapatkan jauh dari yang diimpikan. Ketahuilah semua telah ada digenggaman sang Kholiqun nas.
Para pembaca yang budiman patut diketahui bahwa setiap orang yang bersungguh-sungguh akan menerima hasil usahanya, dan ini adalah sunnatullah dalam kehidupan. Allah Swt berfirman, ”Dan bahwasanya seseorang tidak memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.” (QS AnNajm: 39).
Dalam ayat lain Allah berfirman, ”Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh untuk (mencari keridhoan) Kami, benar-benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS Al Ankabut: 69).
Kalau penulis boleh memberikan nasihat, ”Dalam kehidupan ini jagalah selalu tiga hal: (1) niat yang ikhlas dalam setiap amalan, (2) bersungguh-sungguh, dan (3) doa serta sabar.”
Akhirnya, teruslah berjuang dan tetap semangat. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam.
Arfiansyah Harahap
Selanjutnya....

Sukses dengan Perubahan

Saya rasa kita semua memahami bahwa untuk mencapai sukses harus berubah. Tetapi, mengapa cukup banyak orang yang begitu takut untuk berubah? Manusia adalah makhluk dengan kebiasaan. Kebiasaan inilah yang akhirnya membentuk mereka sekarang, walaupun seringkali tidak benar-benar bahagia dengan apa yang didapatkan.

Hukum kebiasaan mengatakan bahwa perilaku kita diatur oleh kebiasaan. Apabila tidak ada keputusan yang jelas dari dalam atau rangsangan dari luar, maka kita akan terus berperilaku sama. Akibatnya, kita tidak ingin berubah. Sebab, manusia cenderung mengulang-ulang hal yang sama bahkan ketika metode, strategi, atau prosedur yang digunakan tidak juga memberikan hasil yang didambakan.
Kita tidak ingin berubah karena perubahan dianggap menimbulkan ketidakpastian. Kita memilih tidak berubah karena perubahan tidak selalu mengenakkan.
Hal-hal inilah yang menyebabkan kita yang tidak ingin berubah dan lebih memilih hidup dalam zona nyaman alias comfort zone. Dan pada akhirnya memilih untuk tidak berubah atau tetap melakukan hal yang sama karena berpendapat bahwa lebih aman tidak berubah dan hasil yang akan didapatkan sudah pasti.
Pendapat ini sangat keliru karena tidak berubah sama tidak pastinya dengan kondisi bila perubahan dilakukan. Jika kita tidak berubah atau terus saja melakukan apa yang selama ini kita lakukan, sudah dapat dipastikan kita akan selalu mendapatkan apa yang selama ini kita dapatkan atau bahkan mungkin tidak akan mendapatkan apa yang selama ini kita dapatkan. Sangat tidak realistis jika kita mengharapkan hasil yang berbeda sementara kita tetap saja melakukan hal yang sama.
Ada alasan lain yang membuat orang-orang sukses dan perusahaan-perusahaan yang berkembang selalu berupaya untuk melakukan perbaikan terus-menerus atau yang berkelanjutan dan tidak pernah berakhir: continuous improvement and never ending improvement. Perbaikan terus-menerus ini oleh bangsa Jepang disebut dengan istilah kaizen. Kata kaizen dalam bahasa Jepang berarti: perbaikan terus-menerus. Prinsip perubahan dengan perbaikan bertahap inilah yang menjadikan bangsa Jepang maju pesat terutama dalam perkembangan teknologinya.
Milikilah hasrat untuk memperbaiki diri terus-menerus yang akan membuat terus bertumbuh dan berkembang mencapai potensi maksimal. Prinsip perbaikan bertahap merupakan faktor keberuntungan, kunci yang dapat digunakan dalam pekerjaan.
Di bawah ini kata-kata yang tertukis pada atas batu nisan oleh seorang uskup anglikan (1100 SM) dalam kuburan bawah tanah Gereja Westminister Abbey yang juga dikutip oleh Soemarsono Soedarsono dalam bukunya, Character Building alias Membentuk Watak.
“The willingness to change when I was young and free, and my imagination has no limits, i dreamed of changing the world, as i grew older and wiser, i discovered the world would not change, so i shortened my sights somewhat and decided to change only my country but it too seemed immovable, as i grew into my twilight years, in one last desperate attempt, i settled for changing only my family, those closes to me, but alas, they would have none of it. And now as i lay on my deathbed, i suddenly realize if i had only change myself first, then by example i might have changed my family From their inspiration and encouragement, i would then have been able to be better my country, and who knows, i may have even change the world. (An Anglican Bishop, 1100 AD, as written in the Crypts of Westminster Abbey).”
”Hasrat untuk berubah ketika aku masih muda dan bebas berhayal, aku bermimpi ingin mengubah dunia, seiring dengan bertambahnya usia dan kearifanku, kudapati bahwa dunia tidak kunjung berubah. Maka, cita-cita itu pun agak kepersempit. Lalu, kuputuskan untuk hanya mengubah negeriku. Namun tampaknya, hasrat itu pun tiada hasil ketika usiaku semakin senja. Dengan semangatku yang masih tersisa kuputuskan untuk mengubah keluargaku, orang-orang yang paling dekat denganku. Tetapi celakanya, mereka pun tidak mau diubah. Dan kini, sementara aku berbaring saat ajal menjelang, tiba-tiba kusadari: ”Andaikan yang pertama-tama kuubah adalah diriku, maka dengan menjadikan diriku sebagai teladan, mungkin aku bisa mengubah keluargaku lalu berkat inspirasi dan dorongan mereka, bisa jadi aku pun mampu memperbaiki negaraku. Kemudian, siapa tahu, aku bisa mengubah dunia.”
James Redfille menegaskan, “If you want to change the world, you first have to change yourself.” Demikian juga novelis Leo Tolstoy menegaskan, ”Semua orang berpikir mengubah dunia, tetapi tidak seorang pun berpikir mengubah dirinya sendiri.” So, intinya jika kita ingin mengubah dunia, pertama-tama kita harus mengubah diri kita sendiri dan jangan pernah berpikir bahwa orang lain yang harus berubah tetapi kitalah yang harus berubah jika memang ingin berhasil atau sukses….
Tidak mungkin ada sukses tanpa perubahan. Buatlah keputusan yang jelas untuk berubah sehingga sukses akan memihak kita dan jangan menunggu situasi yang begitu buruk yang memaksa kita untuk berubah.
Penulis tidak menafikan bahwa perubahan dapat menimbulkan ketidakpastian juga beresiko dan selalu ada kemungkinan bahwa suatu perubahan yang dilakukan tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Namun, jika kita tidak pernah mencoba sesuatu yang baru, maka sudah dapat dipastikan kita tidak akan pernah maju. Orang-orang yang sukses adalah orang-orang yang berani mengambil resiko yang telah diperhitungkan. Calculated risk.
Jika kita ingin sukses, maka kita pun harus berani mengambil resiko seperti orang-orang sukses. Ann Landers menegaskan bahwa resiko tetap harus diambil karena bahaya terbesar dalam kehidupan adalah tidak berani mengambil resiko. ”Orang yang tidak berani mengambil resiko, tidak melakukan apa pun, tidak punya apa pun, dan bukan apa-apa. Mungkin ia menghindari penderitaan dan kesedihan, tetapi ia tidak bisa belajar, merasakan, berubah, bertumbuh, dan mencintai. Oleh karena dirantai oleh kepastiannya, berarti ia adalah budak. Hanya orang yang berani mengambil resiko sejalah yang merdeka!” kata Landers.
Paulus Winarto dalam bukunya, Reach Your Maximum Potential, menegaskan bahwa: ”Orang-orang yang tidak berani mengambil resiko ibarat mereka yang hanya mampu melihat bunga mawar sebagai bunga berduri. Mereka tidak berani mendekat karena selalu takut tertusuk duri. Sebaliknya, mereka yang berani mengambil resiko mampu melihat keindahan mawar di balik durinya yang tajam. Mungkin pada tahap awal mereka akan tertusuk duri, namun lambat laun mereka semakin ahli untuk menghindarinya dan semakin dapat menikmati keindahan bunga berduri ini.”
Memang betul bahwa berubah tidak selalu menyenangkan. Kalaupun dalam proses perubahan tersebut berjalan mulus tanpa terasa ada rintangan yang berarti, mungkin itu bukan perubahan. Perubahan selalu menuntut pengorbanan. Namun, perubahanlah satu-satunya sarana efektif untuk kehidupan yang lebih baik dan untuk mencapai kesuksesan. Dalam bukunya, Thinking for A Change, motivator sekaligus pakar kepemimpinan, Dr. John C. Maxwell menyatakan bahwa: ada enam langkah yang dapat mengubah hidup kita.
Pertama, harus mengubah cara berpikir kita. Mengubah cara berpikir akan mengubah keyakinan kita. Kedua, jika keyakinan kita berubah, harapan kita berubah. Ketiga, jika harapan kita berubah sikap kita berubah. Ke empat, jika sikap kita berubah, perilaku kita berubah. Kelima, jika perilaku kita berubah, kinerja kita berubah. Keenam, jika kinerja kita berubah, hidup kita berubah.
Sejak 450 tahun Sebelum Masehi, seorang bijak bernama Heraclitus telah mengingatkan kita, ”Tidak ada yang permanen, kecuali perubahan!”
Ya, perubahan akan terus terjadi baik diharapkan mapupun tidak karena tidak ada yang abadi kecuali perubahan itu sendiri. Beradaptasilah terhadap perubahan yang dibutuhkan sehingga perubahan yang akan terjadi tidak mengagetkan kita atau bahkan memaksa kita untuk berubah. Victor Chasles bahkan pernah mengatakan, ”The sure way to miss success is to miss the opportunity.”
Ya, cara pasti untuk melewatkan kesuksesan adalah dengan melewatkan kesempatan yang ada termasuk kesempatan untuk berubah. Oleh karena itu, jangan lewatkan kesempatan yang amat sangat berharga untuk berubah sebelum semuanya terlambat. Wallahu 'alam.

By, Bint Abd Qodir

Selanjutnya....